EKONOMI DAN PARIWISATA
Fadil dan Arum Bakal Perluas Pariwisata Inklusif di Kaltim, Mudahkan Penyandang Disabilitas Menikmati Wisata Edukasi
Setelah sukses di Balikpapan, Duta Wisata Kaltim 2024 Fadil dan Arum bakal memperluas program pariwisata inklusif di Kaltim. Bantu wujudkan pariwisata yang ramah bagi semua kalangan, khususnya penyandang disabilitas.
Kini sektor pariwisata di Provinsi Kaltim telah menemukan wajah barunya, setelah terpilihnya sosok baru Duta Wisata Kaltim 2024. Yang akan menjadi representasi, promosi, dan juga pengembangan pariwisata di Kaltim.
Perwakilan dari Kota Balikpapan, Muhammad Nizam Ihsan Fadil dan Arum Janitra Larasati menjadi pasangan terpilih menyandang gelar Duta Wisata Kaltim 2024. Pasangan ini bakal bertugas selama 1 tahun ke depan.
Program Duta Wisata Kaltim 2024
Saat terpilih di Kota Balikpapan kemarin, Fadil dan Arum membawa program SINAR alias Suara Inklusif Nusantara. Yakni mewujudkan pariwisata yang inklusif dan ramah terhadap semua kalangan.
Keduanya menyasar penyandang disabilitas, utamanya anak usia sekolah. Fadil dan Arum membantu penyandang disabilitas seperti tuna daksa, autism, dan down syndrom, agar dapat menikmati wisata dengan nyaman dan sesuai kebutuhan.
Pasangan Duta Wisata Provinsi Kaltim 2024 Muhammad Nizam Ihsan Fadil dan Arum Janitra Larasati bilang, sebelumnya mereka telah melakukan survei terhadap SLB di Kota Balikpapan: SLBN dan SLB Tunas Bangsa.
Keduanya juga meriset kebutuhan dan bentuk wisata yang ideal juga ramah bagi wisatawan berkebutuhan khusus dalam berwisata. Sebab selama ini, penyandang disabilitas memang cukup kesulitan dalam mengakses wisata.
“Akhirnya kita mengerucut ke wisata edukasi. Mayoritas anak-anak SLB-nya itu tuna daksa, autism, dan down syndrom. Menurut kami, saat ini butuh wisata edukasi yang ramah dan bisa mereka akses,” jelas Fadil kepada Kaltim Faktual beum lama ini.
Wujudkan Fasilitas Ramah Disabilitas
Keduanya kemudian menyasar wisata edukasi Kawasan Wisata Pendidikan Lingkungan Hidup (KWPLH) Agrowisata, tempat penangkaran Beruang Madu di Kota Balikpapan. Tepatnya di Km 23 Balikpapan Utara.
Fadil dan Arum, telah membantu penyediaan 2 fasilitas baru. Berupa ruang tenang dan jalan landai. Kedua fasilitas itu membantu anak-anak penyandang autism, tuna daksa, dan down syndrom untuk berwisata.
“Biasanya ketika ada anak autism sedang tantrum di tempat wisata, itu dibiarkan begitu saja. Jadinya kan nggak kondusif,” kata Arum.
“Jadi ketika mereka tantrum, mereka nggak harus pulang. Mereka bisa ke ruang tenang itu untuk menenangkan diri,” tambah Fadil.
Kata Arum, ruangan tersebut sudah dibuat sesuai dengan kualifikasi. Misalnya tidak boleh pakai cat yang menggunakan merkuri dan stop kontak harus tertutup. Pokoknya aman untuk anak penyandang autism.
Sambung Fadil, ruang tenang itu, jika tidak ada kunjungan dari penyandang disabilitas, masih bisa digunakan. Ruang itu juga dimanfaatkan sebagai ruang laktasi. Agar ibu menyusui bisa merasa aman ketika menyusui.
“Kita bikinkan itu, yang awalnya gudang, kita rombak jadi fasilitas ruang tenang yang cukup nyaman.”
