PARIWARA
Sigit Wibowo: 4 Pilar Adalah Rumah dari Semua Perbedaan

Suka partai biru, merah, kuning, hijau. Suka budaya Nusantara, Jepang, Barat, hingga Korea. Sigit Wibowo bilang, sah-sah saja. Karena negara punya tempat berpulangnya semua perbedaan itu. Namanya 4 Pilar Kebangsaan.
Bumi sudah semakin tua. Kemudahan mengakses internet telah mengubah banyak hal. Dulu, mengatur pemuda lebih mudah. Peran orang tua di rumah dan guru di sekolah saja sudah cukup.
Kini, jangankan dalam lingkup yang luas. Dalam satu rumah saja, antara anak dan orang tua. Bisa berbeda pandangan dan pilihan.
Sebagaimana negara telah menjamin kebebasan berpendapat. Masyarakat saat ini lebih berwarna, dan lebih terbuka mengekspresikan pandangannya.
Satu sisi kebebasan memilih dan berpendapat itu bagus. Namun jika dosisnya berlebihan, bisa membuat keretakan. Sekadar pilihan musik, politisi, sampai klub sepak bola saja. Banyak yang sampai fanatik dan menutup diri dari keterbukaan. Pokoknya, pilihannya yang paling benar, titik.
Kalau sudah saling gontok-gontokkan begitu, kata Wakil Ketua DPRD Sigit Wibowo. Jalan pulangnya adalah 4 Pilar kebangsaan. Karena dalam konsepsi Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI. Semua perbedaan bisa disatukan.
Hal itu disampaikan Sigit saat melaksanakan tugas kedewanannya; Sosialisasi Wawasan Kebangsaan. Di daerah pemilihannya, Balikpapan. Tepatnya di RT 07 Kelurahan Gungung Bahagia Kota Balikpapan. Jumat, 9 Desember 2022.
“Empat pilar itu adalah jati diri bangsa. Bisa menjadi konsepsi nasional dalam menyatukan keragaman.”
“Karena apa? Nilai-nilai yang terkandung dalam 4 Pilar memuat konsep menjalani kehidupan sosial yang harmonis, rukun, saling menerima,” ujarnya.
Perumusan 4 Pilar dilakukan sejak awal republik ini merdeka. Karena memahami bahwa Indonesia memiliki masyarakat yang plural.
“Jiwa patriotis ini perlu dihidupkan karena Indonesia adalah negeri yang sangat luas. Lebih dari 17 ribu pulau lebih dari 500 suku bahasa.”
“Ini perlu dikonsolidasikan dengan suatu konsepsi yang merupkan konsepsi nasional dan menyatukan dengan keragaman baik agama suku dan bahasa,” terang Sigit.
Dari tempat yang sama, Gigih Widya Wirawan yang didapuk sebagai narasumber memberi apresiasinya pada DPRD Kaltim. Yang telah menyelegarakan Sosialisasi Wawasan Kebangsaan di Kelurahan Gunung Bahagia.
“Kegiatan ini sangat bangus untuk memberikan atau membangkitkan kembali giroh masyarakat kita untuk cinta terhadap bangsanya.”
“Kecintaan itu kini sedikit luntur akibat perkembangan teknologi terutama budaya luar yang masuk melalui internet. Untuk itu kami apresiasi beser terhadap kegiatan ini,” ungkap Kepala Damramil tersebut. (dra)


-
SEPUTAR KALTIM5 hari yang lalu
Realisasi Janji Gratispol dan Jospol: Ribuan Warga Terima Penghargaan Umrah dan Insentif Guru
-
SAMARINDA4 hari yang lalu
Adnan Faridhan Usulkan Sistem Satgas SPMB Jadi Protokol Standar di Seluruh OPD Samarinda
-
SEPUTAR KALTIM5 hari yang lalu
Kaltim Siap Wujudkan Zero ODOL 2026, Tahapan Penindakan Dimulai Juli Ini
-
PARIWARA4 hari yang lalu
Yamaha Motor Tampil Perdana di Jakarta E-Prix 2025 Sebagai Mitra Teknis Pengembangan Powertrain Formula E
-
SEPUTAR KALTIM5 hari yang lalu
Pemprov Kaltim Gandeng LPEI, Dorong Desa Potensial Jadi Motor Ekonomi Ekspor
-
SEPUTAR KALTIM4 hari yang lalu
Kemenag Kaltim Gelar Media Gathering, Fokus pada Kerukunan dan Penguatan Pesantren
-
SEPUTAR KALTIM5 hari yang lalu
Transformasi Digital ASN: Perpustakaan Digital Jadi Pilar Penguatan Literasi dan Kompetensi
-
SEPUTAR KALTIM4 hari yang lalu
Kerukunan Beragama di Kaltim Dinilai Sangat Baik, Masyarakat Hidup Tenang Tanpa Kerusuhan