Connect with us

OPINI

Teknologi untuk (Kami) Gen Z: Pentingnya Moralitas di Era Digital

Diterbitkan

pada

Penggunaan teknologi ternyata tak hanya memberikan dampak positif, tapi juga negatif bagi Gen Z. Karena mereka memiliki keterampilan digital yang cepat, seperti berpikir kreatif, kritis, dan menyelesaikan masalah kompleks. Namun, keterampilan ini tidak konsisten di media sosial. Apa sebab?

Sebuah Artikel Opini dari Ayu, Haikal, Harits, Veronika, Lintang, Dzaki dan Rachmawati.

Generasi Z atau yang sering disapa Gen Z merupakan sekelompok orang yang memiliki tahun kelahiran antara tahun 1995 sampai 2010. Generasi ini sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi, sehingga mereka juga dikenal sebagai generasi digital.

Perkembangan teknologi saat ini, memudahkan Gen Z untuk mengakses berbagai informasi dengan cepat dan efisien. Melalui media komputer, smartphone, jaringan internet, hingga pelbagai aplikasi media sosial lainnya. Hal ini memberikan Generasi Z beberapa kelebihan. Seperti menjadi terbuka terhadap semua hal, bekerja dengan cepat dan efisien, hingga bisa menemukan cara unik untuk memecahkan masalah.

Selain itu, pesatnya perkembangan teknologi juga membantu Gen Z mengakses informasi dengan cepat hingga mengubah perspektif mereka tentang hal-hal yang mereka lakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Sumber: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII)

Diawal tahun 2024, survei menunjukkan bahwa pengguna internet sudah mencapai 221,5 juta orang di Indonesia. Gen Z bertanggung jawab atas penggunaan internet setiap hari untuk berbagai tujuan.

Pengguna internet di Indonesia meningkat hingga 79,5% pada tahun 2024, menurut “Survei Penetrasi Internet Indonesia 2024” yang baru saja dilakukan oleh APJII, atau Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. Sebelumnya, survei yang melibatkan 8.720 orang dengan ketentuan proporsional berdasarkan 38 provinsi dilakukan, survei ini dilakukan dari 18 Desember 2023 hingga 19 Januari 2024.

Menurut data terbaru, jumlah pengguna internet di Indonesia meningkat menjadi 79,5% dari total populasi. Hasil studi APJII ini menarik karena menunjukkan bahwa sebagian besar penggunaan internet di Indonesia didominasi oleh Gen Z. Studi ini membedakan penggunaan internet berdasarkan usia pengguna, yang berarti Gen Z dengan usia 12 hingga 27 tahun akan memiliki kontribusi terbesar sebesar 34,4 % pada awal tahun 2024.

Sumber: APJII Pengguna Internet di Indonesia Berdasarkan Kelompok Generasi

Sebagai generasi yang tumbuh dan berkembang dalam era digital, Gen Z memiliki keterampilan digital yang cepat, seperti berpikir kreatif, kritis, dan menyelesaikan masalah kompleks. Namun, ketiga keterampilan ini tidak konsisten di kawasan media sosial.

Kemajuan teknologi juga memberikan pengaruh terhadap cara beretika dan berpikir Gen Z; mereka tidak tahu tentang risiko penggunaan teknologi yang tidak seimbang, sehingga mereka tidak memiliki pemahaman yang baik tentang manfaat dan kerugian dari penggunaan teknologi yang tidak seimbang. Konten-konten serta informasi yang disajikan pada media sosial menjadi salah satu penyebab terjadinya degradasi moral.

Menurut Jürgen Habermas, Degradasi moral adalah konsekuensi dari kegagalan suatu masyarakat dalam menjunjung standar etika dan nilai-nilai, yang menyebabkan pengikisan struktur sosial. Kemunculan media sosial telah mengubah pola komunikasi antar masyarakat. Hadirnya media sosial membawa sejumlah manfaat tetapi juga tantangan yang signifikan. Penting bagi individu untuk memahami dan mengelola dampak baik dan buruk dari penggunaan media sosial.

