Connect with us

LIPUTAN KHUSUS

Respons Disdag Soal Permintaan Forum Pedagang Pasar Pagi: Sabar Dulu Ya, Nanti Pasti Diajak Ngobrol Setelah Dapat Tempat Relokasi

Diterbitkan

pada

pasar pagi
Kadisdag Samarinda Marnabas merespons keluhan Pedagang Pasar Pagi. (Dok)

Sebagian besar permintaan Forum Pedagang Pasar Pagi Samarinda sedang diupayakan Disdag. Sementara soal belum pernah ngobrol tentang relokasi, sampai dugaan tidak melibatkan pedagang. Disdag meminta waktu sampai mereka dapat tempat relokasi.

Pemkot Samarinda sebentar lagi akan segera merealisasikan rencana pembangunan ulang Pasar Pagi yang sudah bergulir sejak Februari itu. Sisa waktu di tahun 2023 ini dimanfaatkan untuk tahap persiapan.

Mulai dari perencanaan konsep bangunan, pendataan, sosialisasi, pencarian tempat hingga relokasi pedagang. Kemudian barulah Pasar Pagi Samarinda dirobohkan dan dibangun bangunan baru yang lebih oke. Targetnya setahun selesai.

Saat ini sudah September. Berarti empat bulan lagi pasar legendaris itu akan dikosongkan. Pemkot Samarinda melalui Disdag mengaku telah melakukan beberapa tahap. Di antaranya perencanaan konsep bangunan, pendataan hingga sosialisasi. Data terakhir sebanyak 2800 pedagang. Dan sudah disampaikan secara door to door ketika melakukan pendataan.

Reaksi Forum Pedagang Pasar Pagi

Namun, di sisi lain. Para pedagang yang tergabung dalam Forum Pedagang Pasar Pagi Samarinda mengaku belum ada dialog secara langsung dari Pemkot Samarinda. Mereka merasa tidak dilibatkan dalam rencana relokasi. Padahal mereka lah yang paling merasakan dampaknya. Kini mereka pun menuntut kepastian.

Akan dipindahkan ke mana, jauh atau tidak, strategis atau tidak, tetap untung atau tidak. Karena pada saat sosialisasi, yang dibicarakan belum sejauh itu. Namun wacana yang beredar di media begitu masif.

Para pedagang merasa pemkot terlalu terburu-buru ambil keputusan. Mereka minta pemkot mematangkan dulu semua rencana itu. Melakukan kajian ilmiah. Juga pembangunan ulangnya ditunda, begitu juga relokasinya menunggu usai Lebaran Idulfitri. Juga tempat relokasi sesuai request mereka. Yakni di eks Pelabuhan Peti Kemas Samarinda atau Citra Niaga.

Respons Disdag Samarinda

Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Samarinda Marnabas kemudian merespons. Dia bilang, hampir semua tuntutan pedagang memang tengah diusahakannya. Apalagi sebelumnya sudah ada perwakilan pedagang yang menghadap ke kantornya untuk menanyakan kejelasan.

Marnabas bilang, kalau saat ini DIsdaga lagi pusing cari tempat. Semua tempat yang potensial tengah dijajaki. Karena memang tidak mudah memindahkan hampir 3000 pedagang. Dananya juga tidak sedikit. Bisa mencapai Rp28 miliar per tahun.

“Ini saya lagi mencari tempat. Jadi apa yang disampaikan itu, sebenarnya sudah (diupayakan). Saya sudah ke Temindung, tinggal menunggu Pak Gubernur pulang dinas luar, saya mau menghadap,” jelas Marnabas ketika dihubungi pada Sabtu, 9 September 2023.

“Pelindo sudah saya datangi, belum ada tanda-tanda, nunggu suratnya. Kalau Citra Niaga gak boleh, gak boleh diganggu itu. Kalau pedagang minta ke Peti Kemas, asal orangnya mau. Masalahnya ini kan yang punya Peti Kemas siapa?” 

Marnabas menjelaskan kalau eks Pelabuhan Peti Kemas yang diinginkan pedagang itu adalah milik Pelindo. Sehingga kewenangannya di Pusat. Meski peluangnya kecil, tapi ia mengaku segera mendekati pengelola untuk melakukan negoisasi.

Menurutnya, segala usulan yang ingin disampaikan oleh para pedagang. Seharusnya disampaikan langsung kepadanya. Atau jika tidak, bisa ke Kantor UPT Dinas Pasar yang terletak di lantai atas Pasar Pagi.

Sebagai mantan pedagang, Marnabas mengaku memahami kebutuhan para pedagang. Sehingga ia akan berusaha memperhatikan mereka. Termasuk dari sisi ekonominya.

