SAMARINDA
Beli Solar Subsidi Wajib Pakai Barcode, Sopir Truk: Belum Ada Dampaknya untuk Kami!
Pertamina sudah menerapkan kebijakan; beli solar subsidi wajib pakai barcode di beberapa SPBU di Samarinda. Menurut beberapa sopir truk, hasilnya sama saja. Mereka tetap antre panjang.
Pertamina kembali mengubah regulasi pembelian solar subsidi. Dari yang terakhir wajib pakai fuel card. Sekarang beralih menggunakan barcode.
Rencananya, akhir Maret nanti seluruh SPBU di Kaltim yang menjual solar subsidi. Sudah harus menerapkan aturan baru ini. Sambil menunggu Hari-H, 5 SPBU di Samarinda sudah menerapkannya saat ini.
Untuk diketahui, Pertamina membuat aturan ini untuk mempersempit praktik penyelewengan solar subsidi. Karena polemik solar di Kaltim, bukan hanya soal stok. Tapi masih adanya pengetap solar harga murah, untuk dijual ke industri dengan harga lebih mahal.
Secara teknis, semua kendaraan yang mau isi solar subsidi, harus lebih dulu didaftarkan ke Pertamina. Untuk mendapat QR code, yang nantinya digunakan setiap kali pembelian.
Lantas, apakah cara ini efektif di lapangan?
Yang Dirasakan Sopir Truk
Seorang sopir truk muat angkut asal Samarinda bernama Dian. Mengatakan kalau sejauh uji coba barcode dilakukan. Belum memberi dampak apa-apa buat mereka.
Antrean tetap saja mengular. Bahkan kerap tidak kebagian. Alih-alih jadi solusi, bergantinya kebijakan malah membuat para sopir makin repot. Karena harus mengurus administrasi lagi dan lagi.
“Kebijakan ini sudah 1 bulan lalu dimulai, kami harus punya Barcode untuk dapat mengisi solar dengan harga murah.”
“Enggak ada bedanya, kami banyak mengurus ini dan itu tetap aja antrean panjang.”
“Ngurus Fuel card dan barcode ini malah mempersulit kami. Apalagi ada yang harus diaktifkan tiap tahunnya,” ujar Dian pada Kaltim Faktual, Senin 6 Maret 2023.
Meski belum merasakan dampak langsung dari aturan baru tersebut. Dian masih berharap Pertamina dan pemerintah bisa segera mengatasi polemik antrean solar subsidi. Yang di Kaltim, sudah terjadi lebih dari setahun.
Jikapun mengharuskan sopir mengurus administrasi ini itu. Tidak menjadi masalah, kalau hasilnya jelas. Antrean terpangkas drastis. Agar para sopir tidak menghabiskan lebih banyak waktu dan biaya untuk mengantre solar.
“Kami berharapnya SPBU yang menjual solar subsidi ditambah jumlahnya. Atau stoknya yang ditambah. Supaya tidak antre panjang lagi,” pungkas Dian. (mhn/dra)
-
SAMARINDA5 hari yang lalu
Bagi Hasil 70:30 dari Parkir Tepi Jalan di Samarinda Dinilai Tidak Adil, Wali Kota Akan Evaluasi
-
BERITA2 hari yang lalu
Reses Titik Terakhir Muhammad Darlis, Tampung Keresahan Masyarakat Soal Kesehatan dan Pendidikan di Samarinda
-
SAMARINDA2 hari yang lalu
Banjir dan Longsor Masih Rawan di Samarinda, BPBD Bikin Pemetaan Titik Potensi Bencana
-
SAMARINDA2 hari yang lalu
Pelajar SMP dan SMA di Samarinda Dilarang Pakai Kendaraan Pribadi ke Sekolah Meski Punya SIM, Dishub Janjikan Ada Angkutan Massal
-
SEPUTAR KALTIM4 hari yang lalu
Muhammad Darlis Reses di Sungai Siring Samarinda, Beri Solusi Kebutuhan Masyarakat
-
SEPUTAR KALTIM3 hari yang lalu
Wakil Rakyat Muhammad Darlis dan Edi Oloan Reses di Pelita, Tampung dan Perjuangkan Aspirasi Masyarakat Samarinda
-
VIRAL5 hari yang lalu
Kafetaria di Samarinda Seberang Ditabrak Kapal Tongkang, Kerugian Ditaksir Hingga Ratusan Juta Rupiah
-
SAMARINDA4 hari yang lalu
Status Paruh Waktu Pegawai PPPK Bikin Gelisah, Ratusan Honorer Mengadu ke DPRD Kota Samarinda