Connect with us

OLAHRAGA

Masih Ingat Gianluca Pandeynuwu? Begini Kabarnya Sekarang

Diterbitkan

pada

gianluca borneo fc
Gianluca Pandeynuwu kini membela Persis usai 'bersekolah' di Borneo FC Samarinda selama 7 musim. (KF)

Tujuh musim berada di Borneo FC, Gianluca Pandeynuwu meninggalkan Samarinda untuk mencari tantangan baru. Begini kabarnya sekarang.

Selama berkiprah di kompetisi kasta tertinggi Tanah Air. Borneo FC Samarinda selalu konsisten menelurkan kiper-kiper jempolan. Usai mengandalkan jasa Dian Agus Prasetyo. Pesut Etam berhasil menyulap Muhammad Ridho menjadi permata.

Namun jauh sebelum kedatangan Ridho, Borneo FC sejatinya sudah lebih dulu menempa bakat dua kiper muda. Yakni Nadeo Agrawinata dan Gianluca Pandeynuwu.

Kepergian Ridho secara mendadak di akhir musim 2018. Membuat Nadeo dan Gianluca naik kelas. Masing-masing langsung berstatus kiper nomor satu dan dua Pesut Etam.

Nama pertama tak butuh waktu lama untuk menyihir publik sepak bola. Kiper berjuluk ‘Kepa Indonesia’ itu menunjukkan performa brilian pada musim 2019. Borneo FC Samarinda berhasil dibawanya konsisten di papan atas. Bahkan bersaing di perburuan juara bersama Bali United.

Sayang Nadeo tak berhasil menuntaskan penampilan apiknya bersama Pesut Etam kala itu. Usai bermain 20 kali hingga pekan ke-21 Liga 1. Nadeo mendapat pemanggilan timnas. Yang membuatnya absen membela Borneo FC sampai akhir musim. Dalam 20 laga itu, Nadeo berhasil meraih 4 kali cleansheets.

Nadeo berhasil meneruskan perfoma apiknya di timnas. Menjadi idola baru pecinta sepak bola Tanah Air. Sementara itu, Borneo FC tak begitu kehilangan dirinya. Karena Gianluca berhasil memberi rasa aman di lini belakang Pesut Etam.

Sejak pekan ke-22 sampai pertandingan terakhir pada pekan ke-34. Gianluca selalu bermain penuh sejak awal laga. Dia tak tergantikan. Juga mencatat 4 cleansheets. Sayang bagi Borneo, mereka gagal melangkah jauh. Hanya menorehkan 6 poin di 6 pertandingan terakhir. Mereka harus mengakhiri musim di tempat ketujuh. Gagal mengamankan posisi runner-up pada detik-detik terakhir.

Baca juga:   Masyarakat Diimbau Waspada, Curah Hujan Tinggi Diperkirakan hingga Akhir September

Musim berganti, setelah absen panjang, Nadeo tidak langsung balik ke Samarinda. Ia pindah ke Bali United dengan skema transfer. Nilainya dirahasiakan sampai saat ini. Berbarengan dengan itu, Diki Indriyana bergabung ke Borneo FC dari Bali United. Disinyalir eks kiper Timnas U-19 itu menjadi bagian dari kesepakatan transfer Nadeo.

Kehadiran Diki yang sama berbakatnya dengan Gianluca diharapkan dapat memberi persaingan sengit untuk perebutan status kiper utama. Namun harapan itu tampak tak sesuai harapan. Gianluca tak tergoyahkan.

Musim 2020 harusnya menjadi titik awal bagi Gianluca menunjukkan bakatnya pada Indonesia. Usai menjadi pengganti Nadeo pada akhir musim 2019. Di musim baru itu, Gianluca resmi berstatus kiper nomor satu klub yang bermarkas di Stadion Segiri.

Sayang, pandemi keburu menerpa Indonesia. Liga hanya berlangsung 3 pekan. Gian selalu bermain penuh, mencatatkan 1 kali cleansheet dan 4 kali kebobolan. Membawa 6 poin dari 3 laga awal.

Memasuki tahun 2021, kontrak Diki tidak diperpanjang. Sementara Gianluca tidak menunjukkan progres signifikan. Mungkin karena jenuh terlalu lama libur akibat pandemi. Manajemen pun membuat keputusan besar. Merekrut kiper tangguh Angga Saputro.

Ketimbang Diki, Angga lebih matang dan bahkan berada di level yang sedikit lebih tinggi ketimbang Gian. Pada Piala Menpora 2021, keduanya berbagi gawang. Sama-sama bermain 2 kali dari 3 laga.

