SAMARINDA
Disdag Pastikan Segala Tetek-Bengek Relokasi Pasar Pagi Beres

Rencana relokasi sementara pedagang Pasar Pagi Samarinda menimbulkan banyak pertanyaan. Dari keamanan, kebersihan dan tingkat strategis pasar sementara. Disdag Samarinda pastikan itu jadi tanggung jawab pemerintah.
Pemerintah Kota Samarinda melalui Dinas Perdagangan terus menggodok persiapan pembangunan ulang pasar legendaris, Pasar Pagi Samarinda. Karena ingin cepat, Disdag terus mengebut persiapannya.
Rencananya sebelum akhir tahun ini pengosongan gedung sudah beres. Sehingga awal tahun depan, bangunan sudah bisa dirubuhkan dan membangun ulang Pasar Pagi yang baru dan high level. Dengan target pembangunan satu tahun.
Nah, karena akan dibangun ulang, pemkot berencana merelokasi 2800 pedagang secara menyebar ke sejumlah pasar. Namun batal karena sejumlah opsi ternyata tidak cukup. Tempat paling potensial yang dilirik pemkot, yakni Eks Bandara Temindung dan eks Pelabuhan Peti Kemas Samarinda.
Untuk lahan Pelabuhan Pelindo sendiri, Disdag sudah menemui pimpinan Pelindo. Namun masih menunggu jawaban. Sementara untuk lahan Eks Bandara Temindung. Disdag belum menghadap langsung ke Gubernur Kaltim karena itu merupakan lahan milik pemprov. Namun gubernur sudah memberikan lampu hijau, disampaikan kepada awak media beberapa hari lalu.
Meski begitu, selain deal-deal-an soal tempat. Banyak aspek lain alias tetek-bengeknya yang harus diperhatikan oleh Pemkot Samarinda. Seperti halnya keamanan, alur pembuangan sampah alias kebersihan, hingga aspek tingkat strategis suatu tempat.
Di lahan eks Bandara Temindung sendiri. Lahannya memang cukup luas. Lokasinya juga terletak di tengah kota. Namun menurut pemprov, masih banyak aset milik mereka yang perlu dijaga.
Ketika Kaltim Faktual mengecek lokasi, terdapat bangunan fisik bekas bandara masih berdiri di sana. Meski kondisinya sudah kosong dan terbengkalai. Kemudian ada juga badan pesawat terlihat, juga besi-besi lain yang harganya tinggi. Selain itu, masih ada kantor milik Kementrian Perhubungan yang beroperasi di sana.
Tak hanya itu, bandara yang tak lagi beroperasi sejak 2018 itu, lahannya kini banyak beralih fungsi. Sebagai tempat menggelar acara-acara, sarana olahraga, anak-anak bermain layangan, balap motor, hingga jalan-jalan sore santai.
Diketahui, di lahan itu juga rawan dengan tindakan kriminal. Beberapa pembunuhan pernah terjadi di sana. Juga banyak maling yang mengincar besi di bekas bandara itu. Bisa sampai ratusan kilogram.
Selain di tengah kota, eks Bandara Temindung itu juga lokasinya berdekatan dengan pasar lain. Yakni Pasar Merdeka, Pasar Rahmad, juga Pasar Segiri. Jika Pasar Pagi jadi di lahan eks bandara itu, akan menambah daftar pasar di sekitar sana.
Belum Tentukan Lokasi Relokasi
Kepala Dinas Perdagangan Kota Samarinda, menyebut kalau semua tetek bengek soal relokasi itu sudah pasti jadi tanggung jawab Pemkot Samarinda.
“Semua itu pasti ada efek sampingnya. Kalau hanya sekadar pesawat aja carikan penjaga selesai itu. Kalau hanya sekadar barang-barang gitu, pastilah pemerintah punya (langkah). Kecil itu, jangankan (dijaga), dipindah aja bisa,” jelas Marnabas di ruangannya pada Jumat, 15 September 2023.
“Kalau pemerintah sudah turun itu, (aman aja). Masalah keamanan kita punya tentara, kita punya polisi, kita punya macem-macem kok,” lanjutnya.
Menurut Marnabas, semua masukan memang ditampung. Namun tidak semua bisa dikabulkan. Pasti mencari mana yang terbaik untuk semua orang. Bukan hanya orang-orang tertentu saja.
“Kalau kita kebanyakan mikir ini itu, malah nggak terbangun itu pasar.”
Malahan, kata Marnabas, semua akan beres di tangan Pemkot Samarinda. Pemerintah tengah mencari tempat yang layak. Waktu relokasi nanti juga tidak perlu membayar lagi, hanya retribusi saja. Setelah pembangunan Pasar Pagi selesai pun berjualan jadi lebih nyaman.
Kata Marnabas bentuk lapaknya sudah dipikirkan. Anggarannya mencapai Rp10,5 miliar. Dengan material yang direncanakan untuk kios yakni baja ringan.
“Itu rencana, nanti tergantung anggaran dan persetujuan. Kan targetnya satu tahun aja temen-temen berjualan di luar. Saya belum menunjuk tempat kok, belum menentukan masih semua dalam bentuk kajian,” tambah Marnabas.
Marnabas bilang, pihaknya masih mematangkan persiapan. Menimbang mana opsi yang terbaik. Semua proses saling bersinergi. Sehingga semua bisa siap dalam waktu yang bersamaan. Mulai dari pendataan pedagang, pencarian tempat, hingga konsep bangunan.
Kata Kadisdag itu, tidak mungkin pemerintah ingin memindahkan pedagang atau membuat perencanaan besar tanpa mempertimbangkan hal-hal detail. Meski kesempatan di eks Bandara Temindung itu besar, dirinya masih mempertimbangkan tempat mana yang paling pas.
Kalau kita berpikir keamanan, banjir dan lain-lain, itu tanggung jawab pemerintah.”
“Nggak usah ditanya itu, itu sudah termasuk tanggung jawab itu. Masa kita mau pindahkan sementara kayak gitu nggak dipikirkan. Gausah dipertanyakan lagi komitmen itu,” tandasnya. (ens/dra)


-
PARIWARA5 hari yang lalu
Yamaha Motor Tampil Perdana di Jakarta E-Prix 2025 Sebagai Mitra Teknis Pengembangan Powertrain Formula E
-
SAMARINDA3 hari yang lalu
Samarinda Buka Kuota Tambahan Sekolah Rakyat, Pendaftaran Hanya 2 Hari!
-
BALIKPAPAN2 hari yang lalu
Hingga Mei 2025, BPJS Ketenagakerjaan Balikpapan Bayarkan Rp211 Miliar Klaim JHT
-
SEPUTAR KALTIM5 hari yang lalu
Wagub Kaltim Logowo Tunjangan Operasional Dipangkas: “Memang Saya yang Minta”
-
SAMARINDA5 hari yang lalu
Respons Cepat Hotline 110, Polresta Samarinda Ungkap Kasus Pelecehan Anak dan Penggelapan
-
SEPUTAR KALTIM5 hari yang lalu
Kaltim Baru Miliki 38 Madrasah Negeri, Proses Penegerian Terkendala Anggaran dan Regulasi Pusat
-
SEPUTAR KALTIM4 hari yang lalu
Satgas PASTI Blokir Ratusan Pinjol dan Investasi Ilegal, Kerugian Masyarakat Capai Rp2,6 Triliun
-
SAMARINDA4 hari yang lalu
Samarinda Siap Bangun Sekolah Rakyat Tahun Ini, Daerah Lain Masih Terkendala Lahan