LIPUTAN KHUSUS
Pemkot Dinilai Belum Siap Bangun Ulang Pasar Pagi, Pedagang: Sebaiknya Direhab Saja
Waktu terus berjalan, sementara rencana pembangunan ulang Pasar Pagi belum menunjukkan kemajuan. Setelah para pedagang berbincang dengan DPRD, mereka menyarankan agar pasar tersebut direhab saja.
Pemkot melalui Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Samarinda, belum lama ini mengungkapkan rencananya untuk membangun ulang Pasar Pagi. Wacana yang bergulir sejak Februari lalu, dan ramai diperbincangkan selama dua bulan terakhir.
Karena rencananya besar, wacana ini begitu masif disampaikan kepada media. Pemkot mengaku sudah melakukan sosialisasi. Sudah membuat perencanaan, dan tengah mencari tempat relokasi untuk kemudian disampaikan kepada pedagang.
Namun belum apa-apa, banyak gejolak muncul. Mulai dari belum pastinya tempat relokasi. Awalnya akan disebar ke berbagai pasar, namun urung karena lapaknya tidak cukup. Kemudian rencana lain ke eks Bandara Temindung. Namun berpotensi batal karena akan digunakan untuk Creative Hub Kaltim.
Beberapa opsi tempat lain, juga tidak berpotensi bagus. Sementara rencana untuk ke Pelabuhan Pelindo, teranyar masih belum dapat jawaban. Hingga belum ada opsi yang benar-benar diunggulkan.
Pedagang sempat meminta agar relokasi ditunda. Sampai setelah Lebaran. Namun ditolak oleh pemkot karena tidak sesuai dengan masa tahun anggaran.
Sementara rencana awal, sebelum akhir tahun. Pasar Pagi harus sudah kosong. Awal tahun 2024 bangunan akan dirobohkan. Karena akan dibangun Pasar Pagi high level. Desainnya modern dengan 4 sampai 5 lantai, dilengkapi lift dan eskalator. Juga parkiran yang luas.
RDP dengan Dewan
Sementara waktu terus berjalan. Rencana pembangunan ulang Pasar Pagi itu tampak belum berprogres. Tinggal tersisa 3 bulan lagi menuju pergantian tahun. Sementara pemberitaan yang masif membuat banyak pihak resah.
Hasilnya pasar justru makin sepi. Kemudian dilaksanakan rapat dengar pendapat antara pedagang, DPRD Samarinda, hingga Dinas Perdagangan. Pada Kamis, 5 Oktober 2023. Membahas bagaimana kelanjutan rencana yang sempat senyap.
Ketua Forum Pedagang Pasar Pagi Samarinda, Thoriq Hakim mengaku puas dengan rekomendasi DPRD Samarinda. Karena kedua pihak satu pendapat kalau merasa pemkot belum siap untuk pembangunan ulang Pasar Pagi. Perencanaannya pun belum matang.
“Jadi seluruh klarifikasi Pak Wali Kota, bahwa selama ini kami diresahkan oleh perencanaan beliau.”
“Karena kondisi pasar yang sudah tidak layak itu yang jadi masalah. Akhirnya pembeli tidak ada yang berani ke Pasar Pagi dan itu mengurangi omzet kami,” ungkap Thoriq usai agenda.
Cerita Thoriq, pascapernyataan pemkot, para pelaku ekonomi di pasar sangat tertekan. Apalagi dengan ketidakpastian yang ditawarkan oleh pemkot. Sementara berbincang dengan pedagang saja belum pernah dilakukan.
“Kami minta kepada Wali Kota untuk menghentikan opini-opini yang dibentuk di masyarakat bahwa Pasar Pagi sudah tua dan tidak layak digunakan dan itu tidak benar.”
Pasar Pagi Masih Layak
Menurut Thoriq, kondisi bangunan Pasar Pagi masih kuat dan kokoh. Apalagi, katanya, riwayat sejarah pembangunan yang disampaikan pemkot ada kekeliruan. Karena pembangunan permanen Pasar Pagi bukan pada tahun 60 atau 70 an.
Karena sebelumnya terbangun dengan material kayu, dan sempat terjadi kebakaran. Nah pascakebakaran itu barulah pasar di tepian Mahakam itu memiliki fisik permanen. Sekitar tahun 1985 dibangun hingga 1988.
Kemudian kata Thoriq, setelahnya juga sudah ada beberapa kali perbaikan. Sehingga sampai saat ini masih bagus secara kondisi bangunan. Hanya perlu pembenahan beberapa hal.
Pertama melakukan evaluasi ulang terkait rencana pembangunan ulang pasar. Perlu uji kelayakan konstruksi bangunan oleh ahli. Kemudian perencanaan yang matang menyangkut pemindahan pedagang dan penempatan yang layak.
Lalu menunda rencana sampai setelah Lebaran Idulfitri 2024. Agar pedagang bisa menyetabilkan perputaran ekonomi yang akan berdampak pada pendapatan pedagang dan PAD Kota Samarinda.