Namun saat kompetisi kembali berjalan pada September 2021. Angga langsung jadi pilihan utama. Merebut singgasana Gian. Angga bermain penuh di 7 laga perdana. Namun usai pertandingan ketujuh saat Borneo FC takluk 3-0 dari Persikabo. Peta persaingan di bawah mistar Borneo berubah.

Baca juga:   Ribuan Guru di Samarinda Unjuk Rasa, Tuntut Pembatalan SE Penyelarasan Insentif

Berawal dari cedera yang menerpa Angga dalam 3 laga berikutnya. Selanjutnya, dari pekan ke-11 hingga pekan ke-28. Angga hanya menonton Gianluca bermain dari bangku cadangan.

Gian, yang bermain 18 laga secara beruntun, tidak menunjukkan konsistensi. Kiper asal Tomohon itu mengalami siklus unik. Bermain cemerlang, mendapat sorotan positif, dapat puja-puji, lalu drop pada penampilan berikutnya. Jatuh, bangun lagi, cemerlang lagi, disorot lagi, melempem lagi.

Kesabaran pelatih akhirnya habis. Pada pekan ke-29. Angga kembali menjadi kiper nomor satu. Bermain penuh selama 4 laga beruntun. Kemudian digantikan Gianluca pada babak kedua pekan ke-33 saat bersua Madura United karena cedera.

Di pertandingan terakhir, Gian berhasil mempersembahkan kemenangan atas Persebaya dengan skor 2-1. Dan itu menjadi penampilan terakhirnya untuk panji Borneo FC.

Selepas musim itu, Gian memutuskan tak memperpanjang kontraknya. Ia menerima pinangan Persis Solo, tim sultan yang baru saja promosi itu. Dan meninggalkan pesan bahwa kepergiannya adalah untuk mencari tantangan baru. Gian berterima kasih pada Borneo FC yang telah memberinya waktu 7 musim untuk berkembang.

Namun ada kasak kusuk, bahwa kepergiannya dilatarbelakangi oleh rasa frustasi. Lantaran gagal bersaing dengan Angga Saputro. Yang tampaknya diproyeksikan menjadi kiper utama pada musim 2022.

Di Persis, Gian bersaing dengan kiper muda lainnya, Muhammad Riyandi yang secara bersamaan didatangkan dari Barito Putera. Bersaing dengan kiper yang 2 tahun lebih muda darinya, ternyata Gianluca gagal mencapai tujuannya membela tim asal Solo.

Sedari pekan pertama hingga pekan kesepuluh, Gian hanya menjadi pemain cadangan. Termasuk saat timnya takluk 2-1 dari Borneo FC di Stadion Segiri.

Baca juga:   Lawan MU, Gaspar Isyaratkan Tak Rombak Skuat Borneo FC

Keputusan hengkang dari Borneo FC, sejauh musim ini berjalan. Bisa dibilang sebagai blunder. Karena jika dia masih bertahan, Gian berpeluang besar kembali menjadi kiper andalan Pesut Etam, saat Angga mengalami cedera parah di pekan kedua.

Namun jika dikatakan blunder, masih dapat dipatahkan oleh Gianluca sendiri. Pada pekan terakhir sebelum liga diliburkan. Gian akhirnya mendapat kesempatan tampil sejak menit pertama. Itu adalah debutnya di Liga 1 bersama Persis. Laga kontra PSM Makassar itu, berakhir imbang 1-1.

Kans Gian menjadi kiper nomor satu Persis. Sampai menjadi kiper top Tanah Air lalu membela timnas masih terbuka. Debut pada laga teranyar bisa jadi babak baru pada kariernya.

Dan karena ucapan adalah doa. Di Persis, Gian benar-benar mendapat tantangan baru. Berbeda situasi dengan di Borneo yang mana dia adalah kiper utama. Lalu mendapat persaingan dari kiper kedua Angga Saputro. Di Solo, Gian memulainya dari status kiper kedua.

Masih ada 23 laga bagi Gian membuktikan kepantasannya mengawal gawang Persis. Untuk seterusnya menjadi kiper pilihan utama di musim berikutnya.

Ngomong-ngomong, kepergian Gian membuat Daffa Fasya siap naik kelas di Borneo FC Samarinda. Kiper muda itu belakangan mendapat pemanggilan TC Timnas U-20 ke Eropa. Kesempatan yang tak pernah dirasakan Gian. Bahkan, tidak akan datang jika Gian masih bertahan.

Satu fakta menarik lainnya. Dua eks kiper top Borneo, Ridho dan Nadeo. Kini membela klub yang sama, Bali United. Dulu, Nadeo yang menjadi cadangan bagi Ridho. Saat ini kebalikannya. (DRA)

Penulis: Ahmad A. Arifin

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.