SEPUTAR KALTIM
Penggunaan Metode Blended Learning untuk Adaptasi Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0

Revolusi industri 4.0 dan Society 5.0 menuntut pendidikan tinggi beradaptasi di era digital dengan menggunakan metode blended learning.
Revolusi Industri 4.0 ditandai oleh kemajuan teknologi seperti Kecerdasan Buatan (AI), robotika, dan Internet of Things (IoT) yang telah merubah tatanan lama dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk sektor pendidikan.
Sementara Society 5.0 adalah konsep yang bertujuan mengintegrasikan masyarakat dan teknologi untuk mencapai dunia yang lebih baik.
Pendidikan tinggi memiliki peran penting dalam mempersiapkan individu sebagai pemimpin dan inovator masa depan.
Fahmy Asa, Pranata Komputer Ahli Muda Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalimantan Timur (Diskominfo Kaltim) menyampaikan hal tersebut.
Penyampaian hal tersebut saat Fahmy menjadi pemateri dalam kegiatan Masa Ta’aruf Mahasiswa Baru (MASTA) di Universitas Muhammadiyah Kaltim (UMKT) Tahun Akademik 2023/2024.
”Salah satu metode yang dapat digunakan universitas dalam beradaptasi dengan Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 adalah Blended Learning. Yaitu metode pembelajaran hybrid menggabungkan secara online dan tatap muka,” tutur Fahmy.
Menurutnya pendekatan dengan metode seperti itu dapat memperkuat pengalaman mahasiswa menggunakan perangkat digital, yang sangat penting di dunia kerja di masa depan.
Alumni Master of Engineering, Program Chief Information Officer Universitas Gadjah Mada (UGM) ini menerangkan, pola lama pendidikan tinggi tidak lagi cukup untuk mempersiapkan mahasiswa memasuki dunia kerja.
Kemampuan/skills seperti berpikir kritis (critical thinking), kreatifitas, dan adaptabilitas, semakin penting dimiliki mahasiswa.
Perguruan Tinggi perlu menyesuaikan kurikulumnya untuk memastikan agar para mahasiswa memiliki skills yang dibutuhkan demi mencapai kesuksesan di era baru ini.
Universitas perlu membangun kemitraan dengan sektor industri agar kurikulum mereka up-to-date dan relevan dengan perkembangan terkini.
Kerjasama ini dapat membantu mahasiswa mendapatkan pengalaman langsung di dunia kerja dan dunia nyata.
Hal ini juga dapat membantu Perguruan Tinggi atau Universitas universitas mengikuti perkembangan teknologi terbaru.
“Cara penilaian juga perlu beradaptasi dengan era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0. Metode lama biasanya menggunakan ujian tulis atau esai. Perlu ada metode baru seperti pembelajaran berbasis project dan peer evaluation,” ungkap Fahmy.
Menurut Fahmy, metode tersebut dapat mengukur kemampuan kerjasama dan kolaborasi, serta skill pemecahan masalah atau problem solving. (DiskominfoKaltim/RW)


-
SEPUTAR KALTIM5 hari yang lalu
Realisasi Janji Gratispol dan Jospol: Ribuan Warga Terima Penghargaan Umrah dan Insentif Guru
-
SAMARINDA4 hari yang lalu
Adnan Faridhan Usulkan Sistem Satgas SPMB Jadi Protokol Standar di Seluruh OPD Samarinda
-
SEPUTAR KALTIM5 hari yang lalu
Kaltim Siap Wujudkan Zero ODOL 2026, Tahapan Penindakan Dimulai Juli Ini
-
PARIWARA4 hari yang lalu
Yamaha Motor Tampil Perdana di Jakarta E-Prix 2025 Sebagai Mitra Teknis Pengembangan Powertrain Formula E
-
SEPUTAR KALTIM5 hari yang lalu
Pemprov Kaltim Gandeng LPEI, Dorong Desa Potensial Jadi Motor Ekonomi Ekspor
-
SEPUTAR KALTIM5 hari yang lalu
Transformasi Digital ASN: Perpustakaan Digital Jadi Pilar Penguatan Literasi dan Kompetensi
-
SEPUTAR KALTIM4 hari yang lalu
Kemenag Kaltim Gelar Media Gathering, Fokus pada Kerukunan dan Penguatan Pesantren
-
SEPUTAR KALTIM4 hari yang lalu
Kerukunan Beragama di Kaltim Dinilai Sangat Baik, Masyarakat Hidup Tenang Tanpa Kerusuhan