SEPUTAR KALTIM
Polda Kaltim Berhasil Ungkap Kasus Illegal Oil

Unit Tindak Pidana Tertentu Polresta Balikpapan menangkap CH (48), lantaran kepergok mengetab biosolar alias solar subsidi di SPBU Kilometer 9, Rabu (30/3).
Dalam menjalankan aksinya, CH terlebih dahulu memodifikasi tangki kendaraannya. Tangki yang harusnya hanya mampu menampung maksimal 200 liter solar, dimodifikasi sedemikian rupa sehingga kapasitas tangkinya meningkat hingga dua kali lipat, atau 400 liter.
Hal itu disampaikan Kabid Humas Polda Kaltim, Kombes Pol Yusuf Sutejo bersama Dirkrimsus Polda Kaltim Kombes Pol Indra Lutrianto Amstono dan Kapolresta Balikpapan V Thirdy Hadmiarso, saat rilis pengungkapan kasus di Polda Kaltim, Kamis (31/3).
“Seharusnya mobil itu hanya bisa menampung 200 liter kemudian dimodifikasi menjadi 400 liter. Tangki BBM itu tidak tersambung ke mekanikal mesin,” terang Yusuf.
Sementara itu, sambung Yusuf, untuk menjalankan truk tersebut, pelaku membuat tangki khusus yang berisikan sedikit BBM solar.
“Pelaku sudah melancarkan aksinya selama kurang lebih tiga bulan,” kata Kombes Yusuf.
Yusuf menambahkan, kepolisian masih mendalami SPBU mana saja yang jadi lokasi CH melancarkan aksinya. Termasuk siapa yang jadi penampung solar subsidi ini.
Yang pasti, imbuh Yusuf, solar hasil pengetaban ini akan dijual ke industri.
“Masih kami kembangkan apakah ada truk lainnya terlibat, kami akan proses jika yang berani bermain seperti ini,” tegas Yusuf.
Dia memastikan hasil pengetab solar subsidi ini akan dijual ke industri. Pihaknya juga akan menelusuri keterlibatan adanya indikasi karyawan SPBU yang terlibat dalam kasus penggelapan solar bersubsidi ini.
Area Manager Communication, Relation, & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan Susanto August Satria mengatakan, Pertamina mengapresiasi upaya yang dilakukan Polda Kaltim untuk menindak pelaku penggelapan BBM Jenis Solar Bersubsidi ini.
“Kelangkaan BBM jenis solar bersubsidi yang terjadi saat ini, salah satunya adalah adanya penggelapan BBM jenis solar bersubsidi oleh orang yang tidak bertanggung jawab seperti ini,” jelas dia.
Saat ini pihaknya juga sedang mendata nomor polisi truk mana saja yang berulang kali mengantri solar dalam sehari.
Dia menyebut, dump truk normalnya 80 liter sampai 120 liter, sementara roda enam maksimal 200 liter di luar industri tambang atau sawit.
“Kartu kendali itu hanya satu nomor kendaraan dan sehari dibatasi satu pengisian. Kami akan maping nopol mana saja yang antre sehari besoknya mengantre lagi, kami akan koordinasi dengan kepolisian,” jelas dia.
Akibat perbuatannya pelaku dijerat dengan pasal 40 ayat 9 UURI no 11 tahun 2020 tentang cipta kerja Jo pasal 55 UURI no22 tahun 2001 tentang minyak dan gas bumi dengan ancaman hukuman di atas lima tahun penjara.


-
SAMARINDA4 hari yang lalu
Limbah Hotel Mengalir ke Jalan dan Berbau Busuk, DPRD Bakal Tindak Tegas!
-
SAMARINDA3 hari yang lalu
Sidak THM di Samarinda, DPRD Temukan Pelanggaran Serius. Terancam Ditutup!
-
SAMARINDA4 hari yang lalu
FKM Unmul dan PT Jembayan Muarabara Gaungkan Pentingnya K3, Soroti Pencegahan TBC di Tempat Kerja
-
NUSANTARA4 hari yang lalu
Pemangkasan hingga Pemblokiran Anggaran IKN, Keniscayaan atau Ketidakseriusan Prabowo Lanjutkan Ibu Kota?
-
BERITA4 hari yang lalu
Sekolah Tak Boleh Paksa Siswa Beli LKS, Pemkot Samarinda Siap Cetak dan Bagikan Gratis!
-
SAMARINDA5 hari yang lalu
Meriah dan Penuh Makna, Festival Cap Go Meh di Buddhist Centre Samarinda Banjir Pengunjung
-
BALIKPAPAN5 hari yang lalu
Semangat Bangun Kota Balikpapan Di Hari Jadi ke-128: Harmoni Berkelanjutan
-
SEPUTAR KALTIM4 hari yang lalu
Abdul Giaz Dilantik Gantikan Saefuddin Zuhri di DPRD Kaltim: Lebih Mudah Eksekusi Keluhan Masyarakat