SEPUTAR KALTIM
Arsip Geologi Kaltim Seratus Tahun Lalu Masih Jadi Referensi Penting

Meski berjarak seabad lebih. Buku geologi yang terbit pada tahun 1892 masih ada arsipnya hingga saat ini. Bahkan masih jadi referensi penting bagi akademisi geologi maupun praktisi di Kaltim.
Peran kearsipan sangat penting bagi segala bidang. Sebab arsip memiliki nilai guna yang tinggi bagi suatu lembaga. Karena di dalamnya memuat rekam jejak informasi mengenai semua peristiwa dan kejadian pada masa lampau.
Termasuk bidang Geologi yang merupakan studi mengenai bumi dan segala fenomena yang terjadi di dalamnya. Pembentukan bumi. Dan juga segala proses yang terjadi baik di dalam bumi (bawah permukaan) maupun yang terjadi di atas permukaan bumi.
Banyak arsip maupun data penting yang dihasilkan dari ilmu geologi. Termasuk di dalamnya informasi soal bumi, batuan, kondisi tanah, sumber daya alam, hingga peta wilayah.
Arsip geologi bisa digunakan untuk banyak hal. Misalnya untuk melihat potensi bencana geologi dalam pengembangan kawasan perkotaan. Kemudian upaya pengurangan risiko bencana seperti gempa bumi, gelombang tsunami, gerakan tanah, dan kebencanaan lainnya.
Pakar geologi Kaltim, Fajar Alam mencatat kalau kearsipan geologi di Kaltim ada bermacam-macam. Baik dalam bentuk buku maupun jurnal. Bahkan masih ada buku yang usianya lebih dari satu abad. Yakni terbitan tahun 1892.
“Ada yang bentuk buku ada yang jurnal. Kalau buku, beberapa ada di Badan Geologi Bandung.”
“Beberapa sudah dikonservasi, beberapa buku yang sudah berusia 50 tahun, terbitan 1892, masih ada soft copy-nya,” terang Fajar Alam, belum lama ini.
Lanjut Fajar, buku yang terbit pada tahun 1892 itu berjudul Borneo: Its Georgian Mineral Resources. Berisi soal geologi Kalimantan. Menggunakan bahasa Jerman, yang kemudian diterjemahkan ke bahasa Inggris.
Buku lain lebih anyar, ada Geology of Indonesia vol 1a dan 2a. Terbitan sekitae 1947-1948. Namun membicarakan geologi secara umum.
Buku-buku tersebut kata Fajar masih banyak dipakai. Menjadi referensi yang penting bagi akademisi geologi hingga saat ini. Meski banyak juga buku-buku baru geologi yang terbit.
“Itu yang lumayan masih dipakai sampai sekarang. Termasuk pedoman yang berkembang. Informasi yang bisa dihimpun selama buku itu ditulis,” tambahnya.
Kebanyakan akademisi geologi merujuk buku itu untuk melihat kronologi nama-nama kelompok batuan atau formasinya. Sementara buku yang lebih baru lebih banyak membahas pembaruan nama formasi batuan.
“Sebagian yang lama masih dipakai,” pungkasnya. (ens/dra)
ADVERTORIAL DINAS PERPUSTAKAAN & KEARSIPAN KALTIM

-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Pemprov Kaltim Targetkan 367 SPPG, Perluas Program Makanan Bergizi Gratis
-
SOSOK3 hari ago
Firda Arrum, Putri Berau yang Membawa Baki Sang Saka di HUT ke-80 RI Kaltim
-
PARIWARA3 hari ago
Konsistensi Pembinaan Yamaha Racing Indonesia, Arai Agaska Ikut Yamaha BLU CRU Master Camp di Spanyol
-
SEPUTAR KALTIM2 hari ago
Putra Kaltim Catat Sejarah, Jadi Pembentang Bendera Pusaka di Istana Merdeka
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Kaltim Buktikan Komitmen Jaga Hutan, Raih Penghargaan Nasional Wana Lestari
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
HUT ke-80 RI di Kaltim, Sang Saka Berkibar Khidmat di Gelora Kadrie Oening
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Marching Band Meriahkan HUT ke-80 RI di Samarinda, DDC Suguhkan Tribute to Ismail Marzuki
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
HUT ke-80 RI, Gubernur Harum: Kaltim Siap Jadi Etalase Indonesia di Era IKN