OLAHRAGA
Sihran Keluar Lapangan dengan Pincang, Pelatih Borneo FC: Kehabisan Bensin Dia

Pelatih Borneo FC Pieter Huistra mengibaratkan Sihran seperti mesin saat bermain melawan Persis. Bekerja sangat keras, terus berlari dan berduel fisik, lalu ‘ngadat’ karena kehabisan bensin sebelum laga selesai.
Muhammad Sihran Amarullah bukanlah pemain yang masuk dalam rencana utama Pieter Huistra musim ini. Terbukti dari pekan pertama hingga ke-12, dia hanya memainkan beberapa menit. Semuanya dari bangku cadangan. Bahkan pada pekan ke-9 dan 11 dia tidak terpilih dalam skuat cadangan.
Peruntungannya kemudian berubah drastis. Bermula saat Borneo FC menghadapi PSM di Segiri pada pekan ke-13. Laga berlangsung alot, sehingga masih berkedudukan 0-0 di babak kedua.
Pada menit ke-61, Sihran masuk menggantikan Win Naing Tun. Tak disangka, dia langsung mengubah warna permainan Borneo. Sihran dengan kecepatannya mampu mengacak-acak pertahanan lawan. Dia juga efektif dengan sering mengirim umpan ke kotak penalti.
Puncaknya, dia dilanggar di dalam kotak penalti. Leo Lelis maju sebagai algojo dan memastikan kemenangan 1-0 atas PSM.
Sejak laga itu, Sihran terus menjadi starter untuk Pesut Etam. Meski kontribusi gol atau asisnya minim. Namun pemain 24 tahun itu memberi kontribusi besar pada permainan. Ia membuat lini serang Pesut Etam lebih menggigit, bersama Felipe dan Stefano Lilipaly.
Sayangnya, saat laga melawan Persis kemarin. Sihran mengalami kesakitan pada pergelangan kakinya. Ia pun harus keluar lapangan lebih cepat dalam kondisi pincang.
Pelatih Borneo FC soal Sihran
Selepas laga, Kaltim Faktual menanyakan kondisi Sihran pada pelatih Pieter Huistra. Juru taktik asal Belanda tak memberi penjelasan detail soal cedera yang dialami winger lincahnya itu. Dia justru terlihat santai dan malah guyon.
Pieter mengibaratkan Sihran sebagai mesin. Karena bekerja terlalu keras sejak babak pertama. Di mana ia selalu berlari mencari ruang, menyisir sisi lapangan, berduel fisik, bahkan membantu pertahanan. Sehingga menurutnya wajar jika fisiknya tak mampu menopang gerakan dan adrenalinnya sampai laga usai.
“Sihran bekerja dengan keras hari ini. Jadi, saya rasa bensinnya habis hari ini.”
“Tak ada minyak di tankinya. Jadi kami memutuskan untuk menarikknya keluar.”
“Tapi dia melakukannya dengan bagus karena sangat sulit bagi lawan untuk menangkapnya. Jika kamu menaruh banyak energi masuk, maka normal jika kamu kehabisan bensin,” ungkap Pieter, sambil ketawa namun penuh rasa bangga. (dra)


-
SEPUTAR KALTIM5 hari yang lalu
Realisasi Janji Gratispol dan Jospol: Ribuan Warga Terima Penghargaan Umrah dan Insentif Guru
-
SAMARINDA4 hari yang lalu
Adnan Faridhan Usulkan Sistem Satgas SPMB Jadi Protokol Standar di Seluruh OPD Samarinda
-
SEPUTAR KALTIM5 hari yang lalu
Kaltim Siap Wujudkan Zero ODOL 2026, Tahapan Penindakan Dimulai Juli Ini
-
PARIWARA4 hari yang lalu
Yamaha Motor Tampil Perdana di Jakarta E-Prix 2025 Sebagai Mitra Teknis Pengembangan Powertrain Formula E
-
SEPUTAR KALTIM5 hari yang lalu
Pemprov Kaltim Gandeng LPEI, Dorong Desa Potensial Jadi Motor Ekonomi Ekspor
-
SEPUTAR KALTIM4 hari yang lalu
Kemenag Kaltim Gelar Media Gathering, Fokus pada Kerukunan dan Penguatan Pesantren
-
SEPUTAR KALTIM5 hari yang lalu
Transformasi Digital ASN: Perpustakaan Digital Jadi Pilar Penguatan Literasi dan Kompetensi
-
SEPUTAR KALTIM4 hari yang lalu
Kerukunan Beragama di Kaltim Dinilai Sangat Baik, Masyarakat Hidup Tenang Tanpa Kerusuhan