Connect with us

OLAHRAGA

Rindukan Segiri, Pelatih Borneo FC: Batakan Bukan Kandang Kami

Diterbitkan

pada

Pieter Huistra dengan background Stadion Batakan Balikpapan. (MO/BFCS/TK)

Pelatih Borneo FC Pieter Huistra mengaku tak sabar ingin kembali bermain di Stadion Segiri. Ia merasa Stadion Batakan tidak seperti rumah sendiri, apalagi dengan kualitas lapangannya yang cukup buruk belakangan ini.

Sejak awal tahun 2024, Borneo FC Samarinda berstatus tim musafir. Alias tim yang tidak punya kandang. Karena rumah mereka, Stadion Segiri sedang direnovasi. Beruntung bagi Pesut Etam, karena mereka mendapatkan kandang sementara yang tak terlalu jauh dari Samarinda. Yakni Stadion Batakan Balikpapan.

Musim lalu, euforia pendukung masih terjaga. Jumlah penonton langsung hanya turun sekitar 50 persen. Namun ketika musim berganti, kehadiran penonton semakin sepi. Jarak 107 km dari Segiri ke Batakan membuat pendukung mulai berhitung untuk menonton langsung pertandingan. Terlebih kebanyakan laga Pesut Etam berlangsung di hari kerja dan sekolah.

Baca juga:   Potensi Comeback 50:50, Manajer Borneo FC Beri Kode Negosiasi dengan Matheus Pato Masih Alot

Gemuruh penonton khas Segiri yang kerap hadirkan keajaiban, kini tak lagi mereka dapatkan. Lalu di tengah tren negatif yang mereka alami saat ini, kerinduan pada suasana Segiri semakin membuncah.

Keluhan Pelatih Borneo FC

Keluhan terhadap Stadion Batakan bukan hanya soal atmosfer. Tapi juga termasuk kondisi lapangan yang belakangan memburuk.

Menjadi kandang sementara bagi PSM dan Borneo FC yang beberapa kali mendapat jadwal kandang berdekatan. Ditambah musim hujan, membuat kualitas lapangan memburuk.

Belakangan, ketika liga sering libur karena jeda internasional, pemulihan tetap tak berjalan optimal. Akibatnya beberapa sisi lapangan tidak rata. Membuat aliran bola tak berjalan semestinya.

Hal ini dikeluhkan oleh Pieter Huistra usai kekalahan dari PSM Makassar, Senin malam.

Baca juga:   10 Tempat Wisata GRATIS di Samarinda, “Karena Bahagia Tak Selalu soal Uang”

“Kami adalah tim yang suka bermain sepak bola (mengandalkan operan) dan dengan lapangan (Batakan) ini, sangat sulit untuk bermain bola karena lapangannya sangatlah buruk. Jadi, itu yang membuat kami kesulitan.”

“Balikpapan bukan kandang kami yang sebenarnya. Samarinda adalah kandang kami yang sebenernya,” ujarnya.

Bukan Satu-satunya Penyebab

Terlepas kondisi lapangan yang buruk, menurut Pieter, persoalan utama timnya adalah efektivitas lini serang. Dalam 2 laga terakhir, ketika mereka kalah 1-0 dari Persib dan PSM. Pasukan Samarinda unggul dalam hal penguasaan bola, tembakan, hingga jumlah peluang. Tapi di dua laga tersebut, tak satu pun penggawa Pesut Etam yang mampu menciptakan gol.

“Tapi, pertama-tama kami harus melihat pada diri kami sendiri. Kami tidak berhasil membuat gol dan itu hal yang harus dipertanyakan agar kami bisa berkembang,” pungkasnya. (dra)

Baca juga:   Gardu Gusdurian Balikpapan Laporkan Oknum Timses Rudy-Seno dan Rahmad-Bagus ke Bawaslu atas Dugaan Politik Uang

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.