Gen Z sebagai penerus bangsa diharapkan dapat mempersiapkan  diri  dari  sekarang  untuk  menjadi  penerus  bangsa  yang  baik.  Salah satunya adalah dengan menjadi pengguna media sosial yang bijak dan cerdas.

Hasil observasi dari UNESCO menyatakan, bahwa 4 dari 10 masyarakat Indonesia aktif bermedia sosial di platform seperti Facebook yang memiliki jumlah pengguna sebesar 3,3 juta unduhan, kemudian WhatsApp dengan jumlah pengguna sebesar 2,9 juta unduhan menurut Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Rosarita Niken Widiastuti dalam acara Bimbingan Teknis Sumber Daya Manusia Penyiaran angkatan ke-30 yang diadakan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) di Jakarta.

Dengan tingginya jumlah pengguna media sosial di Indonesia, menurut Niken, dapat berisiko memunculkan penyebaran konten negatif, pesan provokasi, serta ujaran kebencian yang dapat mengakibatkan konflik. Segala dampak negatif tersebut disebabkan oleh hadirnya media sosial, termasuk meningkatnya kecanduan media sosial yang dapat mengganggu produktivitas dan kesehatan mental individu.

Sumber: Microsoft Kesopanan Pengguna Internet

Microsoft melaporkan tingkat kesopanan pengguna internet sepanjang 2020, termasuk Indonesia. Dalam pernyataan Digital Civility Index (DCI) yang mengukur tingkat kesopanan digital pengguna internet dunia saat berkomunikasi di dunia maya, netizen Indonesia menempati urutan terbawah se-Asia Tenggara. Netizen Indonesia sering kali menjadi perhatian karena ulahnya melontarkan komentar negatif di media sosial. Bahkan ketika Microsoft memublikasikan hasil survei tersebut, pihak mereka sampai-sampai menonaktifkan kolom komentar karena dihujani protes oleh netizen Indonesia.

Serangan komentar dari netizen Indonesia seolah semakin membenarkan hasil survey tersebut karena komentar yang dilontarkan tidak hanya kasar, namun juga rasis dan provokatif. Mundurnya tingkat kesopanan netizen Indonesia pada tahun 2020 dipengaruhi paling banyak oleh pengguna berusia dewasa dengan berpersentasekan 68%.

Sementara itu, untuk usia remaja dinyatakan bahwa belum berkontrubusi besar dalam mundurnya tingkat kesopanan digital netizen Indonesia. Awalnya pada tahun 2019, Indonesia berada di posisi ke 68. Namun pada tahun 2020, naik 8 peringkat menjadi 76. Semakin tinggi peringkat atau skor yang diperoleh, maka semakin rendah tingkat kesopanan netizen di negara tersebut. Laporan tersebut berdasarkan oleh survei yang diikuti oleh 16.000 responden di 32 negara.

Sebanyak 503 responden berasal dari Indonesia. Penelitian dilakukan pada April dan Mei 2020, dan baru dipublikasi pada Februari 2021. Survei tersebut membahas tentang dampak paparan terhadap 21 risiko online yang berbeda-beda dalam empat indikator, antara lain perilaku, seksual, reputasi, dan pribadi.

Faktor penting dalam perkembangan teknologi komunikasi di Indonesia salah satunya dengan kualitas sumber daya manusia yang baik. Hal ini membutuhkan pengembangan dari berbagai aspek seperti pendidikan, keterampilan, budaya dan pengembangan karakter. Jika tidak didukung dengan pengembangan dari berbagai aspek maka perkembangan teknologi akan menjadi pedang bermata dua bagi penggunanya, seperti menurunnya moralitas atau tingkat kesopanan dalam bersosial media. Beberapa faktor rendahnya moralitas masyarakat khususnya Gen Z dalam penggunaan teknologi di Indonesia, meliputi:

  • Budaya Konflik dan Kurangnya Rasa Menghargai Terhadap Pendapat Orang Lain

Hal ini dapat menimbulkan perilaku tidak sopan dalam berinteraksi online. Beberapa orang mungkin lebih condong untuk menyalahkan atau mengejek daripada berdiskusi dengan cara yang positif.

