Connect with us

OLAHRAGA

Pedas! Ini Kritik Ponaryo Astaman untuk Komdis PSSI

Diterbitkan

pada

ponaryo
Ponaryo Astaman mengkritik kinerja Komdis PSSI atas kasus Silverio. (IST)

Dirut Borneo FC sekaligus legenda sepak bola Indonesia, Ponaryo Astaman. Memberi sejumlah kritik pedas untuk Komdis PSSI. Berangkat dari sanksi dadakan yang diterima Silverio.

Direktur Utama Borneo FC Samarinda Ponaryo Astaman ikut buka suara. Soal sanksi mendadak yang diterima pemain Pesut Etam, Silverio. Sehari jelang laga kontra Rans Nusantara.

Ia menyesalkan keputusan itu. Dan meminta Komdis PSSI mengubah cara kerjanya. Agar relevan dengan perkembangan sepak bola saat ini. Dan tidak merugikan tim ataupun pemain.

Silverio Tidak Sengaja

“Pertama, kami udah keluarkan official statement. Terus kalau dari saya mewakili klub juga yang pertama tentunya (secara) teknisnya, yakan. Kalau kita lihat dari rekaman itu kan memang posisi awal itu memang nggak melihat gitu loh. Posisi klir gitu,  tapi ya itu lah namanya ketidaksengajaan, saya pikir.”

“Tidak ada niat untuk mencederai dari Silverio. Tapi soal ini tentu ada mungkin Komdis punya pandangan yang berbeda. Tapi kalau dari kami dari klub ya seperti itu.”

“Karena itu posisi di dalam kotak penalti, tentu siapapun, apalagi defender kan pasti berpikir dulu seribu kali saya pikir untuk melakukan pelanggaran di area itu. Karena risikonya cukup tinggi.”

“Insiden ketidaksengajaan gitu kan memang perlu lebih cermat dalam melihat rekaman pertandingan itu.”

Jangka Waktu Sidang

“Terus yang kedua, berkaitan dengan kerangka waktu kinerjanya Komdis ini. Kalau kita melihat itu kan sebetulnya ada di pekan kedua ya. Sementara sekarang sudah mau memasuki pekan keenam.”

Baca juga:   Komentar Lengkap Pieter Huistra Usai Borneo FC Ditahan Imbang PSIS

“Email yang kami terima tentang sanksi itu pun jam 1.32 malam. Tadi malam. 1.32 kalau saya nggak salah. Jadi setengah dua Waktu Indonesia Tengah kan.”

“Nah ini menjadi sebuah koreksi tentunya. Kita kritisi dengan keras. Kemudian juga kalau perlu juga ya membutuhkan evaluasi untuk kinerja Komdis ini ke depan.”

“Karena dari pekan kedua sampai pekan keenam itu kan ada pekan ketiga, pekan keempat, pekan kelima. Di mana masing-masing pekan ini juga kita lihat Komdis mengeluarkan keputusan gitu.”

“Kenapa yang kasus kami di pekan kedua baru diputuskan keluar hukumannya di pekan keenam gitu?”

Ponaryo Pertanyakan Sistem Pelaporan Pertandingan

“Bukankah dalam setiap pekan itu masing-masing pertandingan itu sudah ada laporan pertandingan dari pengawas pertandingan. Itu kan dasar Komdis untuk bekerja gitu kan.”

“Jadi dalam satu pekan kan berarti kita ada berapa match ya? Sembilan. Nah ada sembilan match. Artinya dalam setiap week ya Komdis bekerja mengawasi 9 match itu tadi.”

“Kenapa bisa ni yang sekarang ni pekan kedua bisa lewat sampai pekan keenam gitu. Ini jadi pertanyaan. Dan harus jadi evaluasi ke depan untuk Komdis.”

Komdis Jangan Latah

“Terus juga apa ya, dasar dalam menentukan keputusan itu betul-betul harus jelas. Jangan, masukan dari netizen atau media sosial itu bisa menjadi sebuah pertimbangan gitu. Tapi bukan berarti latah begitu ya. Ada kasus yang sama, dijatuhi hukuman. Kasus yang sudah lewat kemudian disamakan hukumannya.”

Baca juga:   PSIS Vs Borneo FC dalam Angka, Nomor 2 Bikin Lega

“Bayangkan ini terjadi nanti misalkan ni. Sekarang masih mending ni dari 2 ke 6. Kalau 2 ke 10 atau 2 ke 15 ni nanti misalkan gitu kan.”

“Ditemui kasus yang sama di sepuluh pekan ke depan gitu. Langsung dicari lagi ke belakang mundur. Oh yang kemaren karena pertanyaan atau komentar di media sosial, loh ini dihukum yang kemaren kok engga. Akhirnya flashback lagi ke belakang.”

“Yang saya bilang tadi. Ini sekarang enam, eh empat. Kalau nanti ada kejadian lagi 10 atau 15 week ke depan lagi kejadian yang sama apakah yang sudah lewat itu apakah tetap dijatuhi hukuman. Nah ini kan saya pikir nggak fair.”

“Makanya Komdis perlu juga lebih cermat dalam kerangka waktu mereka bekerja gitu. Itu pentingnya keputusan dalam tiap minggu. Kan mereka dituntut bekerja untuk itu. Jangan hanya berdasarkan komentar netizen menyamakan hukuman satu kasus satu klub dengan kasus dan klub yang lainnya.”

PSSI Harus Evaluasi

“Kami mengeluarkan official statement. Di situ jelas. Bahwa kami keberatan. Kami mengkritisi kemudian menuntut evaluasi.”

“Evaluasi di sini karena Komdis ini kan badan yudisial. Dibentuk, diangkat, dan diberhentikan oleh ketum ataupun exkum.”

“Jadi dari perjalanan di tengah jalan ya memungkinkan untuk melakukan pergantian di dalam tubuh Komdis kalau memang kinerjanya dirasa tidak maksimal.”

Baca juga:   Lupakan Hasil di Semarang, Borneo FC Fokus Persiapan Jamu Rans Nusantara

Sama-Sama Berbenah

“Klub ini kan juga berbenah, terlepas dari kekurangan dan kelebihan kita sebagai klub. Tapi juga Komdis yang dalam hal ini punya peran central dalam hal jalannya kompetisi juga harus mengevaluasi diri dan terbuka untuk kritikan gitu.”

“Apalagi krusial hal-hal yang seperti ini gitu. Jatuhnya H-1 gitu. Sehingga tim teknis atau pelatih tidak bisa mempersiapkan rencana b untuk pertandingan lanjut.”

“Dan ini bukan hanya dialami oleh Borneo aja. Ada beberapa klub lain yang juga keputusannya dijatuhkan H-1.”

“Kenapa sih keputusan itu menjadi H-1? Kita tidak ingin berprasangka buruk. Tapi kita lebih tersistematis melihat si kinerja Komdis ini sendiri. Bukan karena ada waktu yang cukup ideal dalam melakukan persidangan, melihat rekaman pertandingan, dan lain-lain, sampai melakukan keputusan gitu.”

“Dan jarak dari satu week ke week lain itu sekarang cukup ideal. Empat lima hari bahkan ada yang enam hari tujuh hari gitu. Cukup saya pikir bagi Komdis untuk bisa melakukan persidangan, melakukan keputusan sesuai dengan match weeknya hanya satu dua hari setelah match weeknya, sehingga itu menjadi fail.”

“Sehingga di antara klub juga tidak ada yang merasa dirugikan. Kalaupun dapat hukuman, tim pelatih juga bisa mempersiapkan plan b nya untuk pertandingan selanjutnya. Nggak kayak gini, ujug-ujug H-1 tau tau keluar sanksi. Dan kasusnya udah lama lagi.” (ens/dra)

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.