Connect with us

KOLOM REDAKSI

Perbedaan Suporter, Penonton, Fans Layar Kaca, dan Kaum Fomo di Sepak Bola, Kamu Tipe yang Mana?

Diterbitkan

pada

Sepak bola adalah olahraga yang bisa dinikmati semua kalangan dan golongan. Tua muda, pria wanita. (Instagram/harisovakamilya)

Ada banyak teori tentang perbedaan pendukung sepak bola. Namun yang relevan dengan kondisi saat ini, setidaknya ada tipe suporter, penonton, fans layar kaca, hingga kaum fomo. Setelah membaca artikel ini, kira-kira kamu tipe yang mana?

Naiknya harga tiket pertandingan Timnas Indonesia Vs Iraq dari sebelumnya tiket termurah Rp100 ribu menjadi Rp250 ribu menuai pro dan kontra. Kalangan suporter menilai harga itu terlalu terlalu tinggi. Karena untuk mendukung langsung timnas di stadion, mereka masih harus mengeluarkan biaya transportasi, konsumsi, dan akomodasi bagi pendukung dari luar Jabodetabek.

Namun PSSI memiliki alasannya sendiri. Performa timnas yang meningkat, serta kebutuhan biaya di laga internasional membuat mereka terpaksa mencari tambahan pembiayaan lewat tiket pertandingan. Selain itu, antusiasme penonton juga sedang tinggi-tingginya akhir-akhir ini. Sehingga harga itu masih tergolong wajar.

Dari sini muncul polemik, ada anggapan bahwa PSSI hanya memikirkan cara meraup uang demi menutupi operasional tim nasional. Tanpa memikirkan kekuatan finansial para suporter.

Sebanyak 50 ribu tiket yang disediakan tersebut tentu akan tetap diserbu berapapun harganya. Tapi oleh penonton, bukan suporter yang akan membuat ribut stadion dengan teriakan dan chant mereka. Oh, loh, memangnya ada perbedaan antara suporter dan penonton? Mari kita bahas.

Suporter

Pendukung klub atau tim nasional sepak bola dibagi menjadi beberapa kategori, kalau tidak boleh disebut kasta. Kategori teratas tentunya adalah suporter. Apa tipikalnya?

Suporter adalah pendukung yang setia menemani sebuah klub apapun kondisinya. Mereka akan selalu mendukung langsung tim di stadion, terutama saat laga kandang. Tak sekadar menonton, namun juga menyanyikan chant sepanjang pertandingan. Kehadiran mereka di stadion sudah seperti pemain ke-12, karena kebisingan yang mereka ciptakan, mampu memompa semangat juang para pemain.

Baca juga:   Fajar dan Pluim Tersedia, Borneo FC Bawa Skuad Terbaiknya ke Madura

Level tergila seorang suporter adalah menyerahkan hidup dan matinya untuk mendukung klub kebanggaannya. Mereka mengorbankan uang untuk membeli tiket, marchendise klub, marchendise kelompok suporter, hingga atribut menonton.

Juga mengorbankan waktunya, tak peduli sedang ada pekerjaan atau kegiatan apapun. Selagi mungkin ditinggalkan untuk mendukung timnya, akan mereka lakukan.

Sebagian besar suporter memiliki kedewasaan yang cukup tinggi. Mereka tidak hanya mendukung saat menang. Namun juga mampu dan sudah terbiasa menerima kekalahan. Jika ada pemain yang blunder, mereka akan langsung menyemangati untuk bangkit. Paling cepat sesaat setelah melakukan kesalahan, paling lama sehari setelah laga.

Bukan golongan pem-bully, apalagi di media sosial. Tapi kalau sebuah klub atau pemain mengecewakan mereka dalam waktu yang lama dan konsisten. Kemarahan mereka bisa sangat berbahaya.

Penonton

Di peringkat kedua ada penonton. Mereka pada dasarnya sama-sama mengidolakan sebuah klub. Namun karena satu dan lain hal, mereka lebih suka datang ke stadion untuk menjadi penonton umum.

Ya, mereka hanya datang untuk menikmati pertandingan. Berteriak sesekali. Dan ya, begitu saja. Berbeda dengan golongan suporter yang didominasi kaum pelajar, mahasiswa, dan pekerja. Golongan penonton kebanyakan adalah kaum menengah ke atas atau kelas keluarga.

Mereka ini tidak terlalu peduli pada perdebatan di media sosial. Karena hanya menjadikan sepak bola sebagai hiburan. Dukungan utama kategori penonton bukan atmosfer di stadion. Namun keuangan klun.