  • Kurangnya Pendidikan Tentang Etika Berinternet

Pendidikan tentang etika menggunakan internet masih terbatas dan sangat kurang di beberapa daerah yang ada di Indonesia. Kurangnya pendidikan dan pemahaman bagaimana cara menggunakan teknologi dengan benar dan rasa bertanggung jawab dapat memicu perilaku yang tidak sopan di internet.

  • Pengaruh Media Sosial dan Konten Negatif

Penggunaan media sosial yang berlebih dan merujuk kepada konten negatif dapat mempengaruhi perilaku seseorang secara negatif. Konten yang tidak mendidik atau merangsang emosi dapat memicu seseorang untuk melakukan perilaku tidak sopan dalam interaksi di internet.

  • Kebiasaan Tidak Baik

Melakukan hal-hal tidak senonoh yang sering dilakukan saat di dunia maya yang dibawa hingga ke era digital, sehingga dapat membawa dampak negatif tersebut ke internet.

  • Rendahnya Tingkat Literasi

Kecenderungan masyarakat Indonesia yang berperilaku buruk di internet, juga berkaitan dengan rendahnya tingkat literasi, bahwasanya banyak masyarakat Indonesia yang mudah sekali termakan hoax yang beredar di internet. Tingkat literasi di Indonesia masih rendah, sebagaimana disebut dalam beberapa sumber yang ditunjukkan.

Data UNESCO memperlihatkan bahwa Indonesia memiliki minat baca yang sangat rendah, yaitu hanya 0,001% dari 1.000 orang Indonesia yang suka dan aktif membaca Selain itu, berdasarkan survei yang dilakukan oleh Program of International Student Assessment (PISA) pada tahun 2019, minat baca Indonesia menduduki peringkat ke-62 dari 70 negara.

Teknologi dan Gen Z yang dapat dikatakan memiliki hubungan yang erat. Kesukaan menggunakan berbagai platfrom media sosial disebabkan olek karakteristik mereka sendiri. (Suganda 2018) mengatakan bahwa generasi Z merupakan generasi yang suka berinteraksi dan mengekpresikan diri, berpikir global, aktif, berkomunikasi secara virtual, dan menyukai hal-hal yang berkaitan dengan visual.

Beberapa dampak positif dari teknologi bagi Gen Z yaitu, mereka dapat membuka dan menghasilkan lapangan pekerjaan baru seperti menjadi seorang konten kreator atau influencer yang mana mereka aktif dalam penggunaan teknologi, mereka juga mengeksplore banyak pengetahuan baru hingga mengeskpresikan diri melalui media sosial, berpikir kritis, complex problem solving, mempermudah proses komunikasi informasi yang lebih mudah diakses, dapat dijangkau dari belahan dunia sehingga kegiatan komunikasi pun dapat dilakukan dengan sangat mudah tanpa bertemu face to face, memudahkan dalam bidang pendidikan dengan solusi menghadirkan kelas virtual dalam proses belajar.

Penggunaan teknologi juga memberikan dampak negatif bagi Gen Z. Beberapa dampak yang muncul seperti kurangnya melakukan interaksi dalam dunia nyata mengakibatkan mereka lebih banyak mengurung diri, serta menimbulkan adanya kecemasan terhadap perbandingan yang tidak sehat antara diri sendiri dengan ekspektasi media sosial. Selain itu, dampak negatif dari teknologi dalam menggunakan media sosial dapat memicu perilaku yang kurang baik seperti cyberbullying, sexting, eksposur terhadap konten yang negatif seperti pornografi dan kekerasan.

Dampak negatif lainnya dari teknologi yaitu literasi mereka yang kurang suka dalam membaca, mereka lebih suka menyerap informasi dalam bentuk visual seperti penyajian konten video pendek sehingga edukasi yang mereka dapat juga bisa menimbulkan hoax, dengan hal ini dapat mempengaruhi kemampuan berbahasa dan tulisan Gen Z, membuat kebanyakan dari mereka juga sekarang menggunakan bahasa yang tidak baku, sehingga tingkat kesopanan mereka menjadi kurang karena banyaknya bahasa gaul yang bermunculan. Semua hal ini mereka dapatkan dari media sosial yang mereka lihat dan baca. Mereka yang belum cukup umur dan tidak dapat mengontrol diri dalam bermedia sosial.

