SAMARINDA
ASN Samarinda Donasi Telur dan Beras untuk Turunkan Stunting, DPRD: Bagus untuk Jangka Pendek

Legislator Samarinda ini menyebut kebijakan wali kota yang mengintruksikan ASN berdonasi telur dan beras. Untuk menurunkan angka stunting sangatlah bagus. Namun ia mewanti-wanti, agar program ini jangan sampai menjadi aksi final.
Belum lama ini, Wali Kota Samarinda Andi Harun mengeluarkan Surat Edaran Instruksi Nomor 4 Tahun 2023. Isinya menginstruksikan seluruh jajaran aparatur pemerintah berdonasi berupa telur dan beras sehat untuk menurunkan angka stunting.
Nantinya donasi yang dikumpulkan itu akan dibagikan kepada anak yang menderita stunting atau keluarga yang memiliki risiko menderita stunting di Samarinda. Sebagai dukungan dan upaya penanganan stunting.
Besaran donasi pun beragam. Sesuai dengan tinggi rendahnya jabatan. Misal pejabat tingkat tinggi, seperti Sekretaris Daerah, Asisten, dan pejabat lainnya, diminta untuk berdonasi 5 rak telur atau 25 kg beras sehat.
Kemudian Pejabat Eselon III bisa berdonasi 4 rak telur atau 20 kg beras sehat. Untuk Pejabat Eselon IV dan V berdonasi sebanyak 3 rak telur atau 15 kg beras sehat. Sementara untuk Pejabat Fungsional harus menyumbangkan setidaknya 2 rak telur atau 10 kg beras.
Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Deni Hakim Anwar senang dengan kebijakan wali kota itu. Dirinya ikut mendukung upaya penanganan sementara angka stunting dengan langkah yang konkret.
Mengingat angka stunting di Samarinda masih cukup tinggi. Di angka 25,8%. Menempati posisi kedua se-Kaltim. Sehingga memang butuh langkah cepat.
“Ini satu langkah konkret yang bagus. Artinya pemerintah serius dalam penurunan angka stanting itu. Pemerintah ikut hadir responsif membantu,” jelas Deni pada Rabu, 6 September 2023.
Meski begitu Deni tetap memberi catatan. Ketika pemkot sudah ambil langkah. Masyarakat bisa membantu juga. Dengan melaporkan jika di lingkungannya terindikasi kasus stunting. Sehingga bisa langsung ditangani. Mengakomodir masyarakat yang luput dari pantauan.
Namun, kebijakan berdonasi itu, hanya sebagai langkah sementara. Deni bilang, sembari program donasi jalan. Pemkot harus merumuskan kembali upaya apa yang pas untuk menurunkan angka stunting.
“Jadi harus ada langkah-langkah susulan. Setelah ini apa lagi. Termasuk juga tidak hanya fokus di pengobatan. Pencegahannya harus juga. Tidak hanya di penanganan,” lanjut Deni.
Deni mengingatkan agar pemkot juga menaruh perhatian pada angka pernikahan dini. Memastikan warganya yang menikah sudah memang layak. Mulai dari usia, pendidikan atau konseling pranikah, hingga asupan gizin ibu mengandung dan menyusui.
Karena usia calon mempelai, terutama wanita, alan mempengaruhi kesiapannya untuk mengandung. Jadi harus dipastikan sesuai hukum. Juga ketika pasca-melahirkan, perlu pemenuhan gizi yang baik selama 1.000 hari.
“Jadi jangan mengobati saja tapi juga mencegah. Jangan sampai ada anak stunting lahir lagi,” imbuhnya.
Deni juga memberi catatan, kalau ketika ingin serius menangani stunting. Bisa dimulai dengan data yang valid. Agar penanganannya juga tepat sasaran. (ens/fth)


-
SEPUTAR KALTIM5 hari yang lalu
Realisasi Janji Gratispol dan Jospol: Ribuan Warga Terima Penghargaan Umrah dan Insentif Guru
-
SAMARINDA4 hari yang lalu
Adnan Faridhan Usulkan Sistem Satgas SPMB Jadi Protokol Standar di Seluruh OPD Samarinda
-
SEPUTAR KALTIM5 hari yang lalu
Kaltim Siap Wujudkan Zero ODOL 2026, Tahapan Penindakan Dimulai Juli Ini
-
PARIWARA4 hari yang lalu
Yamaha Motor Tampil Perdana di Jakarta E-Prix 2025 Sebagai Mitra Teknis Pengembangan Powertrain Formula E
-
SEPUTAR KALTIM5 hari yang lalu
Pemprov Kaltim Gandeng LPEI, Dorong Desa Potensial Jadi Motor Ekonomi Ekspor
-
SEPUTAR KALTIM4 hari yang lalu
Kemenag Kaltim Gelar Media Gathering, Fokus pada Kerukunan dan Penguatan Pesantren
-
SEPUTAR KALTIM5 hari yang lalu
Transformasi Digital ASN: Perpustakaan Digital Jadi Pilar Penguatan Literasi dan Kompetensi
-
SEPUTAR KALTIM4 hari yang lalu
Kerukunan Beragama di Kaltim Dinilai Sangat Baik, Masyarakat Hidup Tenang Tanpa Kerusuhan