Connect with us

OLAHRAGA

Jelang Lawan Vietnam, Timnas Indonesia Disarankan Main Pasif

Diterbitkan

pada

timnas indonesia
Timnas Indonesia bersiap menghadapi Vietnam di laga kedua fase grup Piala Asia. (MO/Timnas)

Menurut pengamat Kukuh Kurniawan Nugraha, Timnas Indonesia sebaiknya bermain pasif saat meladeni Vietnam. Untuk meminimalisir kebobolan, dan melakukan sedikit serangan namun efektif.

Timnas Indonesia akan memainkan laga hidup mati melawan sesama wakil Asia Tenggara, Vietnam. Di laga kedua fase grup Piala Asia. Jika menang, asa Garuda lolos ke babak gugur terbuka. Sebaliknya jika gagal mendapat poin penuh, langkah mereka semakin berat. Sebab di laga terakhir akan bertemu Jepang.

Kukuh bilang, pelatih STY pasti sudah tahu harus menerapkan taktik seperti apa. Apakah akan tampil all out dan bermain terbuka, atau justru bermain parkir bus.

Head to Head Indonesia Vs Vietnam

Sejauh ini, kedua negara sudah bertemu 27 kali di semua ajang. Hasilnya berimbang, Indonesia menang 8 kali, imbang 11 kali, dan kalah 8 kali. Namun, ini yang perlu digarisbawahi. Skuat Garuda belum pernah menang dalam 6 pertemuan terakhirnya. Rinciannya, 3 imbang dan 3 kali kalah. Karena terakhir kali Tim Merah Putih mengalahkan Vietnam pada 2015 silam.

Baca juga:   Borneo FC di Pucuk Klasemen, Diego Michiels: di Champions Series Kami akan Lebih Manyala

Selain puasa kemenangan vs Vietnam. Timnas asuhan STY juga menelan 5 kekalahan dan 1 hasil imbang di 6 pertandingan terakhirnya. Dengan susunan skuat identik. Selain peringkat FIFA yang terpaut jauh, statistik ini menunjukkan kalau Indonesia dan Vietnam memiliki jurang kualitas yang cukup ekstrem.

Momentum Berpihak ke Garuda

Namun menurut Kukuh, kali ini kans Indonesia untuk mengalahkan Vietnam sedang terbuka. Sebab calon lawan tidak bisa diperkuat oleh semua pemain terbaiknya.

“Banyak pemain Vietnam yang cedera. Terus susunan tim pelatihnya juga banyak berganti.”

“Menurutku peluang besar justru didapatkan Indonesia. Karena sudah tahu cara mainnya Vietnam.”

Timnas Indonesia Perlu Pasif

Lanjut Kukuh, terlepas apapun yang akan direncanakan STY. Pelatih asal Korsel mesti bersikap realistis. Misalnya dengan tidak terlalu gegabah dalam permainan. Dengan terus-menerus menggempur pertahanan lawan. Ia menyarankan agar timnas cukup bermain pasif. Alias lebih banyak menunggu, lalu melancarkan serangan balik cepat.

Baca juga:   Ternyata Segini Nilai Transfer Matheus Pato dari Borneo FC ke Shandong Taishan

“Seperti saat menghadapi Iraq kemarin, cukup melancarkan 1-2 serangan, tapi efektif (jadi gol), lebih baik begitu.”

Di beberapa laga terakhir, STY gemar memainkan 3 bek tengah. Formasi ini cocok untuk bermain pasif. Karena jika memaksa bermain terbuka, ada ruang menganga di lini tengah dan depan. Sehingga menyulitkan dalam proses build up serangan dan mencetak gol.

Terlebih, kelemahan Indonesia adalah saat mendapat lawan yang melakukan tekanan progresif. Hal yang dilakukan Vietnam saat kalah 2-4 dari Jepang di laga pertama. Jika memaksa bermain terbuka, justru akan memudahkan Vietnam.

“Nah makanya satu dua serangan sih asalkan efektif dan cetak gol sih cukup bagus.”

Jika Marselino dkk bisa clean sheet sekaligus mencetak gol, paling tidak 2. Itu bisa membuat mental Vietnam turun. Dan bisa mempengaruhi perebutan posisi kedua di fase grup.

Baca juga:   Kebobolan 3 Gol di Laga Pertama, Pertahanan Timnas Indonesia Dapat Pujian

Terlepas dari itu, menurut Kukuh pemain Indonesia harus menghadapi laga ini dengan kepercayaan tinggi. Dan memiliki mentalitas yang tepat agar bisa meraih hasil positif.

“Thailand bisa menang lawan Kirgiztan yang rangking FIFA-nya lebih tinggi. Tim-tim Asia Tenggara (sejauh ini) sudah maksimal semuanya, kecuali Malaysia yang dibantai 4-0.”

“Mudah-mudahan Indonesia bisa memang dan hasilnya juga bagus,” tutup pengamat asal Samarinda itu. (dra)

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.