Upaya serta solusi yang dapat dilakukan dalam menghadapi kemerosotan nilai moral di masyarakat khususnya Gen Z, meliputi:

  • Pentingnya Penanaman Nilai Moral

Diupayakan agar masyarakat khususnya Gen Z dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan kaidah yang ada di dalam masyarakat. Penanaman nilai moral dapat dilakukan melalui pendidikan, baik secara formal seperti sekolah atau non-formal, seperti lingkungan keluarga dan masyarakat. Di lingkungan keluarga, individu menemukan unsur dari setiap kepribadian, seperti tanggung jawab, sikap menghormati dan kecerdasan emosional. Penanaman nilai moral melalui lingkungan pendidikan, dengan menggunakan kearifan lokal yang menjadi identitas dan jati diri bangsa sebagai sumber belajar peserta didik. Seperti nilai sosial, moral dan etos budaya.

  • Pergunakan Bahasa yang Baik

Dalam bermedia sosial, hendaknya memakai bahasa yang baik dan benar sehingga tidak menimbulkan resiko kesalahpahaman. Sebaiknya saat berinteraksi dan berkomunikasi dalam jaringan internet menggunakan bahasa sopan dan menghindari penggunaan kata atau frasa ambigu yang dapat disalahartikan. Karena setiap orang memiliki preferensi bahasa yang berbeda, dan dapat memaknai suatu konten secara berbeda-beda, maka dengan memakai bahasa yang jelas dan lugas akan meminimalisir terjadinya perselisihan.

  • Fokus Pada Pengembangan Diri

Mengembangkan kemampuan diri untuk mencapai prestasi dan kemauan untuk memperbaiki diri sehingga tidak berfokus pada hal-hal negatif. Tidak mudah larut dalam kesenangan dan pergaulan yang bebas karena kebiasaan ini akan menguras segala kemampuan dan dapat menghancurkan masa depan dan mempengaruhi karakter pribadi.

  • Meningkatkan Minat Baca

Kemerosotan moral ini juga berkaitan dengan rendahnya minat baca warga Indonesia. Seringkali dalam berargumen, orang Indonesia tidak membaca dan salah mengartikan maksud opini dan fakta yang dikemukakan dalam media sosial. Oleh karena itu, dengan meningkatnya minat baca dari rakyat Indonesia semakin sedikit pula kasus hoaks maupun hal-hal receh yang sering menjadi perselihan di sosial media. Dengan membaca dapat memperbanyak pengetahuan, juga meningkatkan cara berpikir dan konsentrasi kita. 

  • Regulasi dan Hukum yang Tegas

Upaya pemerintah mengesahkan UU ITE dengan mengatur perkara penghinaan dan pencemaran nama baik yakni pada Pasal 27 ayat (3) UU ITE yang berbunyi:

“Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.”

Selain itu, ketentuan SARA diatur dalam Pasal 28 ayat (2) UU ITE yang berbunyi :

“Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).”

  • Peran Aktif Masyarakat

Masyarakat juga berperan aktif untuk berkontribusi dengan saling mengingatkan satu sama lain mengenai etika dan sopan santun dalam penggunaan Internet, serta melaporkan tindakan yang tidak etis kepada pihak yang berwenang atau dengan mereport dan memblokir akun-akun sosial media yang menyebarkan konten-konten negatif.

Generasi Z sebagai generasi digital yang tumbuh dan berkembang seiring kemajuan teknologi sehingga diharapkan agar lebih unggul dalam mengakses informasi dengan cepat dan efisien serta dapat beradaptasi terhadap perubahan. Peningkatan penggunaan internet di Indonesia pada tahun 2024, yang didominasi oleh para kaum Gen Z menunjukkan transisi yang besar menuju Indonesia era digital yang lebih baik dan terhubung.

