SAMARINDA
DPRD Samarinda: Memberi Anak Jalanan Berarti Mendukung Keberadaannya

DPRD Samarinda meminta warga berhenti mengasihani anak jalanan dan pengemis. Kalau ingin mereka meninggalkan kota ini.
Jika melintasi jalanan Samarinda, sejumlah titik lampu merah tampak pemandangan yang tak asing. Anak-anak yang menjajakan jualan, menyanyi dengan gitar di tangan. Hingga membawa semprotan dan kain lap untuk membersihkan kendaraan yang tengah menunggu lampu hijau.
Sebagian pengendara merasa kasihan. Sebagian lagi terganggu. Pada dasarnya, anak jalanan memang tak semestinya ada. Karena mengganggu keamanan dan kenyamanan pengendara.
Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk menertibkan lalu membina mereka. Membekali kompetensi supaya tidak lagi cari uang di jalan. Dan mendapatkan penghidupan yang lebih layak.
Itu sudah diatur dalam Perda No 7 Tahun 2017 tentang pembinaan terhadap pengemis, anak jalanan dan gelandangan.
Namun pemerintah sendiri masih kesulitan untuk mengatasi mereka. Masalah anggaran masih jadi kendala utamanya.
Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Sri Puji Astuti menyebut eksekusi anjal dan gepeng oleh pemerintah memang masih kurang.
“Kita sudah punya perdanya. Tetapi perda itu tidak didukung sarana dan prasarananya. Seperti adanya rumah perlindungan, rumah singgah, rumah pembinaan itu kita belum punya,” kata Puji, Selasa, 20 Juni 2023.
“Lalu anggaran. Anggaran tidak digelontorkan banyak,” tambahnya.
Selain itu, Puji juga menyoroti masyarakat yang sering memberi kepada anak jalanan maupun pengemis atas nama kepedulian sosial. Menurutnya itu justru sebagai bentuk dukungan terhadap keberlangsungan mereka di jalanan.
Ia menyebut pemerintah perlu melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Agar tidak ada lagi yang memberi kepada anak jalanan. Sembari pemerintah berupaya menertibkan mereka dari jalanan.
“Supaya perda yang kita buat itu bisa maksimal. SDM dan sarana prasarananya kita siapkan juga sosialisasi ke masyarakat,” kata Ketua Komisi IV DPRD Samarinda itu.
Puji menilai, memberi tidak membuat mereka menjadi kaya. Justru menambah jumlah mereka. Selain itu ikut mendukung mereka jauh dari pendidikan. Dan mendukung kesenjangan ekonomi terus ada.
“Karena selama masyarakat memberi maka akan semakin ada, seperti PKL juga, selama ada yang membeli, maka masih ada dia di (trotoar atau di atas drainase) situ,” kuncinya. (*/ens/dra)

-
SAMARINDA5 hari ago
Kepala SMA N 10 Samarinda Dicopot, Disdikbud Ungkap Pelanggaran Prosedur dan Mobilisasi Dukungan Militer
-
SAMARINDA5 hari ago
Mediasi Malpraktik RSHD Samarinda Gagal, Dokter dan Pasien Bersikukuh pada Klaim Masing-masing
-
SAMARINDA3 hari ago
Rakernas PKK 2025 Digelar di Samarinda, Promosikan Budaya dan UMKM Lokal
-
SEPUTAR KALTIM3 hari ago
Konflik Tarif Transportasi Online di Kaltim, Driver Desak Cabut Izin Maxim
-
EKONOMI DAN PARIWISATA5 hari ago
Harga Sawit di Kaltim Turun, Disbun: Dipengaruhi Anjloknya Harga CPO dan Kernel
-
PARIWARA2 hari ago
Teras Samarinda Ramai Dikunjungi saat Libur Panjang, Warga Menikmati Pesona Mahakam
-
PARIWARA3 hari ago
Yamaha Indonesia Jadi Satu-Satunya Produsen Sepeda Motor Peraih GREEN PROPER Award di Seluruh Plant Produksi
-
SEPUTAR KALTIM5 hari ago
BMKG: Awal Juli 2025, Sebagian Besar Wilayah Kaltim Alami Curah Hujan Rendah