Connect with us

NUSANTARA

Rakernas JMSI ke-3 di Samarinda, Media Pers Diminta Jaga Nilai Kebenaran dan Demokrasi

Diterbitkan

pada

Rakernas JMSI ke-3 di Kota Samarinda. (Nisa/Kaltim Faktual)

JMSI telah menggelar Rakernas ke-3 di Kota Samarinda pada Senin malam. Melalui acara ini, media pers berbasis siber di Indonesia dan Kaltim diminta untuk terus menjaga nilai kebenaran dan jadi pilar demokrasi Indonesia.

Perkembangan media pers di Indonesia telah melalui proses yang sangat panjang. Terutama setelah masa reformasi 1998. Kebebasan pers telah dijamin oleh negara hingga saat ini. Pers terus berkembang dengan berbagai platform media.

Semula melalui media radio, koran, televisi, hingga terus berkembang dan kini banyak bermunculan media pers berbasis siber atau online. Meski berbeda, pers tetap menjalankan kerja jurnalistik sesuai kode etik yang berlaku.

Seiring perkembangan itu, dengan maraknya perusahaan media berbasis siber, berbagai perusahaan media siber kemudian berhimpun melalui organisasi JMSI alias Jaringan Media Siber Indonesia yang berdiri pada tahun 2020.

Pertama kali dideklarasikan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) oleh perwakilan dari 21 provinsi. Keanggotaannya sudah mencapai 34 provinsi di Indonesia.

Baca juga:   Pemkot Samarinda Mulai Uji Coba Program Makan Siang Gratis, Persiapan untuk Tahun Depan

Rakernas JMSI Tahun 2024

Menjelang tutup tahun, pada Senin malam, 16 Desember 2024, JMSI menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-3 di Kota Samarinda, Kaltim. Dalam hal ini JMSI Provinsi Kaltim sebagai tuan rumahnya.

Digelar megah di Hotel Aston, Kota Samarinda, Rakernas JMSI ke-3 dihadiri sejumlah tokoh dan pejabat penting. Seperti Menteri HAM RI Natalius Pigai, wali kota Samarinda, kepala Diskominfo Kaltim, ketua JMSI Pusat, ketua JMSI Kaltim, dan sejumlah pejabat lainnya.

Rakernas JMSI ke-3 dirangkai dengan agenda deklarasi lembaran baru Indonesia, dilanjutkan pelantikan JMSI cabang kabupaten/kota, yakni JMSI cabang Kutai Kartanegara, Balikpapan, dan Penajam Paser Utara. Hingga agenda inti malam penganugerahan JMSI Award kepada tokoh dan pejabat penting yang telah berjasa.

Pers Harus Jujur

Ketua JMSI Provinsi Kaltim, Mohammad Sukri menekankan dengan adanya pelantikan JMSI cabang kabupaten/kota di Kaltim, akan jadi barometer kemajuan pers siber di provinsi ini. Utamanya dengan adanya Ibu Kota Nusantara.

Baca juga:   Hadiri Pentas Seni SDN 016 Sungai Pinang, Kadisdikbud Samarinda Puas dengan Kuliner Berbahan Lokal yang Disajikan

“Bagaimana membangun media ke depan jauh lebih bagus. Kualitas dijaga. Dengan JMSI kita menjadi organisasi pers yang dibanggakan,” kata Sukri dalam sambutannya.

Terpisah, dalam sambutannya, Menteri HAM RI Natalius Pigai menyebut media pers termasuk salah satu pilar terpenting dalam berbangsa dan bernegara. Pers jadi pilar penting di dalam penyelenggaraan demokrasi di Indonesia.

Natalius Pigai mengatakan, Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan sebanyak 8 misi selama masa jabatannya yang tertuang dalam Asta Cita. Poin pertama tertulis, Memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi, dan hak asasi manusia (HAM).

Lanjut Natalius, Presiden Prabowo memiliki komitmen dalam menjaga kebebasan pers, sudah tertuang dalam poin pertama tersebut. Sehingga presiden menempatkan kebebasan pers sebagai prioritas dan paling utama.

“Menempatkan poin hak asasi manusia, lalu demokrasi, dan Pancasila di puncak. Secara media pers adalah pilar utama demokrasi, artinya presiden menempatkan pers di puncak dalam cita-cita nya,” katanya di Samarinda.

Baca juga:   Tinjau Uji Coba Makan Bergizi Gratis di SLB Samarinda, Sekda Sri Temukan Sejumlah Catatan Menarik

Kata Natalius, di dalam pers, juga terdapat nilai hak asasi manusia, yakni hak masyarakat untuk mendapatkan informasi. Sementara media memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk memancarkan nilai-nilai positif.

Media pers harus memancarkan nilai-nilai dari kebenaran, kejujuran, hak asasi manusia dan demokrasi perdamaian. Nilai-nilai Pancasila dan juga sebagai kontrol pemerintahan yang baik sesuai kode etik jurnalistik.

“Tanpa media tidak bisa melakukan streaming atas kegiatan dalam institusi negara, tidak bisa merubah mindset masyarakat, merubah sektor wisata.”

“Saya meyakini pers tidak hanya jendela dunia. Tapi sebagai cahaya. Tanpa pers tidak mungkin terbuka cakrawala.”

Natalius berharap pers, dalam hal ini secara khusus anggota JMSI tidak hanya sekadar jadi organisasi pers. Namun bisa mempertahankan nilai-nilai yang diperlukan tersebut demi wujudkan demokrasi yang baik di Indonesia. (ens/fth)

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.