Namun, di sisi lain juga terdapat kekhawatiran terkait dampak negatif dari penggunaan teknologi yang tidak seimbang, seperti kerusakan nilai moral hingga penyebaran konten-konten negatif di sosial media. Kecanduan terhadap sosial media dapat berdampak pada produktivitas dan kesehatan mental seseorang. Laporan Digital Civility Index (DCI) menunjukkan bahwa rendahnya tingkat peradaban digital netizen Indonesia yang kerap menimbulkan sikap negatif dalam menggunakan sosial media.

Peningkatan peringkat negara Indonesia di Digital Civility Index (DCI) pada tahun 2019 hingga 2020 menandakan bahwa adanya penurunan kesopanan pengguna internet. Hal itu menunjukkan bahwa pentingnya penanaman nilai-nilai moral, penggunaan bahasa yang baik, fokus pada pengembangan diri, peningkatan minat membaca, peraturan dan hukum yang tegas, serta peran aktif masyarakat merupakan elemen kunci penting dalam mengatasi permasalahan tersebut.

Melalui tulisan ini, penulis memiliki harapan besar agar penanaman nilai moral di Indonesia khususnya bagi para Gen Z untuk dapat dilakukan melalui pendekatan dari sisi pendidikan dan keluarga, seperti penggunaan bahasa yang sopan, pengembangan diri, dan minat membaca dapat membantu mengurangi mising informasi dan kontroversi di media sosial.

Regulasi yang tegas dan peran aktif masyarakat untuk saling mengingatkan tentang etika penggunaan sosial media juga penting dalam membangun masyarakat digital yang lebih sehat dan bertanggung jawab. Diharapkan Gen Z dapat menjadi generasi penerus bangsa di masa depan yang bertanggung jawab, yang mengetahui pentingnya pemahaman mendalam bagi mereka tentang etika digital dan dapat menjadi netizen yang cerdas serta bijaksana dalam penggunaan media sosial. (*/red)

Tentang Penulis

Artikel ini ditulis oleh sekelompok Mahasiswa/I Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman angkatan 2022 yang terdiri atas:

  1. Triana Ayu Januar (2202056059)
  2. Muhammad Haikal (2202056061)
  3. Muhammad Harits Almuzammil Ghibrant (2202056074)
  4. Veronika Angella (2202056084)
  5. Lintang Naweswari (2202056096)
  6. Ahmad Dzaki Fadhillah (2202056107)
  7. Rachmawati (2202056109)

