Connect with us

GAYA HIDUP

Angka Stunting Kaltim Melonjak, Sukmawati: Kemiskinan dan Ketidaktahuan Jadi Biang Keroknya

Diterbitkan

pada

stunting
Isu pencegahan stunting harus dikerjakan bersama-sama. Antara pemerintah dan masyarakat; kaum ayah maupun para ibu. (Foto: 1000 days fund)

Menurut Legislator Kaltim Sukmawati, naiknya angka stunting di Kaltim lebih dikarenakan kemiskinan. Serta ketidaktahuan orang tua soal gizi seimbang sejak masa kehamilan.

Berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, angka stunting di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) berada di angka 23,9 persen. Meningkat 1,1 persen dari tahun 2021 yaitu 22,8 persen.

Angka tersebut membawa Kaltim masuk dalam 6 besar jajaran provinsi yang mengalami kenaikan angka stunting. Bersama Sulawesi Barat, Papua, NTB, Papua Barat, dan Sumatera Barat.

Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi IV DPRD Kaltim Sukmawati. Mengatakan bahwa tugas mencegah stunting bukan hanya tugas pemerintah semata. Tapi semua orang. Terutama para orang tua.

Para ibu mesti memperhatikan asupannya sejak kehamilan. Dan terus berlanjut hingga melewati usia balita dan anak-anak.

Baca juga:   Gelar Sosbang di Desa Olung Paser, Sukmawati Ingatkan Pentingnya Menjaga Persatuan

Para ayah pun mesti memberi sistem dukungan yang tepat. Dari memberi nafkah yang layak, hingga membantu sang istri membesarkan anaknya besama-sama.

“Pencegahan yang dilakukan dari tingkat RT, kelurahan, kecamatan, sampai provinsi pun sudah maksimal. Tapi angka stunting tetap saja naik. Sebenarnya yang menjadi permasalahan bukan dari penanganannya. Tapi dari masyarakat itu sendiri.”

“Beberapa faktor lain juga menjadi pemicu stunting. Misalnya pernikahan dini, gen, dan sumber gizi. Akibat dari gizi buruk yang diberikan saat kehamilan bakal menghasilkan bayi yang lahir menjadi kecil atau stunting,” jelas Sukma saat dihubungi Kaltim Faktual via telepon, Senin, 6 Februari 2023.

Ketidaktahuan akan asupan gizi seimbang, kata Sukma, merupakan penyebab besar meningkatnya kasus stunting. Namun yang menjadi biang kerok paling besar adalah permasalahan ekonomi keluarga.

Baca juga:   Tahun Terakhir Memimpin Kaltim, Isran Pamit Tipis-Tipis

Tanpa uang yang memadai, sulit membeli makanan bernilai gizi tinggi secara kontinyu. Dan kesempitan itu pula, yang membuat bertahannya tradisi-tradisi lama soal makanan. Yaitu, ‘yang penting kenyang’.

“Masih banyak masyarakat kita yang memegang prinsip ‘makan apa saja yang penting kenyang’. Mereka cuma memikirkan urusan perut tanpa memikirkan gizinya. Itu prinsip yang salah sebenarnya,” sambung Sukma.

Kembali pada persoalan awal, menurut politisi PAN tersebut. Meningkatnya angka stunting ini bukan untuk mencari siapa salah siapa benar. Pemerintah tetap harus memberi edukasi pada seluruh lapisan masyarakat soal gizi.

Pemerintah juga harus terus bekerja mengurangi angka kemiskinan. Agar memberi kesempatan pada lebih banyak keluarga memiliki hidup layak.

Sebaliknya masyarakat juga harus pro-aktif belajar tentang gizi seimbang dalam menyusun menu. Ini tidak menjurus pada satu gender saja. Laki-laki dan perempuan punya kewajiban yang sama untuk mencari ilmu ‘hidup’.

Baca juga:   Berhadiah Umroh dan Motor Listrik, Jalan Sehat HUT Pemprov Kaltim Ramai Peserta

Dan setelah mendapat berbagai pengetahuan tentang pola makan yang benar. Harus ada kemauan untuk mengubah gaya hidup. Dari yang penting kenyang, jadi yang penting kenyang dan bergizi. Karena makanan bergizi tidak selalu mahal.

“Edukasi kesehatan misalnya pemberian makanan bagi yang bergizi. Pengaruh lingkungan seperti kebutuhan air bersih dan sanitasi.”

“Stunting ini harus kerja keroyokan. Tidak bisa hanya dari Dinas Kesehatan saja. Bisa juga dengan memanfaatkan fungsi Posyandu yang ada di masing-masing lingkungan.”

“Jadi masyarakat tidak boleh cuek terhadap pengetahuan tentang gizi,” harapnya seraya memungkasi sesi wawancara. (sgt/dra)

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.