Connect with us

SEPUTAR KALTIM

Stand Provinsi Papua di MTQ Jajakan Produk Lokal untuk Semua Kalangan

Diterbitkan

pada

Stand Provinsi Papua di MTQ Nasional ke-30 di Samarinda. (Nisa/Kaltim Faktual)

Stand Provinsi Papua memboyong banyak kerajinan dan produk lokalnya dari Merauke. Ada mahkota, pernak-pernik, tas dan dompet dari kulit buaya, hingga berfoto menggunakan baju khas yang bisa dilakukan semua kalangan.

Perhelatan akbar Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional ke-30 tahun 2024 di Kota Samarinda berlangsung semarak. Ada berbagai cabang lomba yang diikuti ribuan peserta dari 36 Provinsi di Indonesia.

Selain itu, ragam aktivitas juga disajikan bagi masyarakat, melalui Expo MTQ Nasional yang digelar di Gedung Convention Hall, Sempaja, Samarinda. Di sana ada banyak stand, baik dari Pemprov Kaltim maupun provinsi lain.

Salah satu yang menarik ialah stand Provinsi Papua. Berbagai produk yang dijajakan, menunjukkan ke-khas-an masyarakat Papua. Seperti sejumlah baju adat, yang dipajang di depan stand, menarik perhatian pengunjung.

Baca juga:   Syiar Agama lewat Seni: Lukisan Kaligrafi dari 36 Negara Mejeng di MTQN ke-30 di Kalimantan Timur

Pengrajin produk Papua, Fatma Ramandey mengaku banyak membawa produk langsung dari Papua. Untuk pakaian adat pun, sudah dirancang agar bisa dipakai seluruh kalangan. Tidak hanya masyarakat Papua saja.

“Baju kulit kayu, itu baju kreasi modern. Biasa untuk menari, terima tamu, karnaval. Baju yang saya bawa ke sini sudah baju kreasi modern, umum semua bisa pakai.”

“Beda dengan baju suku. Yang ini saya memang merancang semua orang bisa pakai. Ada koteka, ada rok daun sagu juga, untuk menari,” jelas Fatma ketika ditemui Kaltim Faktual.

Jauh Namun Berkesan

Selain baju, Fatma juga membawa mahkota Papua. Semacam aksesoris yang digunakan di kepala serupa topi, dengan hiasan bulu-bulu burung kasuari. Mahkota Papua pun dibuat dengan aneka bahan alam. Mulai dari kerang, kulit kayu melinjo, dan kulit kayu.

Baca juga:   MTQ Nasional ke-30 Kaltim Manjakan Penonton dengan Teknologi Digital

Lalu ada noken alias tas yang dibuat dengan kulit kayu yang dibuat menjadi benang, lalu dirajut. Selain itu ada pula tas dan dompet dari kulit buaya yang diolah langsung oleh masyarakat Papua.

Selain tas, ada pula topi noken. Bahan yang sama, yakni dari kulit kayu yang dibuat menjadi benang dan dirajut. Biasa digunakan di kepala, fungsinya sebagai kopiah. Biasa digunakan oleh anak laki-laki.

“Ini ada juga pernak-pernik dari kerang yang saya buat sendiri. Saya bawa dari Papua,” kata Fatma.

Fatma menghela nafas cukup berat ketika ditanya soal perjalanannya. Baginya perjalanan dari Papua ke Kaltim, sangat jauh. Namun Dia merasa mendapatkan pengalaman yang sangat luar biasa, termasuk soal religi.

Baca juga:   Teras Samarinda Vs Kebiasaan Buruk Warga: Tempat Sudah Bagus, tapi Parkir dan Buang Sampah Masih Sembarangan

“Kesan saya ke Samarinda, sangat jauh tapi luar biasa. Saya dapat pengalaman banyak di sini. Orangnya ramah, taat aturan,” ujar Fatma.

“Saya terharu, hampir semua pakai kerudung, beda dengan kami di sana. Saya terharu, ini bisa jadi contoh,” sambungnya.

Dengan adanya stand Papua di MTQ Nasional ke-30 di Samarinda, Fatma mengucap banyak syukur karena sudah diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia dan Kaltim. Dia berharap bisa memperkenalkan budaya khas Papua kepada masyarakat luas.

“Jangan ragu menggunakan aksesoris papua. Karena Kalimantan dan Papua itu satu. Tidak beda. Mari kita lestarikan kita punya budaya, kan tidak beda jauh. Kita kembangkan kita lestarikan. Kita gunakan yang ada di alam Papua dan Kalimantan sama,” pungkasnya. (ens/gdc)

Ikuti Berita lainnya di Gambar berikut tidak memiliki atribut alt; nama berkasnya adalah Logo-Google-News-removebg-preview.png

Bagikan

advertising

POPULER

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Hello. Add your message here.