SEPUTAR KALTIM
Pengarsipan Hasil Kajian Geologi di Kaltim Belum Memadai
Hasil kajian geologi yang pernah dilakukan sudah pernah diarsipkan. Yakni dengan pelaporan data kepada instansi pemerintah. Namun memang penerapannya belum maksimal di Kaltim.
Hasil dari kajian geologi lanjutan yang diarsipkan memiliki peran yang sangat vital bagi kelanjutan berbagai sektor. Di antaranya industri geologi, pendidikan, hingga sektor bisnis dan pembangunan tata kota.
Hasil kajian lanjutan itu biasa meliputi kegiatan penelitian pada suatu wilayah. Terhadap kondisi di bawah permukaan tanah. Biasanya dilakukan sebelum memulai proyek besar atau adanya suatu pembangunan.
Misalnya kegiatan pengeboran atau seismik. Sebuah upaya untuk mendapatkan informasi tentang susunan, ketebalan, hingga kandungan dari batuan. Ataupun mengukur kedalaman untuk sampai ke sumber migas.
Ada pula geolistrik. Yakni teknik geofisika yang digunakan untuk mengukur karakteristik material di bawah permukaan tanah. Untuk penentuan potensi sumber air tanah di bawah permukaan. Atau rencana pembangunan jalan dan jembatan.
Biasanya kegiatan-kegiatan itu dilakukan oleh sebuah sebuah perusahaan atau instansi pemerintahan yang akan aian melaiukan priyek besar atau suatu pembangunan. Melalui pihak ke-3 yang dipercaya.
Namun, hasil kajian itu tidak dikumpulkan menjadi satu terpusat untuk kemudian disimpan diarsipkan. Karena tersebar dan menjadi kepemilikan masing-masing perusahaan. Dan data informasinya tidak diakses secara terbuka.
Menurut Pakar Geologi Kaltim Fajar Alam. Upaya pengarsipan itu pernah dilakukan terhadap suatu instansi. Ketika itu, setiap tahun sempat melaporkan rencana kerja dan anggaran biaya.
“Itu kan ada pembaruan informasi tentang sumber daya atau cadangan. Dahulu berapa sekarang berapa. Kalau berubah misalnya cadangannya ada yang lebih besar. Mestinya ada aktifitas tambahan berupa pengambilan data. Pengeboran,” jelas Fajar baru-baru ini.
Fajar mengungkap kalau pada kondisi tertentu, lampiran hasil pengeboran itu pernah disampaikan juga dijadikan halaman pada lampiran. Senagai upaya pengarsipan.
“Laporan ke SDM waktu itu, yang masih masuk di provinsi ya maupun pusat itu ada,” lanjutnya.
Namun Fajar mengira kalau itu mungkin bagian darinimprovisasi untuk mengaktualkan sumber datanya. Sehingga perusahaan bisa menyimpulkan cadangannya dengan lebih valid.
“Nah terus dilampirkan. Berarti kan ada data. Data interval batu bara misal dengan koordinatnya. Sehingga bisa divalidaai pihak ketiga.”
Dalam pandangannya. Fajar melihat pemerintah daerah pernah melakukan upaya kearsipan itu. Walaupun data yang dilampirkan mungkin berupa sampel.
“Ada pernah. Tapi belum terarsipkan dengan baik,” pungkasnya. (ens/fth)
ADVERTORIAL DINAS PERPUSTAKAAN & KEARSIPAN KALTIM
-
NUSANTARA4 hari agoKemenhut Telusuri Legalitas Kayu Terseret Banjir di Sumatra, Operasi Pengawasan Diperketat
-
NUSANTARA4 hari agoPresiden Prabowo Prioritaskan Pembangunan 300 Ribu Jembatan untuk Perkuat Akses Pendidikan di Daerah Terpencil
-
OLAHRAGA5 hari agoKejuaraan Balap Ikonik Yamaha Cup Race Bertandang ke Tasikmalaya, Bakal Hadirkan Euforia Memorable
-
OLAHRAGA4 hari agoDebut di Yamaha R3 BLU CRU Asia-Pacific Championship, Rider Binaan Yamaha Racing Indonesia Sabian Fathul Ilmi Tampil Impresif
-
BALIKPAPAN3 hari agoFazzio Hybrid Movement (FOMO) di Balikpapan Diramaikan dengan Gathering & Riding Bareng Konsumen Fazzio
-
NUSANTARA15 jam agoPemprov Kaltim Salurkan Rp 7,5 Miliar untuk Bantu Korban Banjir di Tiga Provinsi Sumatera
-
PARIWARA2 hari agoModal 40 Juta-an, LEXI LX 155 Japan Look Sukses Juarai Kategori Elit di Event CustoMAXI 2025 Aceh

