Connect with us

SEPUTAR KALTIM

Rektor Unmul Ikut Bangga Kalau Isran Jadi Mentan

Published

on

unmul
Rekrot Unmul beri dukungan moril untuk Isran yang diisukan jadi Mentan. (Dok/Humas Unmul)

Meski kabar pelantikan Isran jadi Mentan cuma hoaks. Rektor Unmul berharap itu jadi pertanda kalau mantan gubernur Kaltim akan go nasional.

Pro kontra mengiringi isu Isran Noor menjadi Menteri Pertanian (Mentan) RI. Menggantikan rekan separtainya, Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang sedang terjerat kasus.

Ada berharap isu itu jadi nyata, karena selama ini belum ada putra daerah Kaltim yang duduk di kabinet. Ada yang menganggap ketua Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia itu memang layak jadi Mentan. Begitu juga sebaliknya, ada yang menganggap Isran belum cukup berkapasitas.

Rektor Universitas Mulawarman (Unmul) Abdunnur termasuk yang ikut mendukung. Karena jika Isran jadi Mentan, bukan cuma nama Kaltim yang terangkat. Unmul pun akan ikut harum.

Soalnya Isran Noor merupakan satu di antara alumni terbaik Unmul. Dan kini sedang menjabat sebagai Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Unmul.

“Tentu kita sangat bersyukur jika beliau diberikan amanat sebagai Menteri Pertanian RI dan dipercaya oleh Pak Presiden Jokowi,” ungkap Abdunnur, Rabu 11 Oktober 2023.

“Jelas sebuah kehormatan bagi kita semua. Masyarakat Kaltim khususnya Unmul,” sambungnya.

Baca juga:   Isran Digadang Jadi Mentan, Akademisi: Ngurus Kaltim Aja Enggak Bisa, Gimana Ngurus Negara

Dengan latar belakang pendidikannya sebagai doktor pertanian Universitas Mulawarman (Unmul). Juga beberapa penghargaan di bidang pertanian yang Isran dapatkan. Abdunnur merasa pengangkatan Isran jadi Mentan adalah hal yang wajar.

“Sehingga secara bidang, background, dan pengalamannya dalam pengembangan program di sektor pertanian, sangat tepat,” jelasnya.

Selain itu, masuknya eks bupati Kutim ke kursi menteri. Bisa membukakan jalan bagi putra daerah Kaltim lainnya. Untuk bisa berkarier di kabinet negara. Apalagi IKN nantinya berada di wilayah Bumi Etam.

Akademisi Unmul Beda Pandangan

Akademisi Universitas Mulawarman, Herdiansyah Hamzah justru punya pandangan lain. Ia melihat kans Isran menjadi Mentan sangat tipis.

“Kecil kemungkinannya. Apalagi sama-sama NasDem (dengan SYL) yang secara politik beda gerbong (dengan PDIP) di Pemilu 2024.”

“Isran juga enggak punya prestasi dalam sektor pertanian. Ya kecuali pertimbangan soal lain, misalnya tawar menawar, politik transaksional, dan lainnya,” ucap pria yang disapa Castro, Rabu 11 Oktober 2023.

Di atas kertas, saat Isran Noor menjabat sebagai gubernur Kaltim. Ia mendapat 2 penghargaan dari Pemerintah Pusat pada 2021 dan 2023 ini. Pada 2021 silam, Isran meraih penghargaan Abdi Tani. Karena dianggap berhasil menjaga ketahanan pangan selama masa pandemi Covid-19.

Baca juga:   Tahun Depan, Sarana Pendidikan di Daerah 3T Ditingkatkan

Lalu pada Juni kemarin, eks bupati Kutim itu meraih Anugerah Tanda Kehormatan Satyalancana Wirakarya dari negara karena dianggap mampu mengembangkan pertanian dan perikanan di Kaltim.

Di luar itu, Isran sendiri merupakan doktor di bidang pertanian, dan memiliki riwayat menjadi penyuluh pertanian.

Menanggapi itu, Castro menyebut realita di lapangan menyebutkan kebalikannya.

Pertanian Padi di Kaltim Merosot

Castro merujuk pada sebuah data dari Badan Pusat Statistik (BPS). Soal degradasi luasan lahan pertanian padi, sekaligus penurunan produktivitas padi di Bumi Etam dalam beberapa tahun terakhir.

Pada tahun 2020, luas sawah yang berhasil panen seluas 73,57 ribu hektare. Setahun berselang, turun 9,92 persen menjadi 66,27 ribu hektare.

Tak hanya luas lahan, realisasi panen padi sepanjang Januari–Desember 2021 hanya 66.269,46 hektare. Turun sekitar 7.298,98 hektare (9,92 persen) dibandingkan 2020 yang mencapai 73.568,44 hektare. Penurunan luas panen padi membuat produksi padi turut menurun. Produksi padi pada 2021 yaitu sebesar 244,68 ribu ton gabah kering giling (GKG), turun 17,76 ribu ton GKG atau 6,77 persen dibandingkan 2020 yang sebesar 262,43 ton GKG.

Baca juga:   Kaltim Jadi Tempat Pembukaan Pelatihan Aparatur Pemerintah dan Pengurus Kelembagaan Desa

Pada 2022, Dinas PTPH Kaltim mencatat lahan pangan yang ada di Kaltim pada 2016 seluas 56.500 hektare, lalu menjadi 41.000 hektare pada 2019 dan kembali turun menjadi 39.000 hektare pada 2020. Ini akumulasi dari seluruh luasan lahan pertanian selain padi.

Menurut Castro, Isran tak bisa dianggap hebat di bidang pertanian. Sementara saat ia berkuasa di Kaltim, luasan lahan pertanian beserta produksinya terus merosot.

“Alih-alih membendung (degradasi lahan pertanian), alih fungsi lahan malah makin meluas seiring gagalnya rezim Isran membengung menjamurnya tambang ilegal yang makin mempercepat alih fungsi lahan,” ujarnya.

“Banyak yang lebih bagus latar belakang pendidikan pertaniannya. Lagian, prestasi (di lapangan) yang penting.”

“Ngurus Kaltim saja enggak bisa, gimana mau ngurus negara? Jadi ya, susah (jadi Mentan), tidak bisa dipaksa-paksa,” imbuhnya. (dmy/dra)

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.