SAMARINDA
Parkiran Teras Samarinda Cukup Jauh, Wali Kota: Harus Terbiasa Jalan Kaki biar Sehat

Teras Samarinda Tahap I yang akan segera dibuka, diketahui memiliki tempat parkir yang terpisah. Jaraknya sekitar 100-200 meter. Wali Kota Andi Harun berharap ini akan memulai kebiasaan warganya untuk berjalan kaki.
Penantian warga Kota Samarinda terhadap Teras Samarinda sebentar lagi akan segera berakhir. Rencananya, Senin depan tempat itu akan dibuka untuk umum.
Sebenarnya proyek tersebut sudah rampung sejak Juli 2024 lalu. Setelah molor 7 bulan dari jadwal. Namun belum bisa dibuka karena belum memiliki tempat parkir.
Pemkot kemudian menyiapkan lahan parkir di area yang berbeda. Selain agar Teras Samarinda yang sudah bagus itu tidak penuh dengan kendaraan, pemkot juga ingin menghindari parkir liar. Selain itu, jika tempat parkir tidak dipisah, maka akan menyumbang kemacetan.
Area Parkir Teras Samarinda
Pemkot Samarinda bahkan menyiapkan 3 lahan parkir khusus. Ada 3 area yang luas. Mulai dari area seberang Bank BTN (Zona A), eks SPBU Teluk Lerong (Zona B), dan sebelah area eks SPBU (Zona C).
Zona A muat untuk 300 kendaraan roda 2. Lalu zona B dan C bisa digunakan untuk kendaraan roda 4 dengan kapasitas masing-masing 48 dan 51 kendaraan. Lalu Zona C juga menampung roda 2, sebanyak 130 motor.
Meski cukup luas, area parkir Teras Samarinda termasuk berjarak cukup jauh dari area Teras Samarinda Tahap I. Sekitar 100-200 meter. Dari area parkir ke Teras Samarinda, warga harus berjalan kaki.
Wali Kota Samarinda Andi Harun menjelaskan pada awalnya terasa jauh, karena memang belum terbiasa. Mengingat sepanjang Teras Samarinda dibagi menjadi 5 segmen. Maka ketika terhubung akan semakin panjang.
Budaya Jalan Kaki
Melalui proyek Teras Samarinda ini, justru Andi berharap budaya berjalan kaki itu bisa diterapkan di kota yang tengah dipimpinnya. Akan seperti di luar negeri, atau Malioboro di Yogyakarta.
“Terkait tempat parkir, sebenarnya tidak terlalu jauh, kurang lebih 100-200 meter, kita coba budayakan budaya jalan,” jelas Andi Harun, Rabu, 4 September 2024.
“Coba lihat kalau di luar negeri, atau di Jogja dan Bandung itu bisa jalan sampai satu kilo (meter) kan, bahkan lebih. Dan itu juga bagus,” tambahnya.
Keinginan untuk membangun budaya jalan kaki di Samarinda juga diintegrasikan oleh Andi Harun melalui proyek pembangunan infrastruktur lainnya. Seperti Citra Niaga, dan kawasan Pecinan yang sedang direncanakan.
“Kita akan terbiasa mempunyai ruang publik model pejalan kaki. Biar sehat.”
“Mudah-mudahan budaya berjalan kaki dari tempat parkir kesini tidak dianggap sesuatu yang memberatkan bagi pengunjung. Berjalan kaki sehat kok,” pungkasnya. (ens/fth)

-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Ombudsman Kaltim Catat Ratusan Pengaduan, Pelayanan Tak Maksimal Jadi Sorotan
-
SAMARINDA5 hari ago
DPRD Samarinda Desak Pemeriksaan Ulang Fondasi Proyek Teras Samarinda
-
EKONOMI DAN PARIWISATA5 hari ago
Harga TBS Sawit Kaltim Turun Lagi Juli Ini, Dinas Perkebunan: Dampak Penurunan CPO dan Kernel
-
SAMARINDA5 hari ago
Usul Zonasi Kopi Keliling di Samarinda, Suparno: Tertibkan Tanpa Matikan Penghidupan
-
BERAU5 hari ago
Resmikan Kantor UPTD Pajak di Berau dan Paser, Gubernur Dorong Kepatuhan Wajib Pajak
-
KUTIM5 hari ago
Gubernur Harum Tinjau Jalan Perbatasan Kutim-Berau: Kami Tidak Hanya Turun Tangan, Tapi Turun Langsung!
-
SAMARINDA5 hari ago
Minta Keadilan untuk Balita NA, Kuasa Hukum Desak Visum Ulang Dugaan Kekerasan di Panti Asuhan Samarinda
-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
Pemprov Kaltim Genjot Aksi Konvergensi, Kukar Jadi Contoh Penurunan Stunting Efektif