OLAHRAGA
Komentar Lengkap Pieter Huistra Usai Borneo FC Dibekuk MU, “Kami Balas di Batakan”

Borneo FC dipaksa menelan pil pahit saat bertandang ke markas Madura United, malam tadi. Selain kalah 1-0 lewat titik putih, sebanyak 3 pemain keluar lapangan dalam kondisi cedera. Usai laga, Pieter Huistra mengomentari sejumlah hal. Termasuk rencana pembalasan di kandang sendiri di leg kedua.
Tanpa keraguan, permainan Borneo FC di Stadion Gelora Bangkalan pada Leg 1 Semifinal Championship Series Liga 1, Rabu malam. Berada di bawah standar mereka sendiri.
Jika biasanya mereka fasih bermain dari kaki ke kaki, membuat peluang dari berbagai arah, mengendalikan pertandingan. Di laga ini, tidak terlihat begitu. Di babak pertama misalnya, jika Kei, Ezzi Buffon, dan Angga Saputro tidak bermain brilian, Madura United bisa saja unggul lebih awal.
Masuknya Wiljan Pluim membawa angin segar. Permainan berubah. Mereka balik mendominasi. Sayang hanya berlangsung 17 menit. Playmaker asal Belanda keluar lebih cepat karena hamstringnya tampak kumat lagi.
Selain Pluim, Stefano Lilipaly dan Fajar Fathur Rahman juga ditarik karena mengalami cedera. Sementara Felipe mampu bermain hingga akhir walau harus terpincang-pincang di akhir laga.
Kekalahan 1-0 dari titik putih, yang berawal dari pelanggaran yang dibuat Taufany menjadikan misi ke final jadi lebih berat. Sebab sejak ditinggal banyak pilar pentingnya karena cedera di 5 pekan terakhir Liga 1. Pesut Etam belum mampu mengembalikan level permainan mereka. Ditambah, banyaknya kasus cedera yang belum juga usai, bahkan terus bertambah.
Komentar Pieter Huistra
“Saya rasa pertandingan hari ini ada dua babak. Di babak pertama, Madura sangat kuat. Kami sampai tak mempunyai celah. Hingga di jeda babak, kami harus membuat perubahan dan di babak kedua kami bisa mengontrol sepenuhnya. Sangat disayangkan adanya penalti itu, (pelanggaran) itu tak terlalu dibutuhkan. Dan saya rasa itu satu-satunya peluang yang dimiliki Madura di babak kedua,” kata Pieter Huistra usai laga.
Perubahan Strategi
Di awal babak kedua, Pieter menarik duo sayap; Sihran dan Stefano Lilipaly. Nama terakhir ditarik karena mengalami cedera, sementara Sihran karena alasan taktikal.
Penggantinya adalah Wiljan Pluim dan Hendro Siswanto. Terens yang semula bermain sebagai gelandang serang, jadi bermain lebih melebar semasuknya Pluim. Namun selain Terens, tak ada pemain sayap lagi di lapangan. Sehingga serangan dari sisi kanan hanya mengandalkan Fajar Fathur Rahman untuk menyisirnya.
“Jika kamu melihat, kami masih mempunyai satu orang pemain sayap di babak kedua. Terens juga seorang pemain sayap. Jadi, kami mempunyai satu pemain sayap keluar dan membutuhkan pemain tengah ekstra.”
“Jadi, saya rasa itu pergerakan yang bagus, kami harus mengambil tantangan ini. Tapi, yang bagus menurut saya, kami bisa mengontrol babak kedua dan lebih bugar dari Madura.”
“Kamu bisa melihat mereka mempunyai masalah di akhir. Jadi, kami menantikan pertandingan selanjutnya di Batakan. Ini akan menjadi pertandingan besar lagi. Saya rasa kami harus melihat dan mengeluarkan kepercayaan diri kami di babak (semifinal) ini,” lanjutnya.
Komentar Pieter Huistra tentang VAR
Walau sudah menggunakan VAR, namun belum tersambung ke broadcaster. Sehingga penonton tidak bisa melihat apa saja yang dicek oleh teknologi tersebut. Di lapangan pun tidak tersedia layar khusus untuk memeriksa VAR. Sehingga wasit hanya mengandalkan alat komunikasi dengan wasit VAR.
“Mereka tidak cek VAR? Karena mereka memberitahu saya 2-3 kali, mereka melakulan pengecekan VAR. Di babak pertama, ada bola yang mengenai tangan seperti ini. Mereka memberitahu saya bahwa mereka telah menceknya.”
“Jadi, jika ia berkata tidak melihatnya, mereka lebih baik memberikan kami pertanyaan. Tidak ada layar monitor di sini, jadi kami, para pelatih, pemain dan supporter tidak tahu apakah mereka sudah menceknya atau tidak.”
“Jangan mengatakan kamu telah melakukannya, iya? Tapi, mungkin saya tak tahu apa artinya. Tapi kamu adalah jurnalis. Mohon untuk bertanya kepada kami tentang wasit berapa banyak mereka melakukan pengecekan.”
Badai Cedera
Selain Leo Lelis dan Agung Pras. Kini Diego Michiels, Komang Teguh, Ikhsanul Zikrak, Wiljan Pluim, Stefano Lilipaly, dan Fajar mengalami cedera juga. Ini akan menyulitkan langkah Borneo FC ke babak selanjutnya.
“Kami mempunyai beberapa pemain yang cedera. Jadi, mari lihat dalam empat hari ke depan siapa yang sudah kembali bugar, siapa yang lapar dan ingin berjuang. Sulit untuk memprediksinya sekarang bagaimana penampilan tim nantinya. Dua pemain (Komang dan Ikhsan) tersebut datang dari timnas dalam kondisi cedera. Jadi, itu juga bukan kondisi yang bagus.”
Pelatih Madura United
Madura United ditinggal pelatihnya jelang laga melawan Borneo FC. Sehari sebelum laga, Pieter ditanya soal itu. Ia lantas menjawab tidak suka dengan situasinya. Karena saat mereka kalah 0-4 dari Madura, Mauricio Souza juga tidak sedang mendampingi tim lawannya tersebut.
Usai laga, ia kembali ditanya, “Kemarin kamu mengatakan bahwa melawan Madura tanpa pelatih itu susah dan hari ini terbukti. Nanti di Batakan juga akan tanpa pelatih. Bagaimana tanggapannya?”
Pieter lantas menjawab, “Saya berharap pelatih kepala mereka kembali datang.” (dra)

-
SEPUTAR KALTIM4 hari ago
Wisman ke Kaltim Naik 259 Persen, Brunei Mendominasi Kunjungan
-
SEPUTAR KALTIM2 hari ago
Persiapan HUT ke-80 RI di Kaltim Hampir Rampung, Lokasi Pindah ke Gelora Kadrie Oening
-
EKONOMI DAN PARIWISATA2 hari ago
Program 3 Juta Rumah, Komitmen Presiden Prabowo Wujudkan Kemerdekaan Sosial Ekonomi
-
SEPUTAR KALTIM2 hari ago
Kaltim Siaga Krisis Pangan, Pemprov Siapkan 506 Ton Beras Cadangan
-
SEPUTAR KALTIM2 hari ago
Sosialisasi KI hingga Bazar UMKM Warnai Hari Bhakti Pengayoman ke-80 di Kaltim
-
PARIWARA3 hari ago
Modifikasi Fazzio Hybrid Gaya Skutik Urban Cargo Ala Jepang Buktikan Kreativitas Barudak Bandung
-
SAMARINDA2 hari ago
Semangat 1945 Bergema di Harvetnas 2025 Kaltim, Veteran Ajak Generasi Muda Jaga Kehormatan Bangsa
-
SEPUTAR KALTIM2 hari ago
Pemprov Kaltim Matangkan Persiapan Upacara 17 Agustus Lewat Gladi di Stadion Kadrie Oening