Connect with us

SEPUTAR KALTIM

Pemprov Kaltim Wacanakan Bangun Perpustakaan Wartawan

Published

on

perpustakaan wartawan
Syafranuddin ketika diwawancarai awak media usai acara HPN 2023 di Perpusda Kaltim. (Ahmad/Kaltim Faktual)

Untuk meningkatkan literasi pekerja pers di Benua Etam. Pemprov Kaltim membuka wacana pembangunan perpustakaan wartawan.

Kamis 9 Februari 2023 pagi, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (DPKD) Kaltim menggelar Mbeko dengan Wartawan. Acara seremoni sederhana itu dibuat untuk memeringati Hari Pers Nasional (HPN) 2023.

Pada sesi wawancara usai acara, Kepala DPKD Kaltim M Syafranuddin ditanya. Apa langkah pemprov untuk meningkatkan literasi wartawan Bumi Etam. Ia lantas menjawab … “Iya, itu yang sedang kami pikirkan.”

“Kami ingin sekali bekerja sama dengan PWI dan (asosiasi wartawan) lainnya.”

“Makanya tadi sebelum acara (Mbeko dengan Wartawan). Saya mengajak PWI Kaltim untuk … yok, bagaimana kalau kita membentuk perpustakaan di (kantor) PWI,” sambung Syafranuddin.

Baca juga:   Sedikit Lagi MMP Kaltim Realisasikan PI 10 Persen Blok Mahakam

Ivan –sapaan akrabnya- memahami, bahwa jam kerja wartawan sangat panjang dan tidak tentu. Sehingga tidak punya banyak waktu membaca di luar dari isu-isu yang mereka garap.

Namun dengan adanya perpustakaan wartawan, para pekerja pers seperti punya rumah singgah. Ketika ingin membaca untuk menambah wawasan, atau sekadar mengisi waktu luang. Tempatnya sudah ada.

“Kami siap untuk melakukan kerja sama semacam itu,” tegasnya.

Kalaupun perpustakaan itu tidak bisa diramaikan saban hari. Setidaknya bisa menjadi sebagai pengingat. Bahwa orang-orang yang bekerja untuk menyajikan informasi dan pengetahuan. Tidak boleh minim wawasan. Sehingga harus rajin membaca, apapun di manapun.

Lagian menurut Ivan, masih ada saja saat ini beberapa wartawan yang bekerja dengan kemampuan dan kemauan ala kadarnya. Sekadar menggugurkan kewajiban. Tanpa keinginan menjadikan beritanya layaknya sebuah karya.

Baca juga:   Pemkot Mau Pindahkan Pelabuhan Samarinda ke Palaran, Ini Alasannya

“Ada loh, wartawan itu yang cuma dengarin … saja. Temannya bertanya dia diam saja. Kelihatan itu (kurang wawasannya).”

“Bagaimana dia mewawancarai, menganalisa isu, sampai caranya menyimpulkan. Itu kelihatan dari gaya wawancaranya,” imbuhnya.

DPKD Kaltim sendiri memang sedang getol untuk membuka ruang baca seluas-luasnya. Baik berupa buku konvensional maupun digital.

Beberapa sumber bacaan lokal sedang mereka digitalisasikan saat ini. Sebagai upaya meninggalkan warisan untuk generasi penerus.

Selain itu, mereka juga menggarap program Buncu Baca Etam. Yakni sebuah program pemerataan literasi sampai ke wilayah perbatasan.

“Kami menyalurkan masing-masing 1.400 eksemplar dari 30 judul ke berbagai wilayah perbatasan.”

“Kami dorong daerah perbatasan wajib memiliki perpustakaan,” pungkasnya. (dra)

Baca juga:   Malam Puncak Bara's CFD Fest Ditutup dengan Meriah

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.