SOSOK
Mengenal Duta Wisata Kaltim Arum Janitra Larasati; Doyan Jalan-Jalan, Resign dari Kerjaan demi Pariwisata, hingga Perjuangan untuk Kalangan Difable

Arum Janitra Larasati adalah wanita terpilih pada ajang Pemilihan Duta Wisata Kaltim 2024. Bersama pasangannya asal Balikpapan, M. Nizam Ihsan Fadil, keduanya meraih selempang juara. Di balik prestasi itu, Arum memiliki cerita panjangnya sendiri.
Oleh: Khoirun Nisa | Kaltim Faktual
Pasangan Duta Wisata Kaltim 2023, Arif Noor Gunawan dan Nadya Pradita Hosensyah kini telah resmi purna tugas. Keduanya akan lanjut ke level nasional. Tugas advokasi pariwisata Kaltim kini diemban oleh pasangan duta wisata perwakilan Kota Balikpapan, M. Nizam Ihsan Fadil dan Arum Jantira Larasati, berasal dari Bumi Manuntung.
Mereka terpilih menjadi Duta Wisata Kaltim 2024 pada malam pemilihan, pada Sabtu, 12 Oktober 2024. Setelah mengalahkan 8 finalis lain yang merupakan juara dari Duta Wisata di 7 kabupaten/kota di Kaltim.
Antara Percaya dan Tak Percaya
Mendekati waktu penentuan juara, bukan cuma sound acara yang menegangkan. Perasaan Arum juga. Beberapa saat kemudian, situasinya jadi tak terkendali. Ia dinyatakan sebagai pemenang!
“Kalau melihat dari proses kan ada usaha, ada doanya. Jadi ketika sudah menang, mungkin sebenarnya nyangka nggak nyangka itu agak susah ya (merasakannya). Karena hasil dari proses yang dilalui, dan kita sudah berusaha maksimal, hasilnya juga maksimal. Ibaratnya ini bonus dari usaha kita,” kisahnya kepada Kaltim Faktual, belum lama ini.


Untuk sampai di posisi ini, Arum dan Fadil telah melalui kerja keras yang intens. Hal ini karena masa persiapan mereka tidak panjang.
Sebagai informasi, keduanya bukanlah Duta Wisata Balikpapan tahun 2023, melainkan 2024. Jeda waktu dengan pemilihan tingkat provinsi hanya 6 bulan. Efektif menjalankan tugas sebagai duta wisata dan persiapan ke provinsi hanya 5 bulan. Selama waktu itu, mereka cukup ngebut mempersiapkan diri, materi, fisik, bahan presentasi, proker, dan lainnya.
Resign Kerja demi Duta Wisata
Selepas menjadi Sarjana Komunikasi lulusan Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Arum kembali ke kotanya, dan bekerja seperti kebanyakan orang.
Di satu waktu, ia mengambil tantangan menjadi Duta Wisata Balikpapan. Singkat cerita, ia terpilih sebagai pemenang dan harus menjalan tugas-tugas duta.


Dari yang awalnya duta wisata hanya sebagai kegiatan tambahan, tapi intensitas tugas dan pekerjaan tidak bisa dipertemukan. Akhirnya ia mengambil keputusan besar, berhenti dari pekerjaannya.
“Waktu kemarin kepilih, waktunya jadi susah izin kalau di kantor, akhirnya resign.”
Setelah tak bekerja, Arum kemudian mencari aktivitas tambahan lain, selain menjalankan tugasnya sebagai duta. Agar tak terjebak pada persoalan yang sama, ia memilih mengampu pendidikan S2 di Kota Bandung.
“Karena udah resign, masa cuma duta aja sih, nggak ada aktivitas lainnya. Akhirnya lanjut S2, dan ikut kegiatan duta sambil persiapan untuk lanjut ke provinsi.”
Ikut Duta karena Suka Jalan-Jalan
Keikutsertaan Arum di Duta Wisata sebenarnya tak pernah ia pikirkan sebelumnya. Makanya ia tak memperdalam ilmu pariwisata, karena ia berencana menjadi ‘hal lain’ setelah lulus kuliah.
Satu-satunya modal yang ia punya adalah hobi jalan-jalannya. Ia cukup mempelajari sektor ini dari apa yang dia lihat, temukan, dan rasakan selama jalan-jalan. Pendorong kecil lainnya ialah sebuah pikiran, kalau jadi Duta Wisata, auto bisa lebih sering jalan-jalan, gratis pula.


