SAMARINDA
DPRD Samarinda: Mencegah Pencurian Kabel LPJU Itu Bisa, tapi Mahal
Menurut anggota DPRD Samarinda, Samri Saputra, satu-satunya hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi pencurian kabel LPJU. Adalah menghukum berat pelakunya supaya jera. Karena untuk mencegahnya, ada harga yang harus dibayar. Sementara kekuatan finansial pemkot tidak memadai.
Kasus pencurian kabel Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) di Samarinda pekan lalu. Yang merugikan Dishub Samarinda hingga Rp67 juta. Hanyalah 1 dari sekian banyak kasus serupa. Aksi pencurian kabel itu sudah seperti wabah musiman.
Menurut Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Samarinda, Samri Saputra kasus pencurian ini bukan hanya merugikan negara. Tapi juga masyarakat. Karena yang diambil oleh komplotan pencuri ini adalah kabel aktif. Supaya tidak berulang, dia berharap pelaku mendapat sanksi yang berat, agar menjadi warning bagi komplotan lainnya.
“Ya nanti kita minta kita minta tindak hukum yang tegas. Supaya ada efek jera dan tidak melakukan lagi,” ungkapnya, Selasa.
Hal lain yang bisa dilakukan, yakni dengan merekayasa instalasi listrik LPJU. Di-setting agar lebih safety dan menyulitkan pencuri. Walau mungkin tidak signifikan, menurut Samri cara ini layak dipertimbangkan.
“Ini juga sebagai hal yang perlu diperhatikan dari kontraktor. Itu ketika membuat instalasi harus memperhatikan tingkat keamanan,” jelasnya.
Satu hal lagi adalah memberangus penadah. Karena pencuri tidak akan beraksi kalau kabel curiannya tidak ada yang membeli. Pemerintah bisa menjalin koordinasi dengan aparat penegak hukum untuk melakukan ini.
Mencegah Pencurian; Mau tapi Sulit
Lantas bagaimana dengan langkah pencegahan? Menurut Samri, hal itu sangat mungkin dilakukan. Secara teknis bisa, tapi secara anggaran … sulit terealisasi.
“Memang dilema, di sisi lain kita memerlukan yang safety. Sedangkan anggaran yang diberikan tidak mencukupi,” ujarnya.
Satu di antara cara untuk meningkatkan keamanan yakni dengan menerapkan sistem kabel tanam. Namun realisasinya berat, karena membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Anggaran LPJU yang didapat Dishub tak akan cukup untuk itu.
Opsi lainnya adalah dengan menambah personel keamanan. Tapi lagi-lagi, penambahan orang berarti penambahan biaya operasional.
“Harusnya sumber daya manusia yang ada itu ditambah. Tapi memang kembali lagi ke anggaran yang terbatas itu,” lanjutnya.
“Di satu sisi kita mau memberikan pelayanan yang baik untuk kemaslahatan warga Kota Samarinda. Tetapi kita tidak bisa juga jika tidak memberikan gaji kepada sumber daya manusia, semisal ditambah,” imbuhnya.
Terlepas dari dilematis yang terjadi, pemkot harus bertindak lebih aktif dari sebelumnya. Jika hanya sekadar memperbaiki kerusakan akibat dicuri, tanpa melakukan upaya tambahan. Samri memprediksi misi Samarinda Terang 2024 akan sulit terwujud.
Tentu ini menjadi ironi, ibu kota provinsi Kaltim. Kota terbesar di Pulau Kalimantan. Dekat dengan IKN pula. Namun Samarinda menjadi kota yang gelap gulita saat malam tiba. (gig/dra)
-
GAYA HIDUP2 hari agoSiap-Siap! Puasa 2026 Ternyata Tinggal 2 Bulan Lagi, Catat Tanggalnya!
-
EKONOMI DAN PARIWISATA5 hari agoKabar Gembira! Harga Tiket Pesawat Turun 13 Persen, Bandara APT Pranoto Samarinda Siap ‘Tempur’ di Musim Nataru
-
EKONOMI DAN PARIWISATA5 hari agoPersiapan 2026, CIMB Niaga Syariah Hadirkan Tiga Produk Solutif Berbasis Syariah untuk Nasabah Korporasi
-
GAYA HIDUP4 hari agoBukan Sekadar Perayaan, Ini Sejarah ‘Garang’ di Balik Hari Ibu 22 Desember
-
FEATURE4 hari agoKisah Perjalanan Biker XMAX Tembus 12 Negara untuk Bisa Umrah di Tanah Suci Mekah
-
SEPUTAR KALTIM1 hari agoLantik 91 Pejabat Baru, Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud: Jangan Lelet, Wujudkan Gratispol dan Jospol!
-
SEPUTAR KALTIM2 hari agoBanjir Kutim–Berau Tak Melulu Soal Tambang? Wagub Kaltim Buka Suara dan Bakal Cek Data JATAM
-
BALIKPAPAN24 jam agoUMK Balikpapan Diusulkan Naik Lagi: Tahun 2026 Nambah Rp155 Ribu, Gaji Sektor Migas Tembus Rp4 Juta