Lalu ada pula fasilitas berupa jalan landai yang ditempatkan di lamin. Sehingga teman-teman tuna daksa, utamanya pengguna kursi roda bisa lebih mudah untuk mengakses lamin di KWPLH dan membaca edukasi di sana.
Perluas Program Pariwisata Inklusif di Kaltim
Setelah terpilih di Provinsi Kaltim, pasangan Duta Wisata Kaltim 2024 yang baru ini, bakal memperluas program pariwisata inklusif itu ke tingkat provinsi. Yang awalnya di Balikpapan, akan diterapkan di kabupaten/kota lainnya di Benua Etam.
“Kami akan riset dulu, wisata-wisata edukasi di Kaltim yang berpotensi untuk diterapkan sebagai wisata yang ramah, seperti di KWPLH,” sebut Arum.
“Iya nanti kita akan kolaborasi dan kita harap bisa terapkan di Kaltim, bahkan kita bawa ke nasional,” tambah Fadil.
Alasan di Balik Program Pariwisata Inklusif
Ada beberapa alasan yang membuat Fadil dan Arum memutuskan untuk memperjuangkan hak penyandang disabilitas untuk berwisata. Program ini lahir berasal dari latar belakang dan pengalaman keduanya.
Misalnya Arum, yang merupakan Sarjana Ilmu Komunikasi. Dia menyenangi satu mata kuliah yang favorit. Yakni komunikasi pemberdayaan. Mendorong melakukan hal bermanfaat dan secara berkelanjutan.
“Dari situ, saya tertarik dengan pengembangan sosial. Lalu saya kembangkan ke teman-teman disabilitas. Karena menurut saya teman-teman disabilitas juga jadi urgensi. Nggak semua orang melirik disabilitas,” cerita Arum.
“Jadi pengin bantu pariwisata agar mudah diakses semua kalangan,” tambahnya.
Fadil punya cerita yang berbeda. Mengambil pengalaman sewaktu SD di Patra Dharma 1 Balikpapan, yang termasuk ramah dengan anak berkebutuhan khusus. Praktis, lingkungan Fadil, beberapa penyandang disabilitas.
“Jadi ada beberapa teman saya yang autism. Lalu saya juga punya adik sepupu yang autism. Jadi saya punya concern ketika saya ngobrol dengan mereka.”
“Dan saya merasa harus mulai gerakan ini. Agar pariwisata bisa ramah terhadap semua orang dan kami kembangkan lagi dan jadilah program kerja ini,” pungkasnya. (ens/fth)
-
OLAHRAGA4 hari yang lalu
Persib dan Bali United Raih Hasil Minor, Borneo FC Resmi Puncaki Klasemen Liga 1 Pekan ke-10
-
BALIKPAPAN4 hari yang lalu
DPRD Kota Balikpapan Siap Dukung Program Prioritas Pemerintah
-
BALIKPAPAN4 hari yang lalu
DPRD Balikpapan Kembali Dorong Pembangunan Flyover
-
BALIKPAPAN5 hari yang lalu
Komisi II Segera Agendakan RDP dengan OPD, Bahas Keluhan Warga Balikpapan
-
BALIKPAPAN4 hari yang lalu
Tingkatkan Potensi PAD, DPRD Balikpapan Siap Perjuangkan Anggaran Pantai Manggar
-
EKONOMI DAN PARIWISATA4 hari yang lalu
Ibadurahman, Yesika Salu, dan Regia Grandisa Terpilih Jadi Duta Wisata dan Putri Pariwisata Samarinda 2024
-
EKONOMI DAN PARIWISATA4 hari yang lalu
Maratua Ditargetkan Jadi Destinasi Wisata Kelas Premium, Tidak Murahan!
-
BALIKPAPAN3 hari yang lalu
Pemerataan Fasilitas Pendidikan, Komisi IV Dorong Pembangunan Sekolah Baru di Balikpapan