SEPUTAR KALTIM
Belajar hingga ke Jogja, DPRD Kaltim Ingin Bikin Perda Trantibum Linmas
Dengan atau tanpa IKN Nusantara, pertumbuhan penduduk di Kaltim diprediksi naik signifikan. Dalam beberapa tahun ke depan, karena adanya arus migrasi dari luar pulau. DPRD Kaltim pun ancang-ancang untuk membuat Perda Trantibum Linmas agar giat penertiban dan pengamanan masyarakat memiliki payung hukum.
Ketentraman dan ketertiban umum menjadi perhatian di setiap daerah. Khususnya yang memiliki kota besar. Karenanya, sejumlah provinsi telah memiliki peraturan daerah (Perda) untuk menekan jumlah pelanggaran peraturan di wilayahnya.
Kaltim sampai saat ini belum memiliki payung hukum yang mengatur tentang ketentraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat (Trantibum Linmas). Padahal dengan adanya IKN, potensi migrasi ke Kaltim akan semakin tinggi.
Tingginya gelombang pertumbuhan penduduk tersebut di satu sisi memberikan persoalan baru. Karena semakin ketatnya persaingan kerja dan usaha berdampak kepada persoalan sosial. Sehingga potensi pelanggaran peraturan terutama perda dinilai semakin meningkat.
Guna mengantisipasi persoalan tersebut, DPRD Kaltim membentuk Pansus pembahas rancangan peraturan daerah tentang Trantibum Linmas. Yang masuk prolegda Tahun 2023 berdasarkan usulan Satpol PP Kaltim.
Ketua Pansus Harun Al Rasyid menuturkan, guna memaksimalkan isi draf raperda. Mereka perlu menambah wawasan dan informasi dulu. Agar produk perdanya, nantinya bisa efektif. Atas dasar itu, pansus pun belajar dari Pemprov DIY.
Berdasarkan hasil sharing dengan Satpol PP Yogyakarta, Harun Al Rasyid mengatakan pansus mendapatkan banyak masukan. Yang intinya guna mewujudkan Kamtibupmas diperlukan koordinasi antara provinsi dan kabupaten/kota.
“Menjaga ketentraman, keamanan, dan ketertiban umum itu merupakan tugas kepala daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota. Yang leading sektornya Satpol PP karena itu perannya harus diperkuat melalui perda,” tuturnya.
Koordinasi provinsi dan kabupaten/kota dapat berupa MoU atau perjanjian kerja sama. Sehingga dalam hal penindakan pelanggaran perda Satpol PP tidak tumpang tindih atau melewati apa yang menjadi kewenangannya.
Selain itu, bupati/wali kota memiliki kewenangan mengukuhkan komunitas jaga warga yang SK-nya dikukuhkan oleh kelurahan setempat. Jaga warga sebagaimana yang ada di Yogyakarta memiliki empat tugas yakni menyelesaikan konflik sosial yang terjadi di masyarakat. Menyampaikan aspirasi kepada pemerintah, menghkoordinasikan tugas-tugas pengamanan sosial yang terjadi di masyarakat. Dan yang terkhir menjaga ketentraman dan ketertiban umum di wilayahnya masing-masing.
“Permasalahan gelandangan pengemis yang acapkali sering terjadi di perkotaam. Apabila mencontoh Yogyakarta, mereka membuat perjanjian kerja sama dengan provinsi-provinsi lain untuk memulangkan gepeng ke daerah asalnya,” pungkasnya. (*/fth)
-
NUSANTARA2 hari agoPemprov Kaltim Salurkan Rp 7,5 Miliar untuk Bantu Korban Banjir di Tiga Provinsi Sumatera
-
NUSANTARA2 hari agoBukan Touring Biasa! Yamaha Ajak Pemimpin Redaksi Full Gaspol Bareng MAXi & Sport Eksplore Jalur Ikonik Jawa Tengah
-
BALIKPAPAN5 hari agoFazzio Hybrid Movement (FOMO) di Balikpapan Diramaikan dengan Gathering & Riding Bareng Konsumen Fazzio
-
NUSANTARA13 jam agoCek NIK DTSEN 2025: Panduan Lengkap Pemeriksaan Desil dan Status Bansos Secara Online
-
SEPUTAR KALTIM1 hari agoBMKG Prediksi Musim Hujan Panjang di Kaltim hingga Juni 2026, Masyarakat Diminta Tingkatkan Kewaspadaan
-
PARIWARA4 hari agoModal 40 Juta-an, LEXI LX 155 Japan Look Sukses Juarai Kategori Elit di Event CustoMAXI 2025 Aceh
-
NUSANTARA1 hari agoDonasi Korban Banjir Sumatra Tembus Rp10,3 Miliar, Aksi Ferry Irwandi Menuai Apresiasi
-
NUSANTARA13 jam agoPresiden Prabowo Percepat Pemulihan Listrik, BBM, dan LPG di Wilayah Terdampak Bencana