“Sebaiknya Bapak Wali Kota, Pasar Pagi sebaiknya direhab saja terutama talang-talang yang bocor,” lanjut Thoriq.
“Kalau bangunanya Insyaallah masih kuat, atap masih bagus. Yang bocor itu adalah talang koneksi antara bangunan lama dengan bangunan baru itu saja,” tambahnya.
“Dan juga mohon Bapak Wali Kota berkirim surat kepada PLN untuk merapikan kabel-kabel yang semrawut,” lanjut Thoriq lagi.
Ketua Forum Pedagang Pasar Pagi itu mengaku masih belum mendapat sosialisasi dari pemkot. Tidak juga ada bersurat kepada perwakilan pedagang.
Rencana Pembangunan Pasar Pagi Belum Matang
Terpisah, Anggota Komisi II DPRD Samarinda, Laila Fatihah melihat kalau pada dasarnya para pedagang setuju dengan rencana pemkot. Hanya saja memang perencanaannya belum matang.
“Mereka hanya meminta waktu. Karena sebentar lagi kan Lebaran, mereka sudah siapkan stok barang untuk nanti masuk di bulan Ramadan menuju Hari Raya Lebaran,” jelas Laila usai pertemuan.
“Kami anggap rencananya belum matang, karena yang pertama untuk memindahkan saja mereka belum tahu lokasinya di mana. Sementara statemen yang dikeluarkan adalah Pasar Pagi harus steril di bulan November,” lanjutnya.
Sama dengan pedagang. Laila mengaku, DPRD juga pada dasarnya setuju saja dengan rencana Pemkot. Jika direncanakan dengan matang dan dikerjakan dengan baik. Pro aktif melakukan diskusi dengan berbagai pihak.
Hal lain yang membuat kedua pihak menilai Pemkot Samarinda tidak siap, karena rencana ini belum disampaikan atau dibicarakan sama sekali dengan DPRD. Baik secara perencanaan pembangunan di Komisi III atau anggaran di Komisi II.
“Yakin enggak sih dalam satu tahun selesai? Kita belajar pada pasar Baqa lah.”
“Matangkan dulu, kalau memang dalam satu tahun perencanaan kerjanya, berarti para pedagang ini kan harus juga dicarikan tempat untuk mereka berdagang yang layak, jangan hanya sekadar dipindahkan saja,” tambah Laila.
Pemkot Perlu Ngobrol
Laila berharap ada itikad dari pemkot untuk diskusi dengan DPRD atau para pedagang. Bukan berpikir sendiri dan tak mau mendengar. Apalagi kondisi ekonomi para pedagang yang belum pulih sepenuhnya dari pandemi kemarin.
Legislator Samarinda itu menilai, berbagai statement pemkot soal pasar itu tidak layak, membuat para pengunjung itu takut untuk ke pasar. Hingga pendapatan pedagang menurun. Sementara yang mengatakan bukan ahli yang kompeten.
“Harusnya yang berkompeten, yang memiliki lisensi bagi analisis tentang kelayakan bangunan. Harus hadir dulu tenaga teknisnya bukan seseorang hanya bisa mengatakan seperti itu, harus ada dasarnya,” ujar Laila di gedung DPRD.
Laila melihat dari internal pemkot, terkhusus Disdag. Secara internal juga belum duduk bareng. Belum mufakat dan menghasilkan satu keputusan. Sehingga rencananya masih mengambang.
“Rencanakan dengan matang, itu dulu. Kalau kami jika ini untuk perubahan yang lebih baik, pasti kami setuju. Yang penting segala sesuatunya terencana dengan baik,” tandasnya. (dra)
Reporter: Khairun Nisa
-
EKONOMI DAN PARIWISATA6 hari yang lalu
Mengenal Pisang Kepok Grecek dari Kutim yang Sudah Go Internasional
-
OLAHRAGA1 minggu yang lalu
Resmi Gantikan Persija, Borneo FC Satu Grup dengan Buriram United di Group B ASEAN Club Championship
-
SAMARINDA6 hari yang lalu
Aliansi Pedagang BBM Eceran di Samarinda Kompak Ajukan Izin
-
OLAHRAGA1 minggu yang lalu
Melempem di 4 Laga Terakhir, Ratusan Pusamania Geruduk Latihan Borneo FC; Sampaikan Keluhan dan Dukungan, Minta Tim Fokus Kejar Gelar
-
OLAHRAGA1 minggu yang lalu
Dipermak MU 4-0 di Pertemuan Terakhir, Youngstar Borneo FC Sebut Timnya akan Tampil Lebih Kuat di Championsip Series
-
OLAHRAGA5 hari yang lalu
Fajar dan Pluim Tersedia, Borneo FC Bawa Skuad Terbaiknya ke Madura
-
OLAHRAGA1 minggu yang lalu
5 Pemain Borneo FC yang Punya Pengalaman Main di Kompetisi Internasional Antarklub
-
SAMARINDA1 minggu yang lalu
Tiru Gold View Jembatan Thailand, Jembatan Achmad Amins Samarinda Bakal Dipercantik Tahun Depan