Connect with us

GAYA HIDUP

 5 Kebiasaan Buruk Warga Kaltim yang Harus Diubah

Diterbitkan

pada

kaltim
Ilustrasi: Ketika kebiasaan buruk menjadi pemakluman, yang selama ini berlaku sesuai aturan pun bakal terseret arus. (Foto: Yogendra Singh)

Di Kaltim, beberapa kebiasaan buruk ini semakin termaklumi. Sehingga kian menjadi-jadi. Adakah minimal satu di antaranya yang juga kamu lakukan?

Manusia memang tempatnya salah. Itu normal. Tapi kalau salahnya diulang-ulang, dimaklumi, dan sampai menjadi kebiasaan. Upnormal banar aey.

Dari 5 daftar ini, sebenarnya juga terjadi di daerah lain. Bukan hanya di Kaltim. Namun tentu ini tak boleh menjadi pemakluman. Karena kalau sebuah kesalahan menjadi kebiasaan, yang punya habit baik, lama-lama seperti orang asing. Dan ikut bikin salah. Efek domino.

Kalau belum berani menegur langsung si pembuat salah. Setidaknya kita bisa memulai dari diri sendiri, keluarga, dan orang terdekat. Membuat perubahan kecil namun konsisten. Itu baru keren.

Adab di Lampu Merah

kaltim
Credit: Deadlinenews

Ada setidaknya 3 kebiasaan buruk yang kerap dilakukan warga Kaltim saat berada di lampu merah atau traffic light. Satu, menerobos! Ketahuilah, kebiasaan ini bukan hanya membahayakan si pelanggar. Tapi juga pengendara lainnya.

Dua, mau belok kanan tapi berhentinya di lajur kiri. Jadi saat lampu hijau menyala, maju menyilang. Astaga, bahaya betul loh ini, Ges.

Tiga, membunyikan klakson saat lampu hijau baruuuu saja nyala. Sabar sih sabar. Lampu merah bukan garis start balapan. Yang kalau sudah ada tanda jalan, langsung tancap gas 60 km/jam. Mulai hari ini, maukah kita memperbaiki adab di lampu merah?

Baca juga:   RESMI! Erick Thohir Terpilih Jadi Ketum PSSI 2023-2027

Santai di Lajur Kanan Tol

Credit: Wycc

Masih soal berlalu lintas. Di Tol Balsam, setiap beberapa kilometer, ada papan plang bertuliskan ‘menyalip lewat lajur kanan’. Ini sudah sangat jelas dan bukan aturan yang sulit ditaati.

Tapi selalu saja, ada pengendara yang dengan santainya melaju di lajur kanan. Sehingga ketika pengendara lain mau menyalip, jadi bimbang. Dipepet tidak paham, dikode masih kukuh di kanan.

Dalam kefrustasian, si waras harus ikut-ikutan bikin salah. Terpaksa menyalip dari kiri. Melanggar aturan dan membahayakan.

Karena aturan dan rambunya sudah sangat jelas, ini hanya butuh sedikit kesadaran. Gunakanlah terus lajur kiri, ke kanan saat hendak menyalip saja. Habis mbalap, ke kiri aja lagi sih. Gak repot kan?

Antre Lift

kaltim
Credit: Berbagi Zone

Ini mungkin kebiasaan buruk yang tanpa sadar sering kita lakukan. Jadi, sebaik-baiknya mengantre masuk lift itu adalah di sisi samping. Kanan dan kiri. Bukan tepat di depan pintu lift.

Baca juga:   Pembangunan Ulang Pasar Pagi; Rogoh Rp280 M, Ada Basement Parkir dan Pujaseranya

Tahu kenapa? Biar memudahkan orang yang mau keluar lift. Yang sering terjadi, antre masuk di depan pintu. Begitu kebuka, buru-buru merapat tanpa memberi jalan buat yang mau keluar dulu. Duh.

Jangan lupa juga, berilah prioritas buat orang lanjut usia dan anak balita. Mereka ini lebih butuh lift karena faktor fisik. Bukan faktor mager naik ekskalator. Hayo yang sering nge-mal, ubah yuk kebiasaan antrenya.

Merokok Dekat Anak-Anak

Credit: Cencer.ie

Merokok memang hak setiap orang. Tapi tetap ada adab dan etikanya dong? Iya dong? Nah, kebiasaan buruk yang kerap terjadi, dan tidak ada yang berani menegur. Adalah merokok dekat anak-anak.

Gimana ya, minimal kasihanilah mereka. Tubuh mereka belum siap loh, jadi perokok pasif. Kalau mulut sudah terlalu masam, dan lagi sama anak, ataupun terjebak di tempat yang banyak anak-anak dan wanitanya.

Ya merokok di luar dulu saja. Walaupun tempat itu adalah area boleh merokok. Bapak-bapak, Mas-mas, bisa mengubah kebiasaan ini?

Menonton Kebakaran

Credit: Jogjakota

Kebakaran itu musibah yang tak berkompromi dengan waktu. Mungkin mulanya hanya satu bangunan yang terbakar. Tapi kalau lambat penanganan, bangunan di sekitarnya ikut jadi korban.

Baca juga:   Hati-Hati! Kanker Bisa Dipicu karena Badan Kegemukan

Karena itu, penting memastikan area evakuasi bersih dari gangguan. Berilah petugas pemadam, relawan, atau warga tempat yang leluasa. Untuk lekas memadamkan api.

Kalau kamu tidak menjadi korban atau calon korban. Kamu bisa membantu dengan meninggalkan area itu. Tahan dulu jiwa keponya. Tahan dulu keinginan membuat kontennya. Ini situasi darurat.

Beralasan mau ikut menolong? Kalau lagi sepi, boleh saja dan sangat dianjurkan. Tapi kalau di TKP sudah banyak petugas. Pergi saja. Itu sangat membantu. Ketimbang ikut membantu tanpa kualifikasi safety. Kamu malah berpotensi jadi korban dan makin merepotkan.

Tegur atau Benahi Diri Sendiri

kaltim
Credit: Inc

Ada 2 cara untuk membuat kebiasaan buruk tidak menjadi kemakluman. Pertama, tegur si pembuat masalah langsung di tempat. Tapi dengan tetap menggunakan bahasa yang sopan ya.

Kedua, kalau kamu tipe orang yang tidak suka cari ribut. Ya minimal tidak ikut-ikutan melakukannya lah. Kalau semua orang bisa menahan diri untuk melakukan kebiasaan buruk, lingkungan sosial kita pasti akan semakin baik dan beradab.

Bagaimana warga Kaltim? Siap berbenah? (dra)

Naskah: Ahmad A. Arifin

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.