Connect with us

OPINI

Berwisata Mengurangi Angka Korupsi dan Hal Lain yang Merugikan Negara

Diterbitkan

pada

Penulis dengan latar aktivitas wisata dan ilustrasi korupsi. (IST)

Meski wawasan masyarakat tentang wisata mulai terbuka dalam beberapa tahun terakhir. Namun belum mengubah asumsi jika liburan, jalan-jalan, dan semacamnya adalah aktivitas kurang produktif dan memiliki sedikit manfaat. Padahal, berwisata memiliki dampak yang banyak dan menyentuh beberapa aspek. Menurut Febby Rio Pratama Syarif, satu di antaranya adalah mengurangi korupsi. Kok bisa?

Berwisata semakin ke sini semakin menjadi kebutuhan yang penting bagi manusia. Beberapa laporan padatnya wisatawan Nusantara karena libur panjang tahun 2024 seperti pada 15-16 September 2024 terjadi kemacetan parah di Puncak Bogor dan Dieng Wonosobo, jumlah wisatawan dan volume kendaraan meningkat berkali-kali lipat.

Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk jumlah wisatawan Nusantara mengalami peningkatan yang signifikan. Dari Januari hingga Juli 2024, tercatat ada 598,72 juta perjalanan wisnus, yang menunjukkan kenaikan sebesar 18,03 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023.

Masyarakat Indonesia terlihat semakin gemar berwisata yang berpotensi dukungan untuk ekonomi lokal pada daerah pariwisata dan pemerintah menargetkan 1.2-1.5 miliar pergerakan masyarakat Indonesia untuk berwisata sepanjang tahun 2024.

Aktivitas berwisata masyarakat Indonesia atau wisatawan Nusantara yang berwisata ke destinasi lokal di Indonesia ini harus terus digaungkan karena banyak kebaikan dari efek kunjungan wisatawan kepada destinasi. Selain perputaran ekonomi, sisi lain yang dibisa diangkat dari kegiatan beriwisata adalah rasa cinta Tanah Air dan juga bela negara yang akibatnya mungkin dapat menekan keinginan dan praktik korupsi untuk menciptakan pariwisata yang maju.

Pariwisata dan bela negara sebenarnya memiliki keterkaitan yang erat, terutama dalam konteks memperkuat rasa cinta Tanah Air dan memajukan citra negara di mata dunia.

Pariwisata dan Bela Negara

Berikut beberapa hal yang menjelaskan hubungan antara pariwisata dan bela negara;

  1. Memperkuat Nasionalisme dan Cinta Tanah Air
Baca juga:   Pusat Pelatihan Timnas di IKN Diresmikan pada 11 Oktober 2024, Presiden FIFA akan Hadir

Pariwisata lokal yang mendorong masyarakat untuk menjelajahi destinasi dalam negeri dapat memperkuat rasa kebanggaan dan cinta pada negara. Dengan mengunjungi tempat-tempat bersejarah, wisatawan lokal tidak hanya belajar tentang warisan leluhur, tetapi juga merasa lebih terhubung dengan identitas nasional. Seperti wisata sejarah ke museum nasional, monumen perjuangan, atau tempat-tempat penting dalam sejarah perjuangan bangsa sehingga meningkatkan pemahaman tentang sejarah perjuangan dan menumbuhkan rasa kebanggaan akan jati diri bangsa.

  • Melestarikan Warisan Budaya dan Alam

Pariwisata berkelanjutan mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan budaya lokal. Ini merupakan bentuk nyata dari upaya bela negara, di mana wisatawan turut menjaga sumber daya yang penting bagi identitas bangsa seperti berwisata ke taman nasional, budaya tarian tradisional, atau adat istiadat lokal sebagai bagian dari daya tarik pariwisata yang secara tidak langsung menjadi wujud pembelaan terhadap kekayaan bangsa.

  • Membangun Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Sebagai bangsa yang besar, dengan berwisata ke berbagai wilayah di Indonesia, masyarakat dapat lebih memahami keanekaragaman budaya, suku, agama, dan bahasa yang ada di Indonesia. Hal Ini membantu menghilangkan stereotip atau prasangka yang mungkin muncul dan membangun kesadaran akan pentingnya persatuan di tengah perbedaan yang ada.

  • Meningkatkan Citra Negara di Mata Dunia

Pariwisata internasional memainkan peranan penting dalam diplomasi untuk membangun citra positif negara. Wisatawan mancanegara yang menikmati keindahan alam, kekayaan budaya, serta keramahan masyarakat Indonesia, akan membawa kesan baik tentang Indonesia ke dunia luar. Hal ini membantu menciptakan persepsi yang positif dan memperkuat posisi negara dalam hubungan internasional dan kerja sama antarbangsa. Seperti menjadi tuan rumah event Asian Games atau MotoGP dapat menunjukkan keunikan alam, sosial, dan budaya ke ranah internasional.

