SEPUTAR KALTIM
Waduh! Curah Hujan di Kaltim Diprediksi Tinggi saat Natal dan Tahun Baru
Masyarakat Kaltim yang merencanakan mudik ataupun liburan saat Natal dan Tahun Baru 2025. Sebaiknya perlu menyiapkan beberapa hal. Karena pada periode itu, curah hujan diprediksi meningkat.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan Kukuh Ribudiyanto mengatakan berdasarkan perkiraan curah hujan di Kaltim tinggi saat memasuki periode Natal dan Tahun Baru 2025.
“Normalnya curah hujan itu berkisar 50-100 milimeter, tapi memasuki akhir tahun berkisar di 300-400 milimeter,” katanya, Senin, mengutip dari Antara.
Ia melanjutkan, tren peningkatan curah hujan tak sampai Tahun Baru saja. Melainkan akan berlanjut hingga April 2025. Dalam hal ini pada awal tahun 2025 merupakan puncak pertama musim hujan dan April puncak ke dua.
“Desember ini menuju puncak musim penghujan, dan puncaknya itu pada Januari hingga April,” terangnya.
Curah hujan tinggi ini bisa saja terjadi hingga Lebaran Idulfitri tahun depan, mengingat Idulfitri tahun depan diperkirakan jatuh pada bulan Maret.
Kukuh menuturkan kondisi tersebut disebabkan adanya siklus La Nina yakni anomali iklim global yang ditandai dengan keadaan suhu permukaan laut (SPL) atau sea surface temperature (SST) di Samudra Pasifik tropis bagian tengah dan timur yang lebih dingin dibandingkan suhu normalnya.
“Sehingga sejumlah wilayah di Indonesia termasuk Kaltim cuaca lebih dingin serta curah hujan meningkat,” ujarnya.
Meskipun curah hujan tinggi namun Kukuh menyatakan potensi angin kencang serta hujan yang disertai petir justru menurun pada periode tersebut.
“Hujan petir dan angin kencang yang terjadi pada Oktober lalu berkurang mulai bulan ini,” tuturnya.
Waspada Bencana Alam
Tingginya curah hujan berarti risiko terjadinya bencana alam semakin besar. Terutama di kawasan tepi sungai ataupun pesisir. Bencana banjir yang disebabkan oleh hujan deras sekaligus air laut sedang pasang bisa saja terjadi di beberapa daerah di Kaltim.
“Potensi bencana itu ada, terutama yang di pesisir pantai seperti banjir rob, dan untuk di Balikpapan mengingat wilayahnya berbukit yang perlu diwaspadai tanah longsor.”
“Terutama yang di sekitaran Sungai Mahakam, di sana ada Samarinda, Kutai Kartanegara (Kukar) Mahakam Hulu (Mahulu), dan lainnya,” katanya.
Dia juga mengimbau kepada masyarakat dan pemerintah agar lebih perhatian dengan potensi bencana tersebut.
Kukuh menilai sejauh ini peran pemerintah cukup baik dalam mitigasi bencana baik melalui rapat koordinasi (Rakor) kebencanaan maupun rapat kesiapsiagaan bencana.
“Pemerintah juga meneruskan sistem peringatan dini (early warning sistem) dari kami untuk disampaikan ke masyarakat,” pungkasnya. (fth)
-
SAMARINDA4 hari yang lalu
Warga Perumahan BPK dan Samarinda City Keluhkan Sampah, Ketua Komisi III Minta DLH Turun ke Lapangan
-
SAMARINDA5 hari yang lalu
Evaluasi Pilkada Kota Samarinda: Minimnya Partisipasi, Kurangnya Sosialisasi
-
BERITA5 hari yang lalu
Warga Kaltim Keluhkan Sengketa Lahan di IKN, DPR RI Bakal Panggil ATR/BPN
-
PARIWARA5 hari yang lalu
Tampil Sebagai Urban Super Sport, New Yamaha R25 Siap Geber Maksimal Pasar Sport Tanah Air
-
EKONOMI DAN PARIWISATA5 hari yang lalu
Beri Dukungan ke UMKM, Pemprov Minta Hotel di Kaltim Serap Produk Lokal
-
EKONOMI DAN PARIWISATA4 hari yang lalu
Yamaha Aerox ALPHA Resmi Mengaspal di Samarinda, Sudah Tersedia Diseluruh Dealer Kaltim-tara
-
SAMARINDA4 hari yang lalu
Dari Rapat Paripurna HUT Samarinda, Andi Harun Pamerkan Capaian Tingkat Nasional hingga International
-
SAMARINDA5 hari yang lalu
Kemacetan di Jalan M.Said Samarinda Harus Segera Diurai, Warga Minta Akses Jalan Baru