GAYA HIDUP
War Takjil Lintas Agama Ikut Ngetren di Samarinda, Cara Seru Anak Muda Rayakan Toleransi di Bulan Ramadan

Keseruan war takjil lintas agama juga terjadi di Samarinda. Berbagai Pasar Ramadan yang buka mulai jam 3 sore sudah didatangin pembeli yang merupakan non-muslim. Bikin yang puasa jadi kalah saing.
Seluruh umat Islam di dunia merasa senang, karena bisa bertemu lagi dengan Ramadan. Bagi yang menjalani puasa, mengamininya sebagai momen mengurangi dosa dan mempertebal keimanan. Gak tahu untuk yang gak puasa.
Gema adzan Magrib dan beduk di waktu sahur ikut mewarnai. Berbagai ibadah dan menahan diri dari dosa, bikin suasana Ramadan di mana-mana berasa lebih adem. Buka bersama pun jadi momen yang dinanti.
Namun semarak bulan Ramadan di tahun ini tampak lebih riang. Sebab selain persoalan peribadatan, berbagai momen kocak kerap mewarnai Ramadan kali ini. Misalnya berburu takjil lintas agama yang banyak terjadi.
Termasuk di Kota Samarinda. Ada berbagai Pasar Ramadan yang buka, baik yang besar maupun yang kecil. Mulai membuka dagangannya sore, beberapa jam sebelum buka puasa. Biasanya mulai jam 3 atau 4.
Baik pasar yang buka di suatu tempat secara terpusat. Ataupun yang berjejer di pinggir-pinggir jalan. Menjajakan aneka ragam makanan. Entah kenapa, makanan saat takjil terasa lebih menggoda.
Buka sejak 3 jam sebelum buka puasa tiba. Berbagai Pasar Ramadan sudah mulai diburu. Ramai dikerumuni orang berburu takjil. Tak heran kalau sekitar jam 5, jajanan mulai sedikit bahkan habis.
Momen ini jadi ramai di media sosial. Sebab yang ikut berburu takjil lebih awal, kebanyakan dari kalangan nasrani atau non-muslim. Yang tidak ikut menjalankan berpuasa.
Bagi yang berpuasa dan mencari buka lebih akhir, sering enggak kebagian. War takjil jadi tak terhindarkan. Alih-alih ribut, justru ini jadi momen seru antarumat agama di Samarinda.
Kata Pelaku War Takjil
Seorang warga non-muslim di Samarinda, Septian (26). Ikut berburu takjil pada sore hari mulai jam 3 lewat. Dia mengaku senang dengan kedatangan bulan Ramadan.
“Ya meskipun kalau pagi dan siang hari agak susah ya cari tempat makan. Tapi takjil di bulan Ramadan memang enggak ada duanya. Banyak banget makanan jadi pengin beli,” katanya usai membeli beberapa takjil pada Minggu 17 Maret 2024.
“Ini yang paling ditunggu kalau bulan Ramadan,” sambungnya.
Meski tak menjalankan puasa. Septian mengaku Ramadan kali ini bisa meredam panasnya momen politik kemarin. Berharap persatuan semacam ini bisa terus dirawat.
Warga Samarinda non-muslim lainnya, Monika (24). Juga mengaku semangat dalam war takjil di Ramadan kali ini. Selama sepekan Ramadan, Monika sudah beberapa kali berburu takjil.
“Banyak teman-teman yang puasa. Jadi kalau enggak ikut cari takjil itu kayak ada yang kurang. Lumayan sering sih cari takjil,” katanya.
Meski begitu Monik tetap berupaya menghargai umat IsIam yang berpuasa. Dan mengimbau agar para non-muslim juga melakukan hal yang sama.
“Yang penting enggak ganggu orang puasa aja enggak masalah sih. Ya saling menghargai aja,” pungkasnya. (ens/fth)

-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Ajang Camat Berprestasi Kaltim 2025 Dibuka, Pemenang Diumumkan di HUT Kaltim ke-69
-
EKONOMI DAN PARIWISATA4 hari ago
Inflasi Kaltim September 2025 Tercatat 1,77 Persen, Tertinggi di PPU
-
EKONOMI DAN PARIWISATA4 hari ago
Harga TBS Sawit Kaltim Naik, Petani Sambut dengan Optimisme
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Ratusan Warga Padati Bulbak PKH, Dari Expo Peternakan hingga Aksi Minum Susu
-
OLAHRAGA4 hari ago
Tambah Poin di Aragon, Arai Agaska Targetkan Runner Up R3 BLU CRU World Cup 2025
-
EKONOMI DAN PARIWISATA4 hari ago
Kopi Liberika Kaltim, Unik, Adaptif, dan Punya Potensi Pasar Global
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Wagub Seno Aji: Ketahanan Pangan Kaltim Masih Semu, Harus Segera Mandiri
-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Upacara Hari Kesaktian Pancasila di Kaltim, Rudy Masud Tekankan Persatuan Bangsa