Connect with us

HIBURAN

Tampak sepi, Ternyata Peminat Puisi di Balikpapan Masih Banyak

Diterbitkan

pada

Dokumentasi acara Malam puisi oleh Berdikari Berpuisi. (Dok. Berdikari Berpuisi)

Di era sekarang ini, puisi mulai jarang dinikmati. Namun tidak di Balikpapan, karena ternyata acara yang dibuat oleh Berdikari Berpuisi ramai dikunjungi.

Makin lama, eksistensi puisi kian tergerus. Peminatnya mulai segmented. Tak heran, jarang ada komunitas atau organisasi khusus puisi yang eksis. Puisi memang tak akan mati digempur industri hiburan. Namun perkembangannya saja yang lamban.

Berdikari Puisi yang berbasis di Balikpapan, merupakan lilin kecil yang tersisa. Mereka menjaga semangat agar kesenian ini tidak punah. Supaya tetap relevan, mereka menjadikan puisi menjadi beberapa produk, seperti musikalisasi puisi, teatrikal, dan lainnya.

Belum lama ini, kelompok ini mengadakan Malam Puisi edisi perdana. Ekspektasi mereka tak muluk-muluk. Hanya untuk merayakan awal tahun 2024. Sebagai agenda ‘cek ombak’, acara ini dikerjakan secara kolektif, alias gotong royong.

Baca juga:   15 Lawakan Ramadan yang Abadi sampai Akhir Zaman

Tak disangka, banyak kejutan di malam itu. Animo warga Balikpapan dengan Malam Puisi ternyata cukup tinggi. Bahkan Founder Berdikari Berpuisi Ananda Nabilah mengaku sampai kewalahan.

Dari 4-7 orang opening act yang disediakan untuk membaca puisi sebelum acara inti. Mendadak meningkat. Karena pengunjung banyak yang antusias untuk ikut membacakan puisi. Alhasil, jumlah opening act jadi sekitar 7-10 orang.

“Secara rundown itu udah bocor banget sampai setelah selesai open mic ada yang ‘Mbak, masih bisa kah?’, ‘Mbak, masih bisa isi kah’, gitu,” ucapnya, belum lama ini.

Melihat banyaknya orang yang masih berminat untuk menyalurkan puisi yang mereka punya. Nabilah ingin dengan adanya acara-acara yang diselenggarakan bisa mengumpulkan para ‘pujangga’ yang ada di Kota Balikpapan.

Baca juga:   Ketika Duta Wisata Kaltim Nadya Pradita Nikmati Konser Dangdut di IKN: Ini Musik Pemersatu Bangsa

“Kami berpuisi bukan berjalan karena target atau untuk mencari eksposur. Kami berjalan karena pure suka dan mencintai puisi. Karena mejadikan wadah ini sebagai keranjang keresahan yang tidak berkesudahan.”

“Jadi penginnya untuk Berdikari Berpuisi dan acara-acara kami ke depannya dapat diterima sebagai hal yang sama juga untuk menitipkan puisi-puisi yang mereka cintai,” tutupnya. (gig/fth)

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.