SEPUTAR KALTIM
PMII Samarinda Desak Kejati Kaltim Segera Investigasi Dugaan Korupsi Tol Balikpapan-Samarinda

Desakan agar Kejaksaan Tinggi Kalimantan Timur segera mengusut dugaan korupsi proyek Tol Balikpapan–Samarinda kembali menguat. PC PMII Kota Samarinda turun tangan langsung, menuntut kepastian hukum atas temuan BPK senilai Rp54,9 miliar yang dinilai terlalu lama mengendap tanpa kejelasan.
Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Kota Samarinda mendesak Kejaksaan Tinggi (Kejati) Kalimantan Timur segera mempercepat penyelidikan dugaan penyelewengan anggaran proyek Jalan Tol Balikpapan-Samarinda.
Desakan itu disampaikan dalam audiensi bersama Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejati Kaltim, Toni Yuswanto, Rabu, 4 Juni 2025, menyusul temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI yang mencatat indikasi kerugian negara sebesar Rp54,9 miliar.
Tuntutan Transparansi Proses Hukum
Dalam pertemuan tersebut, perwakilan PMII menyuarakan keresahan masyarakat terhadap kondisi jalan tol yang rusak dan bergelombang meski baru diresmikan.
“Secara naluriah hukum, Kejati seharusnya langsung bergerak tanpa menunggu aduan masyarakat. Asas dominius litis memberi kewenangan penuh pada Kejati untuk bertindak,” tegas perwakilan PMII. Mereka juga mempertanyakan lambannya respons Kejati terhadap temuan BPK yang sudah dipublikasikan sejak Agustus 2024.
Kejati: Proses Masih Berjalan
Menanggapi hal itu, Toni Yuswanto menepis anggapan bahwa Kejati pasif.
“Kami tidak tinggal diam. Saat ini masih dalam tahap pendalaman dan pengumpulan alat bukti,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa proses hukum harus mengikuti prosedur yang benar, mulai dari penyelidikan, penyidikan, hingga penuntutan. “Kalau diekspos terlalu dini, dikhawatirkan pelaku menghilangkan bukti,” tambahnya.
Toni juga menyebut bahwa pihaknya tengah berkoordinasi dengan tim teknis dan BPK untuk memverifikasi temuan tersebut. “Kami butuh minimal dua alat bukti. Temuan BPK baru satu, dan kami sedang melengkapi yang lainnya,” ujarnya.


Kritik atas Lambannya Penanganan
PMII menyayangkan tidak adanya progres signifikan sejak aksi pertama mereka pada Maret 2024.
“Kasus ini bisa tenggelam kalau tidak terus didorong. Kami tidak rela uang rakyat diselewengkan,” kata perwakilan organisasi.
Mereka juga meminta kepastian waktu dimulainya penyidikan.
“Kapan investigasi dimulai? Jika pekan depan tak ada perkembangan, kami akan datang lagi dengan massa yang lebih besar,” tegas mereka.
Menanggapi desakan tersebut, Toni membuka ruang bagi pemantauan dari publik. “Silakan pantau melalui surat atau audiensi. Kami akan sampaikan progresnya,” ujarnya.
Namun, ia mengingatkan agar dokumen resmi dari Kejati tidak disebarluaskan secara sembarangan. “Surat balasan kami jangan disalahgunakan oleh pihak yang tidak berkepentingan,” tandasnya.
Deadlock dan Ancaman Eskalasi Aksi
Audiensi ditutup tanpa kepastian jadwal penyidikan. PMII menegaskan akan terus mengawal kasus ini sampai tuntas.
“Pantang PMII mundur dari perjuangan. Kami akan kawal kasus ini hingga selesai,” tegas mereka. Sebelumnya, unjuk rasa serupa juga dilakukan pada bulan Ramadan 2025 sebagai bagian dari komitmen independen organisasi terhadap isu-isu publik. (chanz/sty)


-
KUBAR4 hari yang lalu
Kutai Barat Tuan Rumah PEDA KTNA XI, Petani dan Nelayan se-Kaltim Siap Bersilaturahmi
-
HIBURAN4 hari yang lalu
“Wonderland of Banua Etam” Tampilkan Pesona Budaya Kaltim di Panggung Kolosal
-
SEPUTAR KALTIM2 hari yang lalu
Pemprov Kaltim Pastikan Pendidikan Gratis Penuh Berjalan Akuntabel, Cegah Pendanaan Ganda dan Pastikan Akses Merata
-
SAMARINDA4 hari yang lalu
Raperda Pariwisata Samarinda Sudah 80 Persen, Libur Panjang Jadi Kendala
-
SEPUTAR KALTIM3 hari yang lalu
Sosialisasi Pergub Media Publik, KPID Kaltim Ingatkan Bahaya Penyiaran Ilegal
-
SEPUTAR KALTIM4 hari yang lalu
Resmi! Pemprov Kaltim Teken PKS dengan Perguruan Tinggi, Kuliah Gratis Mulai Bergulir
-
SEPUTAR KALTIM4 hari yang lalu
Dyandra dan Ratu Wakili Kaltim di Ajang Puteri Kebudayaan Cilik Nasional, Faisal: Kita Semua Dukung!
-
SAMARINDA3 hari yang lalu
Dorong Ekonomi Pasca-Tambang, Viktor Yuan Minta Dinas Pariwisata Berdiri Sendiri