Referensi

  • Admin. (2022, November 15). Pahami itu Dampak Media Sosial Bagi Generasi Z. Program Studi Magister Ilmu Hukum Terbaik Di Sumut. https://mh.uma.ac.id/pahami-itu-dampak-media-sosial-bagi-generasi-z/
  • Ceicilia. (2023, August 9). Generasi Z dan Perkembangan Digital. Kumparan. https://kumparan.com/ceicilia773355/generasi-z-dan-perkembangan-digital-20x2sPSIGU9
  • Dyah Utami, L. (2021, March 23). Tingkat Literasi Indonesia di Dunia Rendah, Ranking 62 Dari 70 Negara. Perpustakaan Amir Machmud. https://perpustakaan.kemendagri.go.id/2021/03/tingkat-literasi-indonesia-di-dunia-rendah-ranking-62-dari-70-negara/
  • Hari Media Sosial Nasional dan Mirisnya Sikap Netizen Indonesia – Universitas Pasundan. (2021, June 10). Universitas Pasundan. https://www.unpas.ac.id/hari-media-sosial-nasional-dan-mirisnya-sikap-netizen-indonesia/
  • Hasil Studi Ungkap Gen Z Jadi yang Terbanyak Gunakan Internet. (n.d.). Eraspace. https://eraspace.com/artikel/post/hasil-studi-ungkap-gen-z-jadi-yang-terbanyak-gunakan-internet
  • Badan Pendidikan Kristen Penabur (2021). Perlu Introspeksi Diri Netizen Indonesia dalam Bermedia Sosial. https://bpkpenabur.or.id/bekasi/smak-penabur-harapan-indah/berita/berita-lainnya/perlu-introspeksi-diri-netizen-indonesia-dalam-bermedia-sosial
  • Kediri, Y. (2022, July 28). Keterkaitan Teknologi Informasi dan Generasi Z. Young on Top. https://www.youngontop.com/keterkaitan-teknologi-informasi-dan-generasi-z/
  • Kominfo, P. (n.d.). Angka Penggunaan Media Sosial Orang Indonesia Tinggi, Potensi Konflik juga Amat Besar. Website Resmi Kementerian Komunikasi Dan Informatika RI. https://www.kominfo.go.id/content/detail/14136/angka-penggunaanmedia-sosial-orang-indonesia-tinggi-potensi-konflik-juga-amatbesar/0/sorotan_media
  • Maudisha. (2022, October 20). Generasi Z cepat menyerap keterampilan digital, namun sangat perlu didampingi guna capai ranah budaya digital. Universitas Indonesia. https://www.ui.ac.id/generasi-z-cepat-menyerap-keterampilan-digital-namun-sangat-perlu-didampingi-guna-capai-ranah-budaya-digital/
  • Rokhayah S. (2021). Etika Bermedia Sosial. https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-pekalongan/baca-artikel/14086/Etika-Bermedia-Sosial.html
  • PENGARUH DUNIA IT TERHADAP PERILAKU REMAJA GENERASI Z. (n.d.). Jurnal Religion: Jurnal Agama, Sosial, Dan Budaya Volume 1, Nomor 2 (2023) 21. https://maryamsejahtera.com/index.php/Religion/article/download/61/69
  • Rakhmah, D. N. (2021). Gen Z Dominan, Apa Maknanya bagi Pendidikan Kita? https://pskp.kemdikbud.go.id/produk/artikel/detail/3133/gen-z-dominan-apa-maknanya-bagi-pendidikan-kita
  • Rosa, M. C. (2022b, March 26). Penyebab Netizen Indonesia Disebut Paling Tidak Sopan se-Asia Tenggara Halaman all – Kompas.com. KOMPAS.com. https://www.kompas.com/wiken/read/2022/03/26/110500081/penyebab-netizen-indonesia-disebut-paling-tidak-sopan-se-asia-tenggara?page=all
  • Santikawulandari, M. (2023, June 26). Kurangnya Adab Netizen Indonesia: Bagaimana Kita Dapat Memperbaiki Situasi Halaman all – Kompasiana.com. KOMPASIANA. https://www.kompasiana.com/mellasantika14/6499b43a08a8b550230faad2/kurangnya-adab-netizen-indonesia-bagaimana-kita-dapat-memperbaiki-situasi?page=all#section1
  • Tampilan Dampak Kemajuan Teknologi Informasi pada Generasi Z di Era Society 5.0 bagi Sumber Daya Manusia. (n.d.-a). https://e-journal.unmas.ac.id/index.php/pilar/article/view/4463/3454
  • Thalia. (2023, June 14). Rendahnya Literasi di Indonesia – Kompasiana.com. KOMPASIANA. https://www.kompasiana.com/thalia88966/648a39684addee4a8e026a44/rendahnya-literasi-di-indonesia
  • Wijayanti, I. (2020). KEMEROSOTAN NILAI MORAL YANG TERJADI PADA GENERASI MUDA DI ERA MODERN. OSF. https://osf.io/preprints/socarxiv/w9m4x

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Kaltim Faktual menerima kiriman artikel dari pembaca. Baik karya tulis feature, opini/catatan hingga artikel maupun informasi berita. Kirimkan karya Anda disertai identitas lengkap dalam format word, melampirkan file foto berformat landscape, melalui kontak kami (kontak@kaltimfaktual.co atau Whatsapp) dengan subject sesuai dengan karya tulis Anda. (ARTIKEL/OPINI/INFORMASI). Kami harap, karya Anda bisa memenuhi unsur tagline kami: Mengabarkan, Menginspirasi, Menyenangkan.

Catatan: Hak penerbitan menjadi keputusan redaksi. Tulisan yang terbit telah melalui penyuntingan redaksi tanpa mengurangi maksud pesan penulis. Semua materi tulisan merupakan tanggung jawab penulis. Redaksi Kaltim Faktual tidak mewakili isi tulisan opini penulis.

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.