Connect with us

POLITIK

Pengamat Sebut Banyak Pesan Tersirat di Pidato Isran Noor saat Rapat Suara Rakyat, dari Otak Kosong hingga Korupsi

Diterbitkan

pada

Pengamat politik Syaiful Bachtiar komentari soal pidato Isran Noor. (IST)

Pidato Isran Noor saat Rapat Suara Rakyat hari Minggu kemarin, diwarnai kelakar dan beberapa sindiran. Kalimantnya yang bersifat tersirat menimbulkan beragam tafsir. Begini pandangan pengamat politik.

Sosok Isran Noor kembali mencuri perhatian publik setelah berhasil mendapatkan jumlah dukungan minimal dan berpotensi besar maju kembali di Pilkada Kaltim 2024, sebagai calon gubernur Kaltim bersama Hadi Mulyadi.

Pasangan Isran-Hadi bermodalkan 11 kursi dari 2 partai pengusung: Partai Demokrat dan PDI-P. Jumlah yang sangat kecil jika dibandingkan lawannya Rudy-Seno dengan 44 kursi dari 7 partai politik yang mengusungnya.

Setelah mendapatkan dukungan, Isran-Hadi menggelar Rapat Umum Suara Rakyat, di Samarinda, Minggu 18 Agustus 2024 kemarin. Pidato Isran ketika itu, diwarnai kelakar dan beberapa sindiran.

Isran menyampaikan beberapa hal menarik. Dari perkara batalnya kotak kosong, mundurnya PPP dari koalisi, hingga isu korupsi. Namun kalimantnya yang bersifat tersirat menimbulkan beragam tafsir publik.

‘Otak Kosong’ Banyak Maknanya

Menurut pandangan Pengamat Politik dari Unmul Syaiful Bachtiar, memang dalam pidato Isran Noor ketika itu, bisa punya banyak maksud. Mengingat sosoknya yang kerap menjadikan kelakar sebagai gaya komunikasinya.

Baca juga:   Siapa Sosok Konglomerat Saat Upacara HUT RI di IKN yang Disebut "9 Naga" ? Inilah Daftar 9 Naga Sebenarnya

Alih-alih berspekulasi liar, Syaiful mengajak masyarakat Kaltim untuk menyikapi pernyataan Isran Noor dengan bijak jika dikaitkan dengan konteks Pilkada 2024. Sebab dinamika politik saat ini masih terus bergulir.

Dalam pidatonya kemarin, Isran Noor sempat melontarkan diksi ‘otak kosong’, yang berhasil menimbulkan pertanyaan tentang makna yang dimaksud oleh gubernur Provinsi Kaltim periode 2018-2023.

Menurut Syaiful, diksi tersebut memiliki nuansa candaan sekaligus bisa ditafsirkan sebagai luapan emosi Isran Noor merespons dinamika bursa cagub di Pilkada 2024 yang cukup dramatisir dalam proses memperoleh dukungan partai politik.

“Respons setelah melewati proses yang dramatis ya bukan didramatisir. Namun sekarang dukungan itu sudah dalam genggaman.”

“Atau bisa bermakna sindiran kepada pihak tertentu, atau bahkan masyarakat,” jelas Syaiful kepada Kaltim Faktual ketika dihubungi Selasa, 20 Agustus 2024.

Ada kemungkinan maksud lain, menurut Syaiful, kalau Isran berusaha membuka wawasan berpikir kepada warga Kaltim. Sehingga ketika menggunakan hak pilihnya di TPS itu, tidak menggunakan otak kosong. Namun melihat perspektif lebih luas untuk memilih calon pemimpin nantinya.

Baca juga:   Kenalan dengan Sosok Pembawa Baki Paskibraka HUT RI di IKN, Ternyata Asal Samarinda

“Itu juga salah satu pemicu ya. Memicu masyarakat secara rasional nanti untuk dalam menggunakan pilihannya itu harus rasional. Jangan asal pilih saja.”

“Sama-sama kan bentuknya, antara kotak kosong dan otak kosong. Tapi ya begitulah seni dari politik.”

Pembahasan PPP Sudah Tidak Relevan

Sementara untuk sindiran Isran Noor terhadap PPP, menurut Syaiful itu justru kurang relevan. Jika dilihat sekarang, posisi PPP memang tidak menentukan apa-apa. Karena dengan atau tanpa partai tersebut, Isran-Hadi bisa mendaftar ke KPU.

Tapi saat ‘peristiwa’ itu terjadi, paslon petahana belum mendapatkan dukungan dari PDIP dan Demokrat. Maka wajar kalau pendukungnya waswas.

“Tapi setelah Demokrat dan PDIP menyatakan dukungan ke Isran-Hadi, posisi PPP tidak lagi menjadi penentu. Artinya kalaupun bergabung maka itu bagian yang memperkuat koalisi tapi kalau pun tidak bergabung, tidak mempengaruhi juga gitu.”

Baca juga:   Borneo FC hanya Bisa Mainkan 5 Pemain Asingnya di ASEAN Club Championship

Meski posisi PPP kini sudah tidak berpengaruh bagi Isran-Hadi, namun dalam konteks politik, jika memungkinkan seorang calon perlu merangkul seluruh dukungan. Semakin banyak partai, semakin bagus.

‘Korupsi’ Sindiran atau Imbauan?

Selain itu, Isran juga sempat menyinggung soal kekayaan. Dia menegaskan melalui pidatonya, jika seseorang ingin mencari kekayaan maka jangan menjadi kepala daerah, karena hampir dapat dipastikan niat itu bisa berujung pada tindak pidana korupsi.

Syaiful menilai itu bisa bermakna ganda. Jika dispekulasikan untuk menyindir sesuatu, itu mungkin-mungkin saja. Namun akademi Fisip ini lebih mengaminkan kalau Isran berusaha menyampaikan pemerintahan harus bersih.

“Pemerintahan yang baik itu pemerintahan yang bersih dari praktik KKN; Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. Dan itu sesuatu yang wajib dilaksanakan siapapun gubernurnya.”

“Tapi sebagai calon gubernur, tidak boleh mengeluarkan statement yang menjustifikasi atau tuduhan. Tetapi kalau imbauan atau mengingatkan dan berlaku untuk semua calon, itu boleh saja,” pungkas Syaiful. (ens/dra)

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.