Itu cerita lalunya, kini, dengan status Duta Wisata Kalimantan Timur, bahkan dari sebelumnya Duta Wisata Balikpapan. Ia memiliki tujuan yang lebih besar di industri pariwisata.
“Selain jalan-jalan buat diri sendiri, bisa bermanfaat untuk wisatanya juga,” kata Arum.
Belajar Pariwisata dari Nol
Tak berasal dari latar belakang pendidikan yang berkaitan dengan pariwisata, cukup jadi tantangan tersendiri bagi Arum. Sebab Dia harus memperbanyak wawasan pariwisata saat masa karantina duta wisata kota.
“Jadi bener-bener belajar dari nol, dari undang-undangnya, sistem, konsepnya dan lainnya. Jadi banyak hal baru yang dipelajarin.”


Ditambah Arum sebetulnya belum pernah ikut kontes beauty pageant sebelumnya. Sehingga ajang Duta Wisata Kota Balikpapan menjadi yang pertama baginya. Dan Arum mengaku berjuang keras untuk menjadi yang terbaik.
Beruntung, sebagai Sarjana Komunikasi, ia lihai dalam hal public speaking, presentasi, dan kegiatan serupa. Kemampuan ini cukup membantunya meraih gelar Duta Wisata.
Untuk menambah wawasannya di bidang pariwisata, Arum mengaku selalu memanfaatkan waktu luang untuk belajar. Baik itu di sela istirahat bekerja ketika masih bekerja, juga ketika selesai mengerjakan urusan kampus.
“Pas kerja, kalau ada selingan waktu di istirahat atau pekerjaan sudah diselesaikan dahulu, itu saya pakai buat belajar. Mau nggak mau harus belajar juga nih biar jadi yang terbaik saat di kota.”
“Nah kalau provinsi, saat S2 gimana caranya waktunya kukiah fokus kuliah, selesai kuliah ada tugas, langsung diselesaikan tugasnya. Jadi abis itu langsung ringan dan fokus ke duta wisata. Jadi pikiran nggak bercabang-cabang.”
Support system lain yang ia punya adalah dukungan penuh keluarga, kerabat, dan teman-temannya (yang hadir secara rombongan saat malam pemilihan. Serta partnership-nya dengan Fadil.
“Kebetulan karena duta berpasangan, jadi ada saling support dengan pasangan. Yakin kalau sama-sama bisa. Dan kita latihannya saat mau menuju provinsi juga dipush banget. Jadi akhirnya yakin aja sama proses yang sudah dilalui, kalau prosesnya berat, pasti hasilnya maksimal.”
Peduli Kalangan Disabilitas
Selama menjadi duta wisata, Arum awalnya termotivasi untuk meningkatkan pariwisata di kota kelahirannya. Dan kini telah naik level di provinsi. Alumni SMAN 1 Balikpapan itu ingin Kaltim bisa dipandang.
Selain peduli dengan wisata, Arun juga menunjukkan kepedulian pada kelompok marginal, seperti penyandang disabilitas. Dengan membawa program pariwisata inklusif yang sudah dimulai di Balikpapan dan akan dilanjutkan di Kaltim.