“Apa yang ada itu sudah masuk di benak saya semuanya. Saya ini kan mantan pedagang juga. Tau permasalahan-permasalahan gitu. Ya kita sudah rancang, kita susun,” imbuhnya.

Agendakan Dialog dengan Pedagang Pasar Pagi

Soal keterlibatan pedagang. Marnabas menampik kalau dinasnya abai. Niatan untuk berdialog itu ada, dan sudah terencana. Hanya saja, ia tidak mau menggelar pembicaraan resmi, sebelum ada kepastian.

“Masa kita mau sosialisasi resmi, panggil pedagang, kalau belum final tempatnya? (Nanti) perwakilan pedagang ikan, konveksi, emas, nanti kita duduk bareng. Tunggu tempatnya fiks dulu.”

“Kalau rencana ya sudah ada. Syukur-syukur November sudah clear aman itu. Kalau November bisa pindah, Desember bisa diruntuhkan. Januari, Februari bisa dibangun. Desember bisa jadi kan enak, setahun aja bisa langsung menempati. Kita berharap begitu,” tambahnya.

Pemkot Tak Sepakat Diundur

Pedagang menginginkan relokasi pasar baru dilakukan usai Lebaran Idulfitri tahun depan. Meski tidak menjelaskan rinci. Permintaan ini kemungkinan besar karena mereka ingin menikmati cuan besar sebelum pindah ke pasar sementara. Yang belum tentu profitnya stabil.

Pasalnya sepanjang Ramadan sampai H-1 Idulfitri. Jumlah pengunjung dari seluruh daerah di Kaltim meningkat pesat.

Sementara itu, pedagang ingin pemkot tidak tergesa-gesa. Memastikan pra proyek hingga pendanaannya dulu. Supaya rencana setahun jadi itu bisa terealisasi. Tidak molor seperti proyek beberapa pasar di Samarinda.

Merespons itu, Marnabas bilang, “Jangan diundur. Nanti kasusnya seperti pasar lain. Sampai 3-4 tahun. Kan kasihan pedagang.”

Lebih lanjut soal tempat relokasi. Dia mengaku tak akan bisa mengakomodir keinginan semua pedagang. Pasalnya dalam sosialisasi sebelumnya. Beberapa pedagang sudah meminta lokasi tertentu. Menyesuaikan dengan segmen pasar dagangannya. Semisal pedagang baju inginnya di sini, pedagang sayur di situ.

Termasuk permintaan untuk tidak dipencar-pencar. Itu semua, kata Marnabas, sudah ditampung. Dan coba diakomodir dengan rencana peminjaman eks Bandara Temindung yang masih berada di tengah kota.

“Saya datang ke Bandara Temindung itu (usulan pedagang). ‘Pak bagusnya Pelindo’ oh iya saya datang ke situ. ‘Pak, Citra Niaga’, oh gak bisa kalau Citra. Ntar kita sesuaikan.”

“Kalau mengikuti keinginan semua orang ya nggak terbangun itu. Ada yang hitam, ada yang putih. Sebanyak 2800 mau kita ikutin semua ya gabisa. Kita ambil yang generalis nanti.”

Bukan Proyek Tanggung

Cikal rencana revitalisasi ini, kata Marnabas. Adalah keluhan pedagang ke wali kota. Yang melaporkan kalau kondisi Pasar Pagi sudah kumuh. Dan karena Pasar Pagi adalah pasar terbesar, dan sudah memiliki pelanggan yang besar pula. Andi Harun pun tidak ingin tanggung-tanggung. Sekalian saja dibuatkan yang bagus. Sehingga bisa menarik lebih banyak peminat lagi. Sekaligus mengurai kemacetan akibat tidak adanya ruang parkir memadai di pasar saat ini.

“Nah makanya Wali Kota berpikir kalau ini perlu direvitalisasi. Nggak tanggung-tanggung anggarannya sampai Rp288 miliar itu.”

“Kita mau bikin sistem lift dan eskalator dan lainnya nanti diatur. Sekali lagi ini tahap perencanaan kita.”

Di luar pembangunan fisik. Relokasi sementara ini saja, kata Marnabas. Akan memakan biaya yang tidak sedikit. Jika asumsinya sewa lapak Rp10 juta per tahun per pedagang. Berarti pemkot harus menyiapkan duit Rp28 miliar. Hanya untuk menyewa lapak.

Karena itu, ia meminta para pedagang bersabar dulu. Ikuti prosesnya. Saat semua beres, pertemuan resmi segera digelar. Termasuk mengundang media. Biar semua klir, semua paham.

“Kita berharap semua cooling down dulu, mencari yang terbaik,” pungkas Marnabas. (dra)

Reporter: Khairun Nisa  Editor: Ahmad A. Arifin

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.