EKONOMI DAN PARIWISATA
Tahukah Ikam? Ikan Layang Jadi Penyebab Inflasi di Samarinda

Unik tapi nyata. Penyebab inflasi di Kota Samarinda tahun ini, adalah kegemaran warga makan ikan layang. Wah wah.
Pemkot Samarinda dianggap berhasil mengendalikan inflasi daerah tahun ini. Pada November 2022 misalnya, angka inflasi Samarinda hanya 0,22 persen. Ini merupakan angka terendah kedua dari seluruh wilayah di Kaltim.
Kepala Bagian Ekonomi Sekretariat Daerah Kota Samarinda, Yuyun Puspitaningrum. Peringkat kedua terendah se-Kaltim ini juga berdasarkan dari data inflasi year to date. Yang mana pada periode November 2021-November 2022, inflasi Samarinda berada pada angka 4,95 persen.
Meski terbilang bagus dan terkendali. Namun muncul satu fakta menarik. Bahwa penentu inflasi di ibu kota Kaltim ini adalah karena tingginya konsumsi ikan layang!
Ya, berdasarkan survey dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Samarinda. Ikan layang adalah sumber protein kesukaan warga Samarinda. Lantas apa hubungannya dengan inflasi?
Secara definisi, inflasi adalah fenomena kenaikan harga, atau naik turunnya harga barang, dalam jangka waktu yang lama. Alias terus berulang karena sulit dikendalikan.
Ikan layang adalah komoditi laut. Selain tidak bisa dibudidayakan, layang juga ikan musiman. Sehingga stoknya tidak bisa dipastikan aman secara kontinyu. Selain itu, kesegaran ikan layang tidak tahan lama. Sehingga risiko tidak terjual lebih tinggi ketimbang ikan segar.
Kondisi ini, ditambah lagi dengan tingginya permintaan. Membuat harga ikan layang cepat naik, turun sebentar, lalu naik lagi. Sulit dikontrol.
Sebagai gambaran, harga ikan layang di pelelangan ikan Samarinda berkisar Rp10-15 ribu/kg. Sementara di pasar, bisa mencapai Rp35-40 ribu/kg.
Karena sulit dikendalikan, satu-satunya upaya Pemkot Samarinda untuk mengatasi ini adalah dengan menggelar operasi pasar murah. Dan memasukkan ikan layang sebagai komoditi wajib ada. Bersama beras, minyak goreng, dan kawan-kawannya.
“Beberapa kali pertemuan kita penginnya jangan ikan layang deh yang dijadikan patokan. Tapi survei BPS tetap ikan layang ikan favorit yang dikonsumsi masyarakat Samarinda,” ungkap Yuyun baru-baru ini.
Operasi pasar adalah solusi jangka pendek yang bisa dilakukan pemkot saat ini. Ke depannya, pemkot akan mengupayakan agar warga kota tidak lagi menjadikan ikan layang sebagai fauna laut paling diburu.
Sebagai upaya jangka panjang untuk menekan inflasi, pemkot lantas mengeluarkan Surat Edaran Wali Kota Samarinda tentang Urban Farming. Yang poinnya adalah mengajak masyarakat untuk membudidayakan ikan dalam ember. Alias Budidamber.
Pemkot berharap program ini bisa menjadi stimulant agar masyarakat mulai mengurangi konsumsi ikan layang.
“Kalau ibaratnya untuk kesehatan protein untuk apa, Budidamber kan sudah terpenuhi,” pungkas Yuyun. (ssc/dra)

-
SAMARINDA5 hari ago
BRIDA Kaltim Petakan Daya Dukung Wilayah untuk Dukung Pembangunan IKN
-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
Ratusan PPPK Kaltim Tandatangani SPK, BKD Tegaskan Komitmen Kinerja
-
SAMARINDA4 hari ago
Kepala SMA N 10 Samarinda Dicopot, Disdikbud Ungkap Pelanggaran Prosedur dan Mobilisasi Dukungan Militer
-
SAMARINDA4 hari ago
Mediasi Malpraktik RSHD Samarinda Gagal, Dokter dan Pasien Bersikukuh pada Klaim Masing-masing
-
SAMARINDA2 hari ago
Rakernas PKK 2025 Digelar di Samarinda, Promosikan Budaya dan UMKM Lokal
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Konflik Tarif Transportasi Online di Kaltim, Driver Desak Cabut Izin Maxim
-
EKONOMI DAN PARIWISATA4 hari ago
Harga Sawit di Kaltim Turun, Disbun: Dipengaruhi Anjloknya Harga CPO dan Kernel
-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
Gubernur Kaltim Temui Menteri PUPR, Perjuangkan Perbaikan Jalan Rusak dan Irigasi