Connect with us

MAHULU

Perempuan Dayak Kuping Panjang Asal Mahulu akan Ikuti Misi Kebudayaan di Belanda

Diterbitkan

pada

Kegiatan audiensi di Jakarta bersama Panitia Dayak Long Ears Through the Lens serta jajaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. (Diskominfo Kaltim)

Perempuan Dayak berkuping panjang, Yek Lawing dari Kampung Long Isun Mahulu akan tampil pada misi kebudayaan di Belanda pada akhir Mei nanti.

Perempuan Dayak kuping panjang dijadwalkan tampil pada misi kebudayaan bertajuk Dayak Long Ears Through The Lens yang dilaksanakan di Belanda pada 31 Mei hingga 30 Juni 2024.

“Kita akan hadirkan salah satu tokoh perempuan dayak berkuping panjang, Ibu Yek Lawing dari Kampung Long Isun, Kecamatan Long Pahangai Mahulu, Kaltim,” kata Ketua Panitia Misi Kebudayaan: Dayak Long Ears Through The Lens, Yani Saloh.

Yani Saloh juga mengatakan bahwa saat ini hanya tersisa 47 perempuan telinga panjang yang tersebar di Kalimantan Timur, Kalimantan Utara dan Kalimantan Barat.

Baca juga:   Angka Kemiskinan Mahulu Masih Jadi yang Tertinggi di Kaltim, Efek Data Belum Diperbarui

Menurut Yani, hal ini merupakan warisan budaya ini harus terus dijaga dan dilestarikan.

Kegiatan Dayak Long Ears Through The Lens dimulai pada 31 Mei 2024 yang diisi dengan pameran photo etnofotografi kuping panjang dan pertunjukan budaya di Museum Sophiahof Den Haag, Belanda.

Kegiatan dilanjutkan dengan Tong Tong Fair (TTF) pada 2 Juni 2024 mendatang. TTF menjadi Festival Budaya Indonesia tertua dan terbesar di dunia yang diselenggarakan setiap tahun di Belanda sejak 1959.

“Pada pameran Etnofotografi ini menampilkan karya Ati Bachtiar, diisi dengan pertunjukan musik, screening video, tarian Dayak hingga diskusi ringan mengenai kearifan lokal Masyarakat Adat Dayak,”kata Yani Saloh.

Sementara itu, Pj Gubernur Kaltim, Akmal Malik mengaku mendukung kegiatan tersebut. Ia bahkan menyarankan pameran kebudayaan seperti itu juga bisa digelar di Kaltim.

Baca juga:   Angka Kemiskinan Mahulu Masih Jadi yang Tertinggi di Kaltim, Efek Data Belum Diperbarui

“Pada prinsipnya bagus dan saya mendukung. Kalau perlu, kita bikin di Kaltim undang pegiat budaya dari negara lain, misalnya Myanmar atau Vietnam,” ujar Akmal Malik. (rw)

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.