OLAHRAGA
Pelatih Borneo FC Ajak Klub Liga 1 All Out di Turnamen Internasional: Timnas Naik Level, Klub Indonesia Harus Menyusul

Meski menjadi rival di kompetisi domestik, Pelatih Borneo FC Pieter Huistra mengajak Persib, Madura United, dan PSM untuk tampil habis-habisan di ajang internasional musim ini. Ia ingin klub profesional Indonesia mengejar level timnas yang sudah naik kelas beberapa tahun terakhir.
Oleh: Ahmad Agus Arifin (Dang Tebe)
Pieter Huistra sejatinya bekerja di Indonesia sebagai tenaga profesional. Ia dibayar untuk menjadi pelatih Borneo FC Samarinda. Artinya, tanggung jawabnya hanya membawa klub Samarinda berprestasi di ajang yang mereka ikuti.
Namun pelatih asal Belanda punya visi yang lebih panjang pada persepakbolaan Indonesia. Pertama, ia menerapkan taktikal modern, yang mengabungkan operan pendek dan panjang dalam membangun serangan. Pekerjaan itu berhasil, publik sepak bola dalam negeri mengakui permainan Pesut Etam berada di level yang berbeda. Walau pada akhirnya, tim yang juara Liga 1 musim lalu dan Piala Presiden 2024, adalah tim yang menerapkan permainan reaktif.
Eks dirtek Timnas Indonesia itu menyebut taktikalnya sebagai permainan ‘Ala Borneo’.
Pelatih Borneo FC Ingin Klub Liga 1 Naik Kelas
Kedua, Pieter menyoroti terus turunnya koefisien Liga Indonesia di kancah Asia. Musim ini misalnya, tidak ada perwakilan Indonesia yang mendapat slot di Asia Champions League Elite (kasta pertama). Juara Liga 1 berlaga di kasta kedua, runner up bermain di kasta ketiga.
Hal ini karena perwakilan Indonesia selalu berakhir di fase grup AFC Cup. Tercatat selama kompetisi berganti format menjadi Liga 1, belum satu pun wakil Indonesia yang lolos dari playoff Liga Champions Asia, dan lolos dari fase grup AFC Cup.
Saat ini, Indonesia menempati urutan ke-28 liga terbaik di Asia, dan urutan keenam di ASEAN. Liga Indonesia berada di bawah Thailand, Malaysia, Vietnam, Vietnam, Singapura, dan Filipina.
Ia mendukung semua klub Indonesia yang berkiprah di ajang internasional, untuk meraih hasil bagus. Supaya peringkat liga terkerek naik, dan sepak bola Tanah Air yang memiliki atmosfer besar tak lagi diremehkan di Asia.
Meski Pieter tahu, tujuan memenangkan sebanyak mungkin pertandingan internasional tidak lah mudah.
“Sulit (memenangkan laga internasional), ini yang selalu saya katakana. Di laga internasional kamu tak akan pernah tahu pastinya bagaimana bagusnya pemain lawan, pemain seperti apa yang akan dihadapi.”
“Itu jadi salah satu bagian dari antisipasi dan ini selalu menjadi perasaan yang bagus dengan adanya laga internasional ini.”
“Banyak hal tak terduga, tetapi seperti yang selalu saya katakan, kami selalu percaya diri. Setidaknya dengan masuk ke dalam lapangan dan mencoba untuk menang, ini hal yang kami coba untuk lakukan. Banyak hal lagi yang tidak bisa diprediksi, tapi kami akan mencobanya,” ujarnya, Rabu siang di Batakan.
Kejar Level Timnas Indonesia
Menurut Pieter, kinerja PSSI dan BTN untuk menaikkan level Timnas Indonesia sudah bagus. Timnas mampu menembus Piala Asia di beberapa kategori usia, bahkan berhasil melampaui fase grup. Juga menjadi satu-satunya tim ASEAN yang lolos ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia.
Nah, keberhasilan itu, menurutnya, harus menjadi pelecut bagi pengelola klub profesional di Indonesia. Asia harus menjadi tujuan besar, selain berprestasi di ajang lokal.
“Hal lain yang saya ingin tambahkan adalah Indonesia adalah negara besar di Asia. Mereka (federasi) melakukannya dengan baik saat ini dengan timnas dan telah naik beberapa level.”
“Dan saatnya juga bagi klub untuk naik dan menunjukkan diri mereka. Ini juga hal yang baik karena kami berpartisipasi di kompetisi ACC. Ini membantu kami untuk percaya diri, menambah pengalaman untuk berkembang di sepak bola. Saya rasa ini sangat penting,” imbuhnya.
Musim ini, Persib dan Madura United akan berkiprah di ACL2 dan ACGL. Kedua klub akan bertanggung jawab pada naik atau turunnya koefisien Indonesia di AFC. Sementara Borneo FC dan PSM terlibat di ACC. Memang tidak memberi poin pada peringkat Liga 1 di Asia, tapi keseriusan di ajang ini bisa menjadi support system bagi tim Liga 1. Untuk sama-sama meraih prestasi di kancah internasional.
Bentuk all out yang diharapkan Pieter Huistra tentu bukan memprioritaskan liga internasional dan mengorbankan penampilan di Liga 1. Keduanya harus berjalan beriringan, ditunjang dengan perencanaan tim, baik dari sisi finansial maupun penyusunan tim sepak bola. Manyala, Coach Pieter Huistra! (dra)


-
BALIKPAPAN3 hari yang lalu
Hingga Mei 2025, BPJS Ketenagakerjaan Balikpapan Bayarkan Rp211 Miliar Klaim JHT
-
SEPUTAR KALTIM3 hari yang lalu
Dishub Kaltim Pastikan Operator Ojol Terapkan Tarif Sesuai Pergub 2023, Maxim Siap Patuhi Aturan
-
SAMARINDA4 hari yang lalu
Samarinda Buka Kuota Tambahan Sekolah Rakyat, Pendaftaran Hanya 2 Hari!
-
SAMARINDA2 hari yang lalu
Kepala SMA 10 Samarinda Diberhentikan Sementara, Pertanyakan Kewenangan Plt Disdikbud
-
NUSANTARA3 hari yang lalu
PMI di Korsel Meninggal Akibat Kecelakaan Kerja, Pemerintah Bawa Pulang Jenazah dan Beri Santunan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
-
SAMARINDA2 hari yang lalu
Guru Senior Terkejut Ditunjuk Jadi Plt Kepala SMAN 10 Samarinda
-
SEPUTAR KALTIM3 hari yang lalu
Darlis Pattalongi: Ijazah PAUD Bukan Syarat Mutlak Masuk SD di Kaltim
-
SEPUTAR KALTIM3 hari yang lalu
Rusmadi Wongso: Program GratisPol Bukan Sekadar Gratis, Tapi Investasi SDM Masa Depan