Connect with us

GAYA HIDUP

Kenzia dan Buku Nonfiksi: Menemukan Rumah di Komunitas Baca

Diterbitkan

pada

Salah satu peserta Samarinda Book Party, Kenzia. (Mitha/Kaltim Faktual)

Di usia 15 tahun, Kenzia memiliki minat membaca yang tidak biasa di kalangan remaja seusianya. Ketika teman-temannya lebih banyak memilih novel fantasi atau romansa, ia justru tenggelam dalam buku-buku bertema politik dan astronomi.

Salah satu buku yang paling ia rekomendasikan adalah A Brief History of Time karya Stephen Hawking. Menurutnya, buku ini tidak hanya menarik tetapi juga memberikan wawasan tambahan tentang fisika dan astronomi.

Menemukan Ruang Nyaman di Komunitas Baca

Kesukaannya pada buku nonfiksi tak selalu mendapat sambutan baik. Ia kerap mendapat respons sinis dari orang-orang yang tidak memahami ketertarikannya. Namun, semuanya berubah saat ia bergabung dengan komunitas baca Samarinda Book Party (SBP).

Baca juga:   Darurat Kekerasan Seksual, PMII Minta DPRD Samarinda Bertindak

“Mungkin kalau saya cerita ke beberapa orang soal buku yang saya baca, mereka kurang tertarik. Tapi di sini (SBP), orang-orang justru memberi respons positif,” ujarnya saat ditemui di Mahakam Lampion Garden (MLG) Samarinda.

SBP ke-33 yang digelar baru-baru ini menjadi pertemuan kedua bagi Kenzia. Melalui komunitas ini, ia tidak hanya bisa berbagi pengalaman membaca tetapi juga menemukan rekomendasi buku dari berbagai genre yang belum pernah ia coba sebelumnya.

Tumbuh dalam Lingkungan yang Mendukung Literasi

Minat Kenzia terhadap buku tak lepas dari lingkungan keluarganya yang mendukung. Kakak serta beberapa kerabatnya juga memiliki kebiasaan membaca, sehingga literasi bukanlah hal asing baginya.

Melihat masih banyaknya masyarakat yang kurang tertarik membaca, ia berharap komunitas seperti SBP bisa membantu meningkatkan budaya literasi di Indonesia.

Baca juga:   DPRD Samarinda Soroti Keterbatasan Lahan Pemakaman, Dorong Pembentukan UPTD

Meski sudah merasa nyaman, Kenzia berharap ke depannya komunitas ini bisa lebih banyak membahas buku dari berbagai genre, terutama nonfiksi.

“Jadinya orang-orang juga bisa mengenal buku-buku baru dan genre yang mungkin belum pernah mereka coba,” harapnya.

Bagi Kenzia, komunitas baca bukan sekadar tempat bertemu sesama pecinta buku, tetapi juga ruang untuk terus berkembang dan memperluas wawasan. (tha/sty)

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.