Connect with us

SAMARINDA

KPK Observasi Samarinda Dalam Rangka Penilaian Kota Anti Korupsi

Diterbitkan

pada

Pelaksana Harian (Plh) Direktur Pembinaan Peran Serta Masyarakat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI Friesmount Wongso. (Nisa/Kaltim Faktual)

Setelah menyambangi Kota Bontang, KPK RI bergeser ke Kota Samarinda untuk melakukan observasi, dalam rangka pembentukan kota percontohan anti korupsi. Masyarakat bisa terlibat dengan melaporkan dugaan korupsi.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia (RI) terus berupaya untuk memberantas kasus korupsi di Indonesia. Salah satu caranya, melalui Program Desa Antikorupsi yang sudah berjalan sejak 2021 hingga 2023, dan dilanjutkan pada tahun ini.

KPK RI melakukan observasi terhadap sejumlah kabupaten/kota yang dipilih menjadi calon Percontohan Kabupaten dan Kota Antikorupsi di Indonesia. Ada 4 provinsi pertama yang kena observasi, yakni Sumatera Barat, Jawa Tengah, Bali, dan Kalimantan Barat.

Setelahnya, KPK kemudian melanjutkan dengan menyambangi Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Kota Bontang lebih dahulu diobservasi, atas usulan Pemprov Kaltim. Lalu Kota Samarinda kena giliran selanjutnya.

Baca juga:   Wali Kota Samarinda Ingin Bus Listrik Jangkau Palaran, Dishub akan Umumkan Hasilnya Pekan Depan

Lembaga anti rasuah itu bertandang ke Kota Samarinda pada Kamis, 8 Agustus 2024. Dengan menggelar pertemuan bersama jajaran Pemkot Samarinda di Balaikota, lalu dilanjutkan dengan melakukan pemeriksaan pada Mal Layanan Publik (MPP).

Indikator Penilaian

Pelaksana Harian (Plh) Direktur Pembinaan Peran Serta Masyarakat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI Friesmount Wongso menyebut terdapat 6 komponen dan 19 indikator yang menjadi penilaian.

“Ini menjadi penilaian agar mencapai harapan jadi Kota Anti Korupsi. Selesai observasi kita bimbingan teknis, lalu penilaian,” jelas Friesmount kepada awak media.

Dalam proses observasi kali ini, KPK RI melihat persiapan pemerintah kota, keaktifan seluruh stakeholder, juga semangat anti korupsi yang terbangun hingga masyarakat. Tentu dengan melihat 6 komponen tersebut.

Baca juga:   Samarinda dan Bontang Jadi Kota Percontohan Anti Korupsi

Adapun 6 komponen itu, pertama yakni tata laksana dengan melihat skor Monitoring Center for Prevention (MCV). Lalu kualitas pengawasan, kualitas pelayanan publik, peningkatan budaya kerja anti korupsi, peningkatan peran serta masyarakat, dan terakhir kearifan lokal.

Setelah observasi, KPK RI akan melakukan monitoring dengan bimbingan teknis secara intens. Hingga akhirnya masuk pada penilaian layak atau tidaknya Kota Samarinda menjadi kota percontohan anti korupsi.

Nilainya minimalnya 90 atau masuk kategori istimewa. Penilaian pada September-Oktober, lalu diumumkan dalam Launching atau Awarding Kabupaten/Kota Antikorupsi pada tahun depan 2025.

“Dan selama proses tidak ada kepala daerah dan seluruh OPD-nya terlibat kasus pindana korupsi atau lainnya,” lanjut Friesmount.

Baca juga:   Dukung Euforia Sepak Bola di Samarinda, Disporapar Pengin Beli Videotron Sendiri

Andi Harun Bangga

Terpisah, Wali Kota Samarinda Andi Harun merasa terkesan, sebab Samarinda masuk sebagai salah satu nominasi kota percontohan anti korupsi bersama Bontang.

“Itu akan menambah motivasi dan komitmen kita terus menerus terhadap upaya pemerintah proses pembangunan di kota dalam rangka pencegahan anti korupsi,” katanya.

Andi mencatat, terdapat 30 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di bawah kepemimpinannya. Lalu 10 kecamatan, 59 kelurahan, dan 1992 RT. Dengan berbagai capaian apik dalam bidang anti-korupsi.

“Doakan kami semua agar tidak ada yang tergoda, tidak ada yang terlibat dalam tindak pidana korupsi,” pungkasnya. (ens/fth)

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.