Kelompok penonton cenderung cukup royal pada klub. Dari membeli marchendise resmi klub, menonton di tribun VIP. Dan berbelanja banyak pada pedagang asongan stadion.

Baca juga:   Dukung Borneo FC Kalahkan MU lewat Video, Pato Minta Permainan Indah, Lelis Bernazar Traktir Pizza

Fans Layar Kaca

Kelompok yang mengaku sangat die hard ke klub idolanya. Namun tidak pernah datang atau sangat jarang ke stadion. Hanya segelintir dari mereka yang membeli marchendise resmi klub. Sisanya, jangankan marchendise, paket menonton legal saja mereka enggan membelinya. Memilih untuk menonton dari saluran ilegal.

Kalau suporter mendukung atas dasar kebanggaan, penonton untuk hiburan, fans layar kaca cenderung lebih seperti analisis. Mereka sangat tertarik mengupas apapun tentang klub idolanya. Dari pergerakan transfer, gaji pemain, gaya main tim, sampai … ah, semua tentang klub akan mereka bicarakan.

Basis mereka kebanyakan ada di media sosial. Dan tentu, golongan yang paling berisik di media sosial adalah fans layar kaca. Ketika kelompok suporter dan penonton lebih anteng, para fans layar kaca akan menjadi garda terdepan untuk membela klub idolanya di media sosial.

Namun karena minim pengalaman atmosfer pertandingan sebenarnya, kedewasaan golongan ini cenderung minim. Sumbu pendek, alias mudah terpicu emosi. Menyukai perdebatan panjang. Mem-bully klub sampai pemain sendiri pun akan dilakukan. Pokoknya, mereka hanya mau tim kebanggaannya menang dan juara.

Dan untuk wasit atau tim lawan, jangan sampai menang dengan cara kontroversial. Karena akun media sosial mereka akan diserbu dengan penuh ‘kata mutiara’.

Kaum Fomo

Geng pendukung tipe ini pada dasarnya tak terlalu mencintai sepak bola atau klub. Mereka hanya mengidolakan pemain tertentu, dan akan mendukung klub manapun yang dibela oleh pemain idolanya.

Mereka terbagi atas kelompok yang masih datang ke stadion demi mendukung idolanya, dan seperti fans layar kaca namun spesifik ke individu pemain. Golongan ini juga sangat suka berdebat, pokoknya tidak boleh ada yang mencela idola yang sangat agung.

Baca juga:   KPU Ungkap Alasan Caleg Terpilih Tidak Wajib Mundur Ikuti Pilkada 2024

Di Timnas Indonesia, golongan ini belakangan muncul lagi. Kebanyakan adalah kaum wanita yang mengidolakan beberapa pemain naturalisasi. Meneror sampai ke hotel demi bertemu idolanya pun mereka lakukan. Memang sefanatik itu.

Ada 3 pemain di dunia yang memiliki pengikut dari kalangan Fomo terbesar. Yakni Cristiano Ronaldo, Lionel Messi, dan Andre Onana. Kenapa? Ada yang salah?

Followers

Masih ada 1 golongan lagi. Yakni pengikut. Mereka sering ditemukan di stadion. Namun datang bukan untuk menikmati pertandingan layaknya penonton, mendukung klub layaknya suporter, atau aaaaa aaaa aaaaa seperti kaum fomo.

Followers adalah mereka yang datang ke stadion tanpa tujuan khusus, selain ikut-ikutan. Baik mengikuti pasangannya, atau mengikuti kolega bisnis dan politiknya.

Kamu Tipe yang Mana?

Setiap tipe memang memiliki karakteristik masing-masing. Ada yang mengagumkan, unik, pun menjengkelkan. Tapi sebenarnya, tak ada yang bisa menyalahkan seseorang atas pilihannya. Lagipula, sepak bola memang untuk semua. Jadi tidak ada aturan penikmat sepak bola harus menjadi apa.

Namun ada hal paling penting yang harus diketahui bahkan disadari. Sepak bola sangat menjunjung sportifitas. Jadi, please, jangan terlalu berlebihan ketika marah. Melakukan bullying sampai SARA. Itu sudah berlebihan.

Lagian, sepak bola adalah media mencari hiburan dan pertemanan. Kalau kamu setiap hari hanya marah-marah sampai mengganggu kehidupanmu. Kayaknya kamu harus ganti mendukung cabor lain deh. Petanque misalnya. (dra)

Penulis adalah Ahmad A. Arifin (Tebe), jurnalis olahraga Kaltim Faktual.

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.