Arum bilang, programnya menyasar Kawasan Wisata Pendidikan Lingkungan Hidup (KWPLH), Agrowisata. Yang merupakan penangkatan Beruang Madu sebagai maskot Kota Balikpapan. Bekerja sama dengan SLB N Balikpapan dan SLB Tunas Bangsa.
“Kami mendukung pariwisata inklusif yakni pariwisata yang bisa dirasakan oleh semua pihak. Kesetaraan, dan kita fokusnya ke teman-teman disabilitas.”
“Kami berusaha menunjang teman-teman disabilitas untuk berwisata sesuai keinginan dan kebutuhan mereka.”
Saat di Balikpapan, Arum dan Fadil telah sukses membuat KWPLH menjadi ramah disabilitas. Dengan memberikan 2 fasilitas baru, yakni ruang tenang untuk penyandang autisme dan jalan landai untuk tuna daksa.
Ruang tenang bisa digunakan ketika teman-teman autisme berwisata dan mengalami tantrum. Yang pada kasus sebelumnya, itu dibiarkan saja dan membuat suasana tidak kondusif.
“Kami harapkan teman-teman autisme ketika sedang tantrum, bisa tenang di ruang itu dan ruang itu sudah sesuai kualifikasi. Aman untuk autisme.”
Nantinya pariwisata inklusif akan menyasar tempat wisata di Kaltim yang berbasis wisata pendidikan. Rencananya akan diterapkan juga pariwisata ramah disabilitas sehingga bisa dinikmati oleh penyandang disabilitas.
“Menurut saya teman-teman disabilitas juga jadi urgensi. Nggak semua melirik disabilitas. Kami mencetuskan bagaimana semua orang bisa melihat kesetaraan. Dan kita memudahkan pariwisata diakses semua kalangan.”
Duta Wisata Bukan Pembawa Baki
Di kalangam duta, tak sedikit underestimate yang menyerang mereka. Termasuk dirasakan oleh Arum. Dia sempat mendapat celetukan kalau duta wisata hanya sebagai pemanis atau pembawa baki saja.
Arum dengan tegas membantah anggapan itu. Sebab dia merasa dirinya dan teman-teman duta sudah berjuang meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga untuk berkontribusi bagi sektor pariwisata masing-masing.
“Jadi kalau dibilang pemanis, enggak, kita sudah melakukan kerja nyata dan promosi melalui media sosial, berkolaborasi dengan pemerintah, gimana mempromosikan pariwisata.”
Namun, apapun itu, Arum dan pasangannya akan terus berkontribusi dan memberikan kerja nyata bagi pariwisata di Kaltim. Bahkan nantinya ketika melenggang ke level nasional.
“Kalau kunci (sukses) saya selalu percaya pada proses dan doa. Sisanya serahkan pada takdir yang bekerja,” pungkas Arum. (dra)


-
SEPUTAR KALTIM5 hari yang lalu
Realisasi Janji Gratispol dan Jospol: Ribuan Warga Terima Penghargaan Umrah dan Insentif Guru
-
SAMARINDA4 hari yang lalu
Adnan Faridhan Usulkan Sistem Satgas SPMB Jadi Protokol Standar di Seluruh OPD Samarinda
-
SEPUTAR KALTIM5 hari yang lalu
Kaltim Siap Wujudkan Zero ODOL 2026, Tahapan Penindakan Dimulai Juli Ini
-
PARIWARA4 hari yang lalu
Yamaha Motor Tampil Perdana di Jakarta E-Prix 2025 Sebagai Mitra Teknis Pengembangan Powertrain Formula E
-
SEPUTAR KALTIM5 hari yang lalu
Pemprov Kaltim Gandeng LPEI, Dorong Desa Potensial Jadi Motor Ekonomi Ekspor
-
SEPUTAR KALTIM5 hari yang lalu
Transformasi Digital ASN: Perpustakaan Digital Jadi Pilar Penguatan Literasi dan Kompetensi
-
SEPUTAR KALTIM4 hari yang lalu
Kemenag Kaltim Gelar Media Gathering, Fokus pada Kerukunan dan Penguatan Pesantren
-
SEPUTAR KALTIM4 hari yang lalu
Kerukunan Beragama di Kaltim Dinilai Sangat Baik, Masyarakat Hidup Tenang Tanpa Kerusuhan