Connect with us

SEPUTAR KALTIM

Musim Pancaroba, Legislator Kaltim Andi Satya Dorong Pemprov Perhatikan Kasus DBD

Diterbitkan

pada

Anggota DPRD Kaltim Andi Satya Adi Saputra. (Nisa/Kaltim Faktual)

Musim pancaroba dengan curah hujan dan cuaca panas yang tak menentu menjadi kekhawatiran Legislator Kaltim Andi Satya. Ia meminta Pemprov Kaltim pro aktif memperhatikan kasus penyebaran DBD lewat upaya pencegahan, fooging, dan vaksinasi.

Akhir-akhir ini cuaca tidak menentu menyerang Indonesia. Termasuk berbagai kabupaten/kota di Provinsi Kaltim. Cuaca hujan dan panas bisa datang bergantian dengan begitu cepat. Setelah panas terik, hujan tiba-tiba mengguyur, dan sebaliknya.

Pergantian cuaca secara tidak menentu yang disebut musim pancaroba itu tentu saja mengkhawatirkan. Selain rawan akan penyakit yang menyerang daya tahan tubuh, juga rawan peningkatan kasus demam berdarah dangue alias DBD.

Diketahui, kasus DBD di Kaltim sendiri angkanya masih fluktuatif. Misalnya di Penajam Paser Utara dan IKN, angkanya meningkat tajam mencapai 8.000 kasus. Yang separuhnya merupakan para pekerja di Ibu Kota Nusantara. Sementara di Balikpapan dan Bontang angkanya menurun.

Baca juga:   Ekti Imanuel Sebut Persiapan Pilkada di Paser Hampir 100 persen

Meski demikian, Anggota DPRD Kaltim Andi Satya Adi Saputra meminta Pemprov Kaltim untuk waspada dan memperhatikan kasus DBD. Sebab pada musim saat ini memang DBD yang paling rawan menyerang kesehatan masyarakat.

Kata Andi Satya, masyarakat juga perlu melakukan upaya pencegahan, seperti melakukan 3M; Menguras, Menutup dan Mendaur Ulang, kemudian mengganti air, membersihkan saluran air, dan menghindari adanya genangan air.

“Kalau muncul kasusnya harus pro aktif membersihkan genangan atau fooging,” kata Andi Satya.

Selain itu, upaya vaksinasi juga perlu dilakukan secaara masif. Apalagi Kaltim kini menjadi pilot project vaksinasi DBD yang dilakukan di usia anak sekolah. Andi berharap itu bisa menurunkan kasus DBD jangka panjang.

Baca juga:   Kantor Baru DPMPD Kaltim Diharapkan Jadi Pusat Pemasaran Produk Desa

“Lebih efektif vaksinasi di bawah 10 tahun. Semoga bisa menangani pencegahan DBD,” pungkasnya. (adv/ens/fth)

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.