PARIWARA
Legislator Kaltim Sukmawati Tekankan Pentingnya Merawat Kebhinekaan
Anggota DRPD Kaltim Sukmawati menggelar giat Sosialisasi Wawasan Kebangsaan (Sosbang) di Kecamatan Kuaro Kabupaten Paser. Ia menekankan pentingnya merawat dan menjaga kebhinekaan dalam kehidupan sehari-hari.
Kebhinekaan memiliki makna “Berbeda-beda, tetapi tetap satu”. Ya, Bhineka Tunggal Ika.
Perbedaan menjadi hal yang harus diterima semua pihak. Berbeda suku, agama ras dan sebagainya. Yang tetap menjunjung norma-norma sosial dan budaya.
Menjaga kebhinekaan itu, menurut Sukmawati, merupakan aset bangsa yang harus dilestarikan. Karena akhirnya kerukunan antar sesama, antar masyarakat, terjaga.
Itu disampaikannya dalam sosialisasi tentang empat pilar kebangsaan, Sabtu, 10 Desember 2020, di RT 07 Desa Rangan Kecamatan Kuaro Kabupaten Paser.
Wakil Rakyat dapil PPU- Paser ini merasa bangga. Karena masyarakat sangat antusias dalam menerima materi wawasan kebangsaan. “Walaupun materi empat pilar ini sangat familiar, tetapi antusias masyakat tetap tinggi,” jelasnya.
Respon yang sangat positif didapatkan dari para tokoh agama, tokoh masyarakat, pemuda, dan ibu-ibu.
“Sosbang kali ini, kita coba mengulas kembali, nilai keberagaman dalam kehidupan,”
“Pemahaman akan pentingnya toleransi harus dipupuk sejak dini mulai dari lingkaran terkecil kemudian meluas pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara,” ujar mantan Camat Kuaro ini.
Perlunya memahami empat konsensus kebangsaan, yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Berbagai persoalan kebangsaan yang terjadi saat ini, kata Sukma disebabkan karena lalai dalam mengimplementasikan Empat pilar kebangsaan tersebut.
Perbedaan terkadang menjadi pemicu yang dapat menimbulkan polemik di tengah masyarakat. Karena itu, pendidikan toleransi menjadi penting yang diterapkan sejak dini.
“Kita selalu tekankan pentingnya memiliki prinsip menghargai sebuah perbedaan,” katanya.
Pada momentum pemilu legislatif contohnya. Segala perbedaan pandangan politik bisa dirasakan. Potensi konflik yang mengatasnamakan politik identitas, dapat memecah persatuan dan kesatuan.
“Kita harus pintar dalam menempatkan posisi, jangan mudah terprovokasi dalam segala perbedaan. Karena kita dengan yang lainnya itu sama,”
Perbedaan bendera dalam kontestasi pemilu dirasa wajar, warna hijau, merah, kuning, biru, itu bebas-bebas saja, kata Sukma.
“Awalnya memang kita berbeda, tetapi pada saat kita sudah terpilih. Kita semua sama, sama-sama memperjuangkan aspirasi masyarakat,”
“Saling membantu tanpa melihat warna bendera,” tegasnya.
Dalam kegiatan tersebut, Sukma juga dibantu 2 narasumber, yakni dari Forum Kerukunan Umat beragama Kabupaten Paser Mas’ud Leman dan Syahruddin Yahya.
Beberapa materi yang disampaikan narasumber, diantaranya penerapan pancasila dan UUD 1945.
(*/sgt/am)
-
SEPUTAR KALTIM5 hari agoMembanggakan Kaltim! Wagub Seno Aji Dinobatkan sebagai Alumni Berprestasi UPN Veteran Yogyakarta
-
EKONOMI DAN PARIWISATA4 hari agoSiap-Siap! Rute Internasional Samarinda–Kuala Lumpur Bakal Mengudara Tahun Depan
-
EKONOMI DAN PARIWISATA5 hari agoDorong Branding dan Promosi Wisata Tanjung Gading Balikpapan, Mahasiswa KKN ITK Bikin Website dan Pelatihan Produksi Merchandise
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoInilah 10 Provinsi Dengan Lahan Kelapa Sawit Terluas di Indonesia, Kaltim Termasuk?
-
SEPUTAR KALTIM5 hari agoKabar Kurang Sedap bagi Petani, Harga TBS Sawit Kaltim Periode Awal Desember Kembali Turun
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoAntisipasi Bencana di Kaltim, Dinsos Stok 17.000 Paket Logistik untuk Setahun Penuh
-
SEPUTAR KALTIM4 hari agoPeduli Bencana Aceh, Pemprov Kaltim Terjunkan 37 Relawan ke Aceh Tamiang
-
OLAHRAGA4 hari agoMana yang Lebih Efektif? Membandingkan Lari, Gym, Pilates, dan Zumba untuk Kebugaran Optimal

