Connect with us

SEPUTAR KALTIM

Isran Digadang Jadi Mentan, Akademisi: Ngurus Kaltim Aja Enggak Bisa, Gimana Ngurus Negara

Diterbitkan

pada

mentan
Castro menilai Isran tidak cocok jadi Mentan. (IST)

Akademisi Unmul Herdiansyah Hamzah menilai Isran Noor kurang pas dijadikan Mentan. Kecuali motifnya politik transaksional.

Media sosial di Kaltim heboh sepanjang Selasa 10 Oktober siang sampai malam. Sebabnya ada pesan berantai tanpa sumber, yang menyebar masif melalui aplikasi WhatsApp. Yang menyebut bahwa Isran Noor akan dilantik sebagai Menteri Pertanian pada Selasa malam.

Kabar itu jelas aneh, karena persis sehari sebelumnya. Presiden Jokowi telah melantik Arief Prasetyo sebagai Plt Mentan. Menggantikan peran Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang sedang berurusan dengan KPK.

Dan benar saja, sampai jam yang digosipkan. Tidak ada pelantikan Isran jadi Mentan.

Meski kabar tersebut dipastikan hoaks. Namun banyak kalangan yang berharap rumor itu jadi kenyataan. Karena selama ini, belum pernah ada pejabat kelahiran Kaltim yang duduk di kursi menteri. Isran bisa saja memecah telur, sekaligus membukakan jalan putra daerah Kaltim berkarier di kabinet negara.

Baca juga:   Kurangi Antrean, Rumah Sakit di Kaltim Buka Layanan pengantaran Obat ke Rumah

Namun di antara gegap gempita harapan itu. Akademisi Universitas Mulawarman, Herdiansyah Hamzah justru punya pandangan lain. Ia melihat kans Isran menjadi Mentan sangat tipis.

“Kecil kemungkinannya. Apalagi sama-sama NasDem (dengan SYL) yang secara politik beda gerbong (dengan PDIP) di Pemilu 2024.”

“Isran juga enggak punya prestasi dalam sektor pertanian. Ya kecuali pertimbangan soal lain, misalnya tawar menawar, politik transaksional, dan lainnya,” ucap pria yang disapa Castro, Rabu 11 Oktober 2023.

Di atas kertas, saat Isran Noor menjabat sebagai gubernur Kaltim. Ia mendapat 2 penghargaan dari Pemerintah Pusat pada 2021 dan 2023 ini. Pada 2021 silam, Isran meraih penghargaan Abdi Bakti Tani. Karena dianggap berhasil menjaga ketahanan pangan selama masa pandemi Covid-19.

Lalu pada Juni kemarin, eks bupati Kutim itu meraih Anugerah Tanda Kehormatan Satyalancana Wirakarya dari negara karena dianggap mampu mengembangkan pertanian dan perikanan di Kaltim.

Baca juga:   Isu Isran Noor Dilantik Jadi Mentan Selasa Malam “Masih” Hoaks

Di luar itu, Isran sendiri merupakan doktor di bidang pertanian, dan memiliki riwayat menjadi penyuluh pertanian.

Menanggapi itu, Castro menyebut realita di lapangan menyebutkan kebalikannya.

Pertanian Padi di Kaltim Merosot

Castro merujuk pada sebuah data dari Badan Pusat Statistik (BPS). Soal degradasi luasan lahan pertanian padi, sekaligus penurunan produktivitas padi di Bumi Etam dalam beberapa tahun terakhir.

Pada tahun 2020, luas sawah yang berhasil panen seluas 73,57 ribu hektare. Setahun berselang, turun 9,92 persen menjadi 66,27 ribu hektare.

Tak hanya luas lahan, realisasi panen padi sepanjang Januari–Desember 2021 hanya 66.269,46 hektare. Turun sekitar 7.298,98 hektare (9,92 persen) dibandingkan 2020 yang mencapai 73.568,44 hektare. Penurunan luas panen padi membuat produksi padi turut menurun. Produksi padi pada 2021 yaitu sebesar 244,68 ribu ton gabah kering giling (GKG), turun 17,76 ribu ton GKG atau 6,77 persen dibandingkan 2020 yang sebesar 262,43 ton GKG.

Baca juga:   Buaya Riska Dievakuasi ke Penangkaran Teritip Balikpapan, Begini Kondisinya

Pada 2022, Dinas PTPH Kaltim mencatat lahan pangan yang ada di Kaltim pada 2016 seluas 56.500 hektare, lalu menjadi 41.000 hektare pada 2019 dan kembali turun menjadi 39.000 hektare pada 2020. Ini akumulasi dari seluruh luasan lahan pertanian selain padi.

Menurut Castro, Isran tak bisa dianggap hebat di bidang pertanian. Sementara saat ia berkuasa di Kaltim, luasan lahan pertanian beserta produksinya terus merosot.

“Alih-alih membendung (degradasi lahan pertanian), alih fungsi lahan malah makin meluas seiring gagalnya rezim Isran membengung menjamurnya tambang ilegal yang makin mempercepat alih fungsi lahan,” ujarnya.

“Banyak yang lebih bagus latar belakang pendidikan pertaniannya. Lagian, prestasi (di lapangan) yang penting.”

“Ngurus Kaltim saja enggak bisa, gimana mau ngurus negara? Jadi ya, susah (jadi Mentan), tidak bisa dipaksa-paksa,” imbuhnya. (dmy/dra)

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.