OLAHRAGA
‘Hair Dryer’ Huistra di Jeda Babak Jadi Kunci Kemenangan Borneo FC atas Bhayangkara

Borneo FC sempat kehilangan jati diri pada babak pertama kontra Bhayangkara FC. Namun ‘hair dryer’ dari Pieter Huistra di jeda babak pertama, membuat perbedaan besar pada hasil akhir.
Hair dryer treatment adalah istilah yang melekat pada eks pelatih Manchester United, Sir Alex Ferguson. Kata-kata itu populer sebagai penggambaran amukan Sir Alex pada pemainnya yang tampil buruk, di ruang ganti secara langsung.
Amukan itu bukan sekadar marah-marah gak jelas. Tapi justru untuk mengangkat mental pemainnya, agar bermain baik di kesempatan berikutnya. Metode mengomeli pemain secara langsung ini, dianggap seperti alat pengering rambut alias hair dryer. Panas, tapi membuat rapi.
Nah, hal ini diduga terjadi pada jeda babak pertama laga antara Borneo FC Samarinda kontra Bhayangkara Presisi Indonesia FC. Di Stadion Batakan, pada Senin malam kemarin.
Ketidakpuasan Pieter Huistra
Di laga itu, Pesut Etam memang lambat panas. Bhayangkara yang dimotori oleh Radja Nainggolan justru yang berkali-kali mendapat peluang bagus. Lagi-lagi, performa buruk skuat Borneo diselamatkan oleh penampilan gemilang Nadeo Argawinata.
Terutama di 10 menit pertama, serangan Bhayangkara begitu intens. Sementara pola permainan Borneo terasa kaku tanpa arah. Gol Wiljan Pluim, yang terjadi saat pemain lawan belum siap menghadapi sepakan pojok. Sedikit mengubah ritme permainan. Pesut Etam sedikit lebih tenang. Hal ini pun menuai kritik keras dari Pieter Huistra.
Dia sampai harus membangunkan jiwa manyala Stefano Lilipaly dkk pada istirahat babak pertama.
“Kami mulai dengan sedikit lambat hari ini. Saya tak terlalu puas dengan 30 menit pertama. 10 menit terakhir kami bisa sedikit lebih baik dan kami bisa mengitari permainan.”
“Jadi di jeda babak, kami memberi anjuran kepada para pemain untuk menunjukkan cara bermain dengan gaya Borneo,” ujarnya usai laga.
Dugaan terjadinya hair dryer treatment pun hadir lewat kata ‘anjuran’ di atas. Dalam posisi adrenalin sedang tinggi, tentu anjuran yang ia maksud tidak menggunakan nada rendah.
Kebangkitan Borneo FC
Setelah ‘diomeli’ oleh pelatihnya, performa pemain Borneo FC pada babak kedua pun berubah drastis. Mereka mendadak begitu tenang, mampu mengalirkan bola dari kaki ke kaki. Sampai akhirnya mengakhiri pertandingan dengan skor mencolok, 4-0. Istimewanya, seluruh gol tercipta murni dari hasil kerja sama pemain.
“Dan di babak kedua jauh lebih baik. Kami mengontrol permainan, kami mendominasi permainan seutuhnya. Dan saya sangat puas dengan cara pemain bermain, juga para pemain pengganti masuk. Ini kemenangan yang bagus bagi kami,” pungkasnya dengan rasa puas. (dra)


-
SAMARINDA2 hari yang lalu
Dian Rosita Apresiasi Wali Kota soal Samarinda Theme Park, Tapi Perizinan Berbelit Masih Harus Jadi PR Bersama
-
GAYA HIDUP3 hari yang lalu
Olahraga Sambil Berburu Hadiah di Samarinda, Beberapa Event Lari Pada Februari 2025 Diserbu Ribuan Pelari
-
KUKAR1 hari yang lalu
Babak Baru Kasus Eks Bupati Kukar Rita Widyasari, KPK Geledah Rumah Ketua PP, Sita 11 Mobil Mewah
-
KUKAR2 hari yang lalu
Bullying Marak di Sekolah, Dosen Psikologi Unmul: Olok-Olokan Jangan Dianggap Sepele
-
SAMARINDA3 hari yang lalu
Penanganan Banjir di Samarinda Butuh Rp 900 Miliar, Ketua Komisi III Siap Bentuk Perdanya
-
HIBURAN4 hari yang lalu
Mellow hingga Jingkrak-Jingkrak: Dewa 19 Guncang Konser Perayaan Cinta di Samarinda
-
BERITA3 hari yang lalu
Siap Hadapi Semester Baru? Baca Tiga Buku Ini untuk Tambah Inspirasi!
-
SAMARINDA4 hari yang lalu
Datang ke Kaltim? Ini Sederet Culture Shock yang Bakal Kamu Alami!