SAMARINDA
Legislator Samarinda Puji Ketegasan Wali Kota Soal Pipa Bocor di PM Noor, tapi ….

Anggota DPRD Samarinda mengapresiasi langkah wali kota saat meminta perbaikan pipa PDAM di PM Noor dipercepat. Meski begitu ia merasa kalau ‘kemarahan’ Andi Harun lebih tepat dijatuhkan pada kontraktor.
Setelah ramai keluhan warga Perum Pondok Surya Indah di Jalan PM Noor soal ketersediaan air bersih yang nihil selama 3 minggu. Wali Kota Samarinda Andi Harun langsung turun ke lokasi.
Mengecek mengapa air tak mengalir sekaligus meninjau pekerjaan proyek drainase di sana. Andi sempat naik pitam dan meminta untuk segera diselesaikan. Ia memberi waktu 3 hari, sesuai kesanggupan kontraktor proyek dan Perumdam Tirta Kencana.
Wali kota kemudian memegang janji itu dan mengancam kalau tidak sesuai akan memecat siapapun yang bertanggung jawab. Dan ada konsekuensi hukum bagi pihak ketiga yang tidak sesuai dengan pekerjaannya.
Anggota Komisi II DPRD Samarinda, Laila Fatihah ikut menanggapi. Menurutnya karena pekerjaan itu dikerjakan pihak ketiga. Maka seharusnya statemen itu jatuh kepada pihak ketiga. Yakni berujung pemutusan kontrak.
“Tapi kalau secara pegawai saya rasa ada prosedurnya ya. Ada sp 1, sp 2, sp 3 gitu lo. Sejauh mana mereka melakukan kesalahan. Apakah fatal atau tidak,” jelas Laila pada Senin, 2 Oktober 2023.
“Tapi dari statement-nya beliau itu kalau saya pikir, saya tarik garis merahnya kalau yang diberikan warning itu pihak ketiga,” tambahnya.
Menurut Laila, perlu untuk tidak mudah mengeluarkan statement yang berpotensi bisa jadi boomerang. Menenangkan satu pihak dan memberatkan pihak lain. Serta perlu lebih objektif dalam menilai.
Dibanding mengeluarkan statement yang kontroversial, lebih baik menghighlight solusi atau aksi nyata yang dilakukan. Sehingga ada solusi dan jalan keluar dari suatu permasalahan.
“Langkah beliau turun langsung ke lapangan untuk mengecek kondisi itu bagus-bagus aja. Supaya memberikan shock terapi kepada pekerja atau pihak ketiga agar mengerjakan secara maksimal.”
Meski begitu, Laila menilai ada beberapa poin yang perlu diperhatikan. Pertama pengawasan intensif. Sehingga ketika ada kesalahan kecil bisa langsung diperbaikan. Kalau ada kesalahan bisa langsung menegur.
Kemudian juga tidak terlalu percaya begitu saja dengan pihak ketiga. Harus kroscek detail profil dari kontraktor. Apakah dinilai bagus atau tidak.
Juga tidak segan untuk memutus kontrak atau mem-blacklist pihak ketiga yang tidak kooperatif menurut Pemkot. Karena nilai Laila, kejadian serupa sudah banyak terjadi. Ada saja pihak ketiga yang tidak mengerjakan sesuai kontrak atau prosedur.
“Kalau tidak kooperatif putuskan, jangan dipakai lagi,” pungkasnya. (ens/dra)

-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
Ajang Camat Berprestasi Kaltim 2025 Dibuka, Pemenang Diumumkan di HUT Kaltim ke-69
-
EKONOMI DAN PARIWISATA5 hari ago
Inflasi Kaltim September 2025 Tercatat 1,77 Persen, Tertinggi di PPU
-
EKONOMI DAN PARIWISATA5 hari ago
Harga TBS Sawit Kaltim Naik, Petani Sambut dengan Optimisme
-
OLAHRAGA5 hari ago
Tambah Poin di Aragon, Arai Agaska Targetkan Runner Up R3 BLU CRU World Cup 2025
-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
Ratusan Warga Padati Bulbak PKH, Dari Expo Peternakan hingga Aksi Minum Susu
-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
Wagub Seno Aji: Ketahanan Pangan Kaltim Masih Semu, Harus Segera Mandiri
-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
Upacara Hari Kesaktian Pancasila di Kaltim, Rudy Masud Tekankan Persatuan Bangsa
-
NUSANTARA4 hari ago
Anak Satpam Dapat Pekerjaan dari Program MBG: “Terima kasih Presiden Prabowo”