SEPUTAR KALTIM
Kasus Campak di Kaltim Meningkat Drastis, Dinkes Duga karena Lambat Vaksin

Tahun 2023 baru berjalan 5 minggu. Namun kasus campak di Kaltim sudah mencapai 95. Diskes menduga penyebabnya gara-gara si anak lambat mendapatkan vaksinasi.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, kasus campak meningkat sangat signifikan pada awal tahun ini. Mereka mencatat sebanyak 95 kasus campak, tersebar di berbagai wilayah di Benua Etam.
Jumlah segitu jelas sangat mengerikan. Mengingat campak bukan penyakit yang bisa dianggap sepele.
Kepala Dinkes Kaltim, Jaya Mualimin mengungkapkan, jika kenaikan pada tahun 2023 sangat berbanding terbalik dengan tahun 2022 di periode yang sama. Khususnya di minggu pertama dan kedua.
“Sampai minggu kedua 2023 sudah temukan 95 kasus suspek campak. Padahal minggu pertama baru ada 19 kasus.”
“Tahun 2022 lalu di periode yang sama cuma ditemukan 1 kasus suspek saja,” jelas Jaya belum lama ini.
Sebagai tindak lanjut, Dinkes Kaltim mengaku telah membawa sampel hasil tes suspek campak ke Jakarta. Untuk diteliti lebih jauh.
Dinkes juga menggandeng Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Kaltim. Untuk melakukan pencegahan kasus campak.
Jika melihat data penderita campak. Jaya menduga, penyebabnya ialah tidak tepat waktunya pemberian campak untuk anak-anak.
“Status riwayat vaksinasi anak-anak yang suspek itu kurang. Makanya mereka sangat mudah terinfeksi,” ujarnya.
Ini seperti anomali. Karena Pemprov Kaltim dan pemkab/kot se-Kaltim sudah menggenjot program vaksinasi balita.
“Padahal cakupan vaksinasi kita sudah di atas 80 persen,” herannya.
“Untuk itu kita mewajibkan dan mendorong seluruh posyandu-posyandu yang ada di Kaltim untuk kembali aktif. Agar ke depannya kesehatan anak-anak dapat terjamin dan terhindar dari campak,” imbaunya.
Para ibu juga diimbau untuk mengecek berkala jadwal vaksinasi anaknya. Agar tidak terlewat.
Perlu diketahui, dari 95 kasus suspek campak di Kaltim. Samarinda menjadi yang tertinggi dengan 40 kasus. Kutai Timur menempati peringkat kedua dengan 20 kasus, Kutai Kartanegara 16 kasus, Paser 8 kasus, Balikpapan 6 kasus, Berau 2 kasus, dan Penajam Paser Utara, Bontang, Mahakam Ulu masing-masing 1 kasus. (sgt/dra)

-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
Bapenda Kaltim Segel Data dan Undi Pemenang Gebyar Pajak 2025, Hadiah Rp5 Miliar untuk Wajib Pajak Taat
-
EKONOMI DAN PARIWISATA5 hari ago
Inflasi Pangan Masih Bayangi 2025, Pemerintah Pusat-Daerah Perkuat Langkah Pengendalian
-
SAMARINDA5 hari ago
KI Kaltim Minta PPID Samarinda Jadi Garda Terdepan Keterbukaan Informasi Publik
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Wisman ke Kaltim Naik 259 Persen, Brunei Mendominasi Kunjungan
-
SEPUTAR KALTIM2 hari ago
Persiapan HUT ke-80 RI di Kaltim Hampir Rampung, Lokasi Pindah ke Gelora Kadrie Oening
-
SAMARINDA5 hari ago
Seru! Lomba Sambut Koin Pakai Kelingking di Diskominfo Kaltim Bikin Penonton Terpingkal
-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
Waspada! Modus Penipuan Aktivasi IKD Marak di Kaltim, Pemprov Keluarkan Edaran
-
BONTANG5 hari ago
Gubernur Harum Mediasi Sengketa Batas Bontang–Kutim: “Pelayanan Publik Harus Jalan”