Connect with us

EKONOMI DAN PARIWISATA

Terima Penghargaan Tokoh Pariwisata, Syafruddin Pernyata: PR Kita Masih Banyak

Diterbitkan

pada

syafruddin pernyata
Syafruddin Pernyata saat menerima piala dan piagam penghargaan Tokoh Kepariwisataan dari Pj Gubernur Akmal Malik. (Dok/SP)

Syafruddin Pernyata resmi menjadi Tokoh Pariwisata Kaltim pertama. Yang tercatat dalam daftar sosok berprestasi yang menerima penghargaan dari Pemprov Kaltim. Dengan semua pengalamannya, ia menguraikan beberapa PR kepariwisataan di Bumi Etam, sebagai berikut.

Dalam rangkaian Rapat Paripurna HUT Provinsi Kaltim ke-67 pada 8 Januari 2024 kemarin. Pemprov memberikan penghargaan pada 23 tokoh berprestasi di banyak bidang.

Mereka mendapat pengakuan atas kontribusi positif yang telah dibuat. Dan dianggap telah turut andil dalam pembangunan Provinsi Kaltim.

Satu dari penerima penghargaan itu adalah Syafruddin Pernyata. Pria yang dengan atau tanpa penghargaan, telah ‘menerima’ gelar sebagai tokoh pers, sastrawan, budayawan, kepariwisataan, hingga Rektor Universitas Kehidupan.

EsPe –sapaannya- merasa senang dengan penghargaan ini. Bukan karena piagam yang ia terima, tapi … “Penghargaan Pemerintah Provinsi Kaltim sudah berlangsung lebih dari sepuluh tahun untuk tokoh di bidang pendidikan, lingkungan, pers, dan sebagainya.

“ Akan tetapi,  sepanjang yang saya ketahui, untuk sektor pariwisata, ini baru kali pertama. Karena itu, saya mengapresiasi penghargaan ini, bukan karena saya penerimanya melainkan karena ini diharapkan bisa menyemangati insan pariwisata, apakah pengembang destinasi, kuliner, akomodasi, transportasi, dan lainnya,” katanya, Selasa.

Baca juga:   Inspiratif! Pesantren Trubus Iman Kembangkan Tanah Wakaf Jadi Agrobisnis dan Agrowisata

PR Kepariwisataan Kaltim

Perlu diketahui, EsPe adalah eks birokrat di Pemprov Kaltim. Jabatan terakhirnya sebelum pensiun adalah Kadis Pariwisata Kaltim. Tapi tak lama, tak sampai 2 tahun. Meski banyak gebrakan yang ia buat di masa anggaran tipis. Jelas itu tak cukup mengantarkannya menjadi Tokoh Pariwisata. Sejak muda, EsPe memang gemar liburan. Mengunjungi ratusan destinasi di Tanah Air. Yang paling ia suka adalah air terjun. Juga membangun destinasi Taman Salma Shofa, lalu kini Langit Timur di Tenggarong Seberang.

Tak hanya itu, dia sudah mengunjungi seluruh wilayah Kaltim dan menjadi ‘Bapak Pariwisata’ bagi pelaku industri pariwisata Kaltim. Semua atribut ini lah yang membawanya pada penghargaan itu.

Dan dengan seluruh pengalamannya, ia mencermati dan merangkum potensi dan PR wisata Bumi Mulawarman, sebagai berikut.

Potensi pariwisata Kaltim  bisa dilihat dari beberapa dimensi. Kalau melihat pasar, wisatawan mancanegara lebih tertarik pada keragaman hayati dan budaya. Sementara pasar domestik, selain tertarik pada keelokan alam (bahari) seperti di kepulauan Ferawan (Derawan-Sangalakui Kakaban dan Maratua) juga tertarik pada (wisata pantai) di sepanjangan Balikpapan, Kukar, Kutai Timur, dan Berau.

Kehadiran IKN turut mendongkrak Balikpapan dan Samarinda sebagai kota MICE. (Meeting, incentive, Convention, and Exhibition). Hal ini berdampak dengan tumbuh kembangnya wisata buatan berbasis alam.

Berkaitan dengan itu, pekerjaan terberat kita ialah aksesibilitas karena tanggungjawabnya bukan pada insan pariwisata melainkan pemerintah. Kita jauh tertinggal dengan Jogja, Jabar, apalagi dengan Bali. Kita tidak kompetitif untuk aksesibilitas karena ini berakibat perjalanan yang tidak mudah, tidak murah dan durasi waktu yang lama.

Magnet pariwisata Kaltim itu tersebar di kabupaten/kota, yang terpisah-pisah dan jauh. Karena itu, perlu dipikirkan untuk membangun bandara (perintis) di sekitar Sangkulirang, Paser, dan Kota Bangun.

Perkuat Daya Saing

PR lain, menurutnya, adalah dari sisi pengelola industrinya sendiri. Karena banyak yang lebih ketrigger dengan destinasi yang ‘sudah terbukti ramai’. Sehingga kadang melupakan keotentikan.

Baca juga:   Pembangunan Baru 20 Persen, Destinasi Wisata Teras Langit Samarinda Sudah Ramai Pengunjung

“Persoalan lain adalah paradigma insan pariwisata terutama para pengembang destinasi yang masih ATM, amati, tiru, modifikasi. Kata terakhir ‘modifikasi’ sangat tipis dan lebih mirip dengan copy paste; salin ulang.”

“Lebih terasa sekadar memindahkan apa yang ada di Jawa dan Bali untuk diterapkan di sini.”

“Daya saing, nilai tambahnya tidak cukup kuat dan tidak menjadi magnet wisatawan yang sama datang untuk berkali-kali.”

“Kita bisa datang malam di Bandung dan Jogja, dan kita bisa memulai berwisata. Kalau ditanyakan hal serupa di Kaltim, jawabnya mungkin lebih banyak ke hiburan malam atau ke kedai kopi.”

“Kita tidak punya pertunjukan budaya yang setiap malam bisa dinikmati wisatawan. Ini persoalan tidak mudah, karena itu perlu hadir pemerintah untuk membangun gedung pertunjukan, ingat gedung pertunjukan, bukan gedung olahraga yang dibangun tidak atas dasar ‘hasilnya untuk daerah berapa?’.”

Baca juga:   Emastri Park Batuah, Wahana Rainbow Slide Pertama dan Satu-satunya di Kukar

“Melainkan citra positif bagi tumbuh kembangnya aktivitas seni yang pada saatnya berdampak pada berkembangnya dunia pariwisata di daerah ini.”

“Saya kira, beberapa hal itu menjadi PR kita bersama dan pemerintah serta wakil rakyat tentunya,” pungkas Syafruddin Pernyata. (dra)

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.