OLAHRAGA
Pelatih Borneo FC Mencak-Mencak dengan Sanksi Dadakan Silverio

Pelatih Borneo FC Pieter Huistra menyebut Komdis PSSI terlihat buruk. Karena menjatuhkan sanksi untuk Silverio, saat insiden sudah berlalu 4 minggu. Dan tepat sehari sebelum laga kontra Rans.
Komdis PSSI meneken keputusan sanksi untuk pemain Borneo FC atas nama Silverio pada 2 Agustus 2023. Lalu mengirimkannya ke klub Samarinda pada 3 Agustus. Tepat sehari sebelum laga kontra Rans Nusantara.
Manajemen telah menyatakan keberatan dengan sikap Komdis PSSI. Karena menjatuhkan sanksi pada pemain, pada H-1 pertandingan. Hal-hal yang mereka rasa mengganjal lainnya adalah. Insiden itu terjadi pada 8 Juli 2023. Selama rentang waktu itu, Komdis telah menjatuhkan beberapa sanksi untuk klub maupun pemain. Dan tidak ada nama Silverio di sana.
Selain itu, klub juga merasa keputusan Komdis tidak tepat. Lantaran Silverio tidak sengaja melakukan sepakan ke kepala bek Bali United.
Tak hanya manajemen klub, pelatih Pieter Huistra juga ikut mencak-mencak. Dia heran, kok bisa sih. Sanksi dijatuhkan begitu lama dari insiden. Mana H-1 pertandingan pula. Sementara Silverio sendiri sudah ia masukkan dalam rencana permainan untuk menghadapi Rans Nusantara.
Pieter menuntut PSSI melakukan perbaikan sistem sidang disiplin. Agar ke depan, tidak ada lagi pemain atau tim yang dirugikan.
Keluhan Pelatih Borneo FC
“Ini tentu saja menjadi situasi yang aneh. Silverio, semua orang tahu, empat minggu yang lalu ada insiden ketika melakukan tendangan bebas, dia bahkan tidak mendapatkan kartu kuning.”
“Ketika dia ingin menendang bola, dia terlibat insiden dengan menendang secara tak sengaja kepala seorang pemain (Bali United).”
“Empat minggu kemudian, ia mendapatkan sanksi. Sangat aneh, saya tak pernah melihat ini sebelumnya dalam 40 tahun karier saya di sepak bola.”
“Bagi kami, kami mempunyai banyak defender dan kami tak mempunyai masalah (dengan absennya Sileverio). Kami bisa memainkan pemain lain.”
“Tapi ini sangat disayangkan bagi sepak bola Indonesia. PSSI terlihat buruk. Mereka tak mempunyai protokol, mereka melalukan apa yang ingin mereka lakukan.”
“Empat minggu yang lalu. Bayangkan saja jika sesuatu terjadi besok, dan di bulan April (2024), mereka akan memberikan keputusan, “Oh, di bulan April, kakinya terlalu tinggi. Dia akan mendapatkan sanksi”. Tak ada protokol.”
“Mereka membuat kesalahan atas mereka sendiri, dan itu sangat disayangkan. Terutama bagi federasi. PSSI yang memutuskan ini. PSSI. Satu hari sebelum pertandingan, mereka mengirimkan surat tentang ini. Dan ini sangat sulit dipercaya.”
“Tapi apa yang terjadi jika terjadi sesuatu besok? Jika lima bulan kemudian mereka baru membuat keputusan, apakah ada protokol? Apakah ada peraturan? Mereka melakukannya.”
“Katakan ada insiden di hari Senin, kemudian mereka mengatakan ini tidak bagus dan mereka melakukan ini (memberi sanksi di pekan yang sama). Itu tak masalah.”
“Dan kemudian di laga selanjutnya, ada 4-5 hari untuk melakukan persiapan. Ini normal dan ini adalah bagaimana peraturan di seluruh dunia dilakukan. Tetapi tidak di sini di Indonesia. Sangat disayangkan,” kata Pieter Huistra, Kamis sore. (dra)
Baca Berita Sebelumnya Juga ya: Jelang Borneo FC Vs Rans, Silverio Dapat ‘Surat Cinta’ dari Komdis PSSI

-
OLAHRAGA1 minggu ago
Sihran Keluar Lapangan dengan Pincang, Pelatih Borneo FC: Kehabisan Bensin Dia
-
OLAHRAGA1 minggu ago
Pelatih Borneo FC Puji Nadeo yang Tampil Cemerlang saat Lawan Persis
-
OLAHRAGA1 minggu ago
Pelatih Borneo FC Puji Barito Putera Jelang Derby Kalimantan
-
KUKAR1 minggu ago
Misi Mulia Fajar Alam Arsipkan Sejarah Loa Kulu Lewat Buku
-
SAMARINDA1 minggu ago
Jelang Anniversary ke-7, Midtown Hotel Samarinda Gelar Donor Darah
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Perpustakaan SMKN 2 Samarinda, Gudang Pengetahuan dan Arsip Pendidikan Sejak 70-an
-
KUKAR1 minggu ago
Cerita di Balik Penulisan Sejarah Loa Kulu yang Menjadi Arsip Penting
-
KUBAR1 minggu ago
Jalan dan Drainase Masih Jadi Keluhan Utama Warga Kubar-Mahulu