Connect with us

SAMARINDA

Cerita di Balik Sculpture Pesut Senilai Rp1,8 Miliar di Kawasan Samarinda Seberang

Diterbitkan

pada

Sculpture Pesut di kawasan Samarinda Seberang. (Nisa/Kaltim Faktual)

Sculpture Pesut di kawasan Samarinda Seberang kini telah menjadi ikon baru Ibu Kota Kaltim. Pembangunan menelan anggaran Rp1,8 miliar, bernuansa biru, dengan estetika, kebanggan, dan cerita di baliknya.

Belum lama ini Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim telah meresmikan Sculpture Pesut yang dibangun oleh pemprov. Yang letaknya di seberang Kompi Senapan A, kawasan Samarinda Seberang.

Keberadaan sculpture atau patung tersebut cukup menarik perhatian. Gambar pesutnya tampak nyata. Sejumlah pesut tampak berenang dan melompat di air bergelombang yang juga seperti nyata. Bernuansa biru muda. Lengkap dengan tulisan Welcome To Samarinda di sisinya.

Sculpture Pesut itu dibuat oleh Seniman John Martono. Merupakan seniman berkebangsaan Indonesia. Karyanya sudah banyak dikenal hingga mancanegara. Ia juga dosen di Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB.

Pembangunan Sculpture Pesut itu merupakan ide Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik di akhir 2023 lalu. Pembangunan rampung pada akhir 2024 setelah digarap selama 50 hari. Memakan anggaran Rp1,8 miliar.

Konsep Desain Sculpture Pesut

Landmark baru ibu kota Kaltim itu memiliki panjang 36 meter, lebar 7 meter, dan tingginya 525 cm. Berat patungnya sebesar 6 ton. Dengan jumlah plat 180 lembar. Menggunakan material berkualitas seperti Plat Galvanis, Hollow Galvanis, dan Pipa Galvanis.

Baca juga:   Sekolah Bertaraf Internasional Samarinda Siap Dibuka Pertengahan 2025, Kadisdikbud Targetkan Tambah di Tiap Kecamatan

Kemudian untuk finishingnya menggunakan Epoxy Primer, Cat Duco, dan Coating Doff. Untuk elektrikal pencahayaan menggunakan 14 spotlight 50 watt, 300 meter lampu LED, dan 2 box panel otomatis.

Warna yang digunakan ada gradasi biru, warna hijau, kunng, dan merah. Membawa filosofi masing-masing kekayaan sumber daya air, kesuburan, semangat membangun, dan keberanian  untuk siap menghadapi zaman.

Desain Sculpture Pesut tersebut, memiliki bentuk kawanan pesut menjadi simbol hewan pesut khas Kaltim. Digambarkan membentuk kawanan yang sedang serentak bergerak ke depan bermakna kelestarian dan harmoni untuk Kaltim maju.

Lalu, bentuk gelombang airnya, menggambarkan dinamis, memiliki makna perjalanan menuju kebahagiaan. Sesuatu yang mengalir mengandung nilai fleksibilitas.

Terakhir, lantai atau leveling memiliki bentuk tameng Dayak memiliki makna hidup dalam lingkungan yang telah berkembang pesat tanpa melupakan budaya sendiri.

Tambahan Welcome To Samarinda

Akmal menyebut, tulisan Welcome To Samarinda di sisi patung, baru ditambahkan di pertenghan prosesnya. Bukan dirancang dari awal. Ide yang tercetus ketika Pj Gubernur bertemu dan ngobrol dengan masyarakat.

Terlebih Sculpture Pesut itu berada di lintasan utama pintu masuk Kota Samarinda dari arah Balikpapan, Kutai Kartanegara, Penajam Paser Utara, dan lainnya. Sehingga rasanya tak lengkap jika tanpa tulisan penyambut.

Baca juga:   Bentuk Komitmen Menghadapi Perubahan Iklim, Pemkot Samarinda akan Ikut Agenda CRIC 2025 di India

“Jadi yang tulisan merupakan sumbangan dari pihak ke-3 yang Insyaallah dari sumber yang halal.”

Bakal Jadi Aset Pemkot

Meski Pemprov Kaltim yang membangun sculpture itu, namun itu akan menjadi aset Pemerintah Kota Samarinda. Sebelumnya Akmal Malik juga telah meminta izin kepada pemkot untuk melakukan pembangunan.

Dalam waktu dekat, Pemprov Kaltim akan mengurus penyerahan asset kepada Pemkot Samarinda. Agar kemudian dapat pemerintah kota dapat menjaga dan merawatnya dengan baik untuk kepentingan masyarakat.

Peringatan Menjaga Pesut

Akmal Malik mengaku terkesan dengan pembangunan Jembatan Mahakam yang kini menjadi kebanggaan ibu kota Kaltim. Sehingga Sculpture Pesut itu sebagai bentuk pelengkapnya.

“Nah kita ingin menyempurnakan kebanggaan kita ini dengan mengingatkan kepada semua pihak bahwasanya di bawah sungai itu beda dengan sungai di Jakarta.”

Akmal menyebut, Jembatan Mahakam mmiliki aliran sungai yang cukup vital bagi provinsi ini. Yang di dalamnya juga memiliki kekayaan hewan Pesut Mahakam yang terancam punah. Hanya ada di Kaltim.

Baca juga:   Populasi Pesut Mahakam Makin Langka, Pemprov Kaltim Maksimalkan Konservasi di Tengah Lalu Lintas Tongkang Batu Bara

Dengan pembangunan Sculpture Pesut itu, Akmal ingin mengingatkan kepada seluruh masyarakat yang melintas terkait keberadaan pesut di Sungai Mahakam.

“Ada harta kekayaan yang harus juga dipelihara bersama. Mungkin kita enggak bisa menyelam Mahakam, tapi minimal kita tunjukkan adanya pesut itu.”

Bikin Senang Warga

Selain pengingat untuk menjaga pesut, Akmal mengaku angka anggaran yang besar itu, sepadan dengan kebahagiaan warga ketika memiliki kebanggaan baik itu Sculpture Pesut ataupun pesut itu sendiri.

“Kenapa kok angkanya besar sekali, saya katakana begini, salah satu tugas pemerintah itu adalah membuat warganya bahagia. Kebahagiaan jauh lebih tinggi daripada urusan perut. Orang yang bahagia nggak perlu lagi mikirin perut.”

“Bagaimana menghadirkan kebahagiaan, salah satunya menghadirkan kebanggaan yang dimilikii. Ini loh kebanggaan kita. Saya ingin bagaimana masyarakat Samarinda dan Kaltim bahagia.”

Menurut Akmal, penyediaan kebutuhan dasar sandang, pangan, dan papan juga menjadi kewajiban pemerintah. Namun membuat masyarakatnya bahagia juga termasuk kewajiban pemerintah.

“Jadi ini termasuk bentuk kebahagiaan masyarakat karena memiliki kebanggaan. Sekaligus mempertegas bahwa ibu kota Kaltim itu Samarinda. Bukan Balikpapan,” pungkasnya. (ens)

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.