Pariwisata Kurangi Korupsi

Dengan hal-hal di atas, ternyata pariwisata juga membawa dampak positif bagi masyarakatnya sendiri dan destinasi tujuannya. Sebagai pendukung pariwisata yang maju ada beberapa aspek yang dapat dilakukan untuk menciptakan pengurangan angka korupsi seperti;

  1. Pariwisata yang maju adalah soal transparansi dan akuntabilitas
Baca juga:   Daftar Peringkat dan Raihan Medali Kaltim di PON Sepanjang Masa (1948-2024)

Pariwisata yang maju bukan hanya tentang bidang ekonomi semata, tetapi budaya, alam, dan sosial juga harus ikut maju. Dampak yang ditimbulkan dengan pengelolaan yang tidak baik akan berefek buruk dan panjang. Pengelolaan destinasi pariwisata yang profesional, akuntabilitas publik, serta peningkatan pengawasan terhadap pendapatan pariwisata dapat memaksa otoritas setempat untuk lebih terbuka dalam hal pengelolaan keuangan dan kebijakan publik. Transparansi dan akuntabilitas akan memberi kesan aman dan nyaman bagi semua masyarakat lokal untuk terus fokus pada pembangunan pariwisata menuju pariwisata maju dan akhirnya memakmurkan semua kalangan tanpa terkecuali.

2. Pariwisata yang maju adalah soal kesan masyarakat internasional

Wisatawan, media asing, dan lembaga internasional cenderung lebih memperhatikan bagaimana destinasi tertentu dikelola. Kehadiran sorotan internasional perihal keamanan destinasi akan menjadi hal yang paling diamati pada situasi ini yang tentunya berakibat pada angka dan keinginan wisatawan mancangara yang datang. Sekecil apapun berita buruk, kericuhan, dan ketidaknyaman publik karena problem kebijakan publik yang kurang baik akan menjadi sorotan internasional. Hal ini dapat memberikan tekanan moral pada pemerintah dan pejabat lokal untuk menghindari praktik korupsi karena mereka berada di bawah sorotan internasional.

3. Pariwisata yang maju adalah soal ekonomi lokal yang maju

Pariwisata yang dikelola dengan baik dapat memberdayakan ekonomi lokal melalui penciptaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan, dan peluang bisnis bagi masyarakat setempat. Dengan meningkatnya kesejahteraan ekonomi lokal, diharapkan keinginan dan ketergantungan pada sistem korupsi akan juga ikut berkurang, karena masyarakat memiliki lebih banyak alternatif pendapatan yang sah dan berkelanjutan.

Baca juga:   Pj Gubernur Akmal Malik Tepis Anggapan Dia Memotong Anggaran Beasiswa Kaltim (BKT), Seret Nama Sekda Sri Wahyuni

4. Pariwisata yang maju adalah soal peningkatan infrastruktur dan pengawasan yang maju

Sektor pariwisata memerlukan infrastruktur yang memadai seperti bandara, hotel, jalan, dan fasilitas layanan publik lainnya. Dalam pembangunan ini, sering kali ada proyek yang mengharuskan memiliki standar transparansi dan anti korupsi. Kegiatan korupsi akan menurunkan kualitas pembangunan dan pengembangan infrastuktur dan akibatnya juga akan berdampak buruk pada angka kunjungan wisatawan. Kegiatan korupsi pada proyek juga menyebabkan image buruk kepada investor asing yang menanamkan modalnya di Indonesia.

5. Pariwisata yang maju adalah soal pola kebijakan publik yang maju

Di negara-negara yang menggantungkan sebagian besar ekonominya pada pariwisata, korupsi dapat merusak citra destinasi dan menurunkan minat wisatawan untuk berkunjung. Kesadaran dengan hal ini dapat mendorong pemerintah untuk melakukan reformasi kebijakan guna meningkatkan tata kelola yang bersih dan transparan untuk menjaga reputasi negara atau wilayah tersebut di mata wisatawan dan investor internasional. Pariwisata yang maju dan didukung oleh seluruh lapisan masyarakat adalah pariwisata yang memiliki kebijakan yang bukan hanya mementingkan suatu kelompok tapi bagaimana mengakomodir kebutuhan dan keinginan seluruh lapisan masyarakat sehingga semua orang dapat dengan ikhlas dan gigih membangun pariwisatanya.

Tentang Penulis

Penulis adalah Febby Rio Pratama Syarif, seorang dosen di Politeknik Negeri Balikpapan (Poltekba), mengampu 9 mata kuliah di Program Studi Tata Boga dan Perhotelan. Memiliki riwayat berkarier dan memiliki usaha di bidang pariwisata, khususnya kuliner. Penulis dapat dihubungi melalui surat elektronik: febby.rio@poltekba.ac.id